RATIONING AIR DITUNDA
ATB Tunda Rationing Air di Batam, Warga Mengaku Masih Cemas: Adakah Jaminan Air Tak Habis?
PT Adhya Tirta Batam (ATB) resmi menunda pendistribusian air bergilir (rationing) di sejumlah pelanggan yang rencananya dimulai 15
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA dok ATB
Kondisi air baku di waduk Duriangkang semakin surut dan memprihatinkan. ATB telah melakukan berbagai upaya efisiensi pengolahan air, guna meminimalisir dampak minimnya cadangan air baku Kota Batam. Namun, yang paling penting adalah upaya serius pemerintah dalam melaksanakan konservasi air baku.
ATB Tunda Rationing Air di Batam, Warga Mengaku Masih Cemas: Adakah Jaminan Air Tak Habis?
BATAM, TRIBUNBATAM.id - PT Adhya Tirta Batam (ATB) resmi menunda pendistribusian air bergilir (rationing) di sejumlah pelanggan yang rencananya dimulai 15 Maret 2020 ini.
Meski rationing air ditunda, hal itu tak lantas membuat warga Batam yang terdampak senang.
Meski rationing air ditunda, hal itu tak lantas membuat warga Batam yang terdampak senang.
Beberapa warga Batam mengaku, penundaan ini hanyalah kondisi sementara. Seperti kata seorang warga bernama Fajar.
Karyawan swasta ini mengatakan, seharusnya instansi terkait memberi jaminan terhadap warga jika stok air baku di Batam tak habis dalam jangka waktu cukup lama.
"Oke ditunda. Tapi krisis itu bagaimana? Adakah jaminan jika penundaan ini air di Batam tak habis," ungkapnya kepada Tribun Batam, Jumat (13/3/2020).
Video Bintan Marathon 2020
Sebagai warga biasa, ia mengatakan kebutuhan terhadap air merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang.
Bahkan katanya, di beberapa daerah sekitar tempatnya tinggal, masih banyak warga yang bergantung terhadap penggunaan sumur galian dalam memenuhi kebutuhan terhadap air.
• Rationing Air Ditunda, ATB Ingatkan Warga Batam Tetap Waspada: Ancaman Krisis Air Belum Berlalu
• BREAKING NEWS - Rationing Air di Batam Ditunda, Ini Penjelasan BP Batam
"Pernah saya tinggal di daerah Kampung Lembang Jaya dan Kampung Tengah Batu Besar, di sana masih pakai air sumur. Bahkan sejak 10 tahun terakhir," kenangnya.
Pembuatan sumur ini lanjutnya masih menggunakan cara konvensional. Seperti dilakukan penggalian secara manual dengan cangkul dan alat perkakas lainnya.
"Itu air tanah. Tak tahu juga sumbernya dari mana, yang jelas hampir 10 tahun lalu masih mengalir sekarang. Tapi apakah cara konvensional ini nantinya akan jadi solusi," ujarnya.
Sementara itu, warga lain bernama Jafri mengaku, di daerah tempat tinggalnya distribusi air mulai berjalan mandek.
"Sudah mati di Tembesi," kesalnya.
Warga Diminta Tetap Waspada
Pendistribusian (rationing) air bergilir akhirnya ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Hal ini dibenarkan oleh Head of Corporate Secretary PT. Adhya Tirta Bafam (ATB), Maria Jacobus, Jumat (13/3/2020).
“ATB menerima instruksi baru dari BP Batam, untuk tidak melakukan penggiliran pada 15 Maret 2020 nanti. Sebagaimana telah disepakati sebelumnya,” ungkap Maria setelah mendapat surat secara resmi tertanggal 13 Maret 2020.
Menurutnya, penggiliran baru akan dilakukan saat level air di Waduk Duriangkang telah mencapai -3,4 meter di bawah bangunan pelimpah.
"Sebagai Informasi, saat ini elevasi air di waduk per tanggal 13 Maret telah mencapai -3,2 meter di bawah bangunan pelimpah," tambahnya.
Pendistribusian (rationing) air bergilir akhirnya ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Hal ini dibenarkan oleh Head of Corporate Secretary PT. Adhya Tirta Bafam (ATB), Maria Jacobus, Jumat (13/3/2020).
“ATB menerima instruksi baru dari BP Batam, untuk tidak melakukan penggiliran pada 15 Maret 2020 nanti. Sebagaimana telah disepakati sebelumnya,” ungkap Maria setelah mendapat surat secara resmi tertanggal 13 Maret 2020.
Menurutnya, penggiliran baru akan dilakukan saat level air di Waduk Duriangkang telah mencapai -3,4 meter di bawah bangunan pelimpah.
"Sebagai Informasi, saat ini elevasi air di waduk per tanggal 13 Maret telah mencapai -3,2 meter di bawah bangunan pelimpah," tambahnya.
Waduk Duriangkang sebagai waduk terbesar sendiri menurut Maria sebenarnya terus mengalami penurunan sekitar 2 cm setiap harinya.
Ia melanjutkan, jika dalam beberapa hari hujan juga tidak turun di Kota Batam, masih ada waktu hingga 14 hari ke depan sebelum penggiliran dilakukan.
Maria mengatakan, ATB saat ini tengah mempersiapkan berbagai hal terkait proses penggiliran Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Waduk Duriangkang.
"Program penggiliran ini kesulitannya cukup tinggi juga. Kami harus mempersiapkan berbagai hal tentunya, agar dampak penggiliran dapat seminimal mungkin," katanya lagi.
ATB mengimbau agar masyarakat Kota Batam berdoa selama kurun waktu yang belum dapat ditentukan agar hujan turun dengan intensitas yang memadai agar elevasi -3,4 meter di bawah bangunan pelimpah tidak tercapai.
"ATB dan tentunya pelanggan mengucapkan terima kasih atas penundaan ini. Namun kita masih tetap perlu waspada karena ancaman krisis air belum berlalu. Mari kita selalu berdoa agar hujan bisa turun memenuhi waduk, dihindarkan dari potensi krisis air, sehingga penggiliran ini tidak kita rasakan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar mengatakan,
keputusan penundaan rationing diambil oleh BP Batam. Tujuannya agar aktivitas masyarakat dan dunia usaha terus berlangsung kondusif serta lebih siap untuk menghadapi rationing bila terpaksa dilakukan.
Selama proses penundaan ini BP Batam akan melakukan beberapa upaya untuk menambah ketersediaan air baku, di antaranya dengan pemasangan pipa penghubung dari Dam Tembesi ke Dam Duriangkang serta persiapan rekayasa hujan buatan bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Hal ini juga dilakukan mengingat saat ini elevasi Tinggi Muka Air (TMA) Dam Duriangkang hampir mencapai level - 3,19 meter. Sementara titik kritis berada pada elevasi TMA -3,4 di bawah spillway, dimana jika hujan tak kunjung turun akan terjadi penurunan 2 cm per hari.
Minimnya curah hujan di Batam, mengakibatkan menyusutnya waduk-waduk yang merupakan tulang punggung ketersediaan air bersih di Pulau Batam. Hal ini menyebabkan harus dilakukannya pengaturan khusus untuk penyaluran air bersih kepada pelanggan.
"BP Batam mengimbau kepada masyarakat dan dunia usaha agar lebih bijak dan hemat dalam penggunaan air bersih sehari-hari," ujar Dendi.
(tribunbatam.id/ichwannurfadillah/Roma Uly Sianturi)
Rekomendasi untuk Anda