BATAM TERKINI
Komunitas Graffiti Kota Batam, Ubah Tembok Kosong Jadi Karya Seni
Sejumlah orang asyik melampiaskan hasrat seninya di satu tembok di Jalan Raja Ali Haji, Nagoya, Batam, Provinsi Kepri.
Di antara beberapa jenis seni lukisan tembok, Rama memilih genre ilustrasi dengan cat semprot sebagi alatnya.
Berbeda dengan aksi Vandalisme, menurut Rama seni yang dia hasilkan dapat dinikmati, bukan hanya sekedar coretan.
"Kalau sembarang coret-coret itu namanya vandalisme. Kalau ini kan enak dipandang, bisa menambah keindahan kota juga," ujarnya.
Rama mengakui, sedari kecil dia sudah hobi menggambar dan karena kesukaannya itu dia pun mencari media lain yang lebih menantang untuknya.
"Memang lebih ada tantangan saja di tembok ini, kita bisa mengekspresikan di sana," sebutnya.
Rama yang sebenarnya juga bekerja di salah satu perusahaan minyak terkemuka milik asing ini pun mengaku bahagia bila telah bisa melampiaskan gejolak seni nya.
Bahkan hobinya ini pun ternyata bisa menghasilkan juga.
Rama bersama temannya yang lain acap kali diminta untuk melukis di beberapa lokasi.
Seperti pengakuan Dimas (26), salah seorang yang turut memeriahkan gelaran Indo Graffiti Day 2020 di Batam.
Menurut Dimas, dia bersama teman-teman artis jalalan lain kerap memenuhi pesanan mulai dari cafe-cafe sampai perusahaan milik negara.
"Memang sering juga ada pesanan begitu, banyak cafe-cafe, perusahaan, pemerintahan juga," tutur Dimas.
Bukan main-main dalam satu kali pengerjaan mural di suatu lokasi, Dimas dan teman-temannya dibayar mulai ratusan ribu sampai ratusan juta rupiah.
Namun begitu, Dimas yang juga berprofesi sebagai Barrista ini mengaku kalau hal ini hanya merupakan hobi yang dibayar.
Sebanyak enam karya Graffiti dari artis @ramawardani, @jinakmerpati, @betatiga, @dimas_irlingga, @dayatsaktian, dan @berawalp terpampang di tembok Tanah Longsor sore itu.
Hasil kreasi dari enam artis jalanan sore ini dikatakan menggunakan konsep warna kuning dan ungu magenta.