TRIBUN WIKI

SEJARAH dan Daya Tarik Vihara 1.000 Patung Tanjungpinang, Bernuansa Ornamen Khas Tiongkok

Vihara 1000 Patung di Tanjungpinang merupakan salah satu vihara terbesar di Asia Tenggara dan banyak dikunjungi wisatawan.

Tribun Batam/KCM
Wisata 1.000 patung yang disajikan Vihara Ksitigarbha Bodhisattva menarik minat wisatawan untuk mengunjung area yang terletak di perbukitan sebelah barat Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri ini. 

TRIBUNBATAM.id - Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi Kepulauan Riau memiliki beragam destinasi wisata yang menarik, mulai wisata alam hingga wisata religi.

Selain Pulau Penyengat, salah satu destinasi wisata religi yang cukup populer di Tanjungpinang adalah vihara 1000 patung.

Vihara ini merupakan salah satu vihara yang paling besar di Asia Tenggara.

Memiliki nama lengkap Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, vihara ini memang lebih dikenal dengan nama Vihara 1.000 patung.

Itu karena, Vihara ini memiliki ratusan patung sebagai daya tariknya.

Total ada 500 patung dengan ekspresi wajah berbeda yang ada di vihara ini.

Bangunan vihara ini didominasi oleh warna abu-abu dengan arsitektur khas Tiongkok yang kental.

Arsitektur

Pertama kali menginjakkan kaki di vihara ini, pengunjung akan disambut dengan megahnya gerbang masuk berukuran besar dengan ornamen khas Tiongkok.

Sekilas bentuknya mirip dengan tembok raksasa yang ada di China.

Terdapat sebuah patung Buddha setinggi lima meter yang menghiasi bagian depan vihara.

Lebih masuk ke dalam, pengunjung akan menjumpai ratusan patung berukuran cukup besar yang terletak di berbagai sudut vihara.

Patung-patung tersebut merupakan hasil seni pahat dari seniman China yang dikirim ke Indonesia.

Menurut cerita, para seniman yang mengerjakan patung tersebut adalah gadis-gadis yang masih perawan.

Bahannya terbuat dari batu granit yang dipahat dengan tangan.

Ukurannya terbilang cukup besar, lebih tinggi dari tubuh orang dewasa.

Rata-rata, tingginya adalah 1,8 meter.

Adapun yang tertinggi adalah 2 meter dan yang terendah adalah 1,7 meter.

Patung-patung tersebut konon merupakan patung murid Buddha atau yang disebut Arahat.

Arahat sendiri merupakan sebutan untuk mereka yang sudah mencapai tingkat kesucian spiritual tertinggi dalam agama Buddha.

Menariknya lagi, seluruh patung Arahat di sini memiliki ekspresi yang berbeda-beda.

Hal ini lantaran patung Arahat merupakan gambaran dari berbagai sifat dan watak manusia, mulai dari bahagia, marah, sedih, dan lain sebagainya.

Tinggi rata-rata patung itu 1,8 meter, yang tertinggi dua meter, dan yang terpendek 1,7 meter. Dalam sejarah, patung lohan ini adalam merupakan dewa-dewi Buddha yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Sejarah

Vihara Ksitigarbha Bodhisattva dibangun pada tahun 2004.

Investasinya sendiri mencapai Rp 20 miliar.

Dana tersebut merupakan dana pembangunan dari para donatur.

Sebelumnya, vihara ini tidak dibuka untuk karena murni difungsikan sebagai tempat ibadah.

Namun, pada tahun 2017, vihara ini akhirnya diresmikan untuk dibuka secara umum.

Peresmian vihara yang digelar pada 10 Februari 2017 ini dihadiri oleh Gubernur Kepulauan Riau H Nurdin Basirun, Wali Kota Tanjungpinang, H Lis Darmansyah dan Ketua Pembina Yayasan Ling Shan Jin Yu Si, Bobby Jayanto.

Tiket masuk

Untuk mengunjungi vihara ini, pengunjung dikenai biaya sebesar Rp 5.000 saja.

Selain itu, pengunjung juga akan dikenai retribusi parkir.

Jam buka

Vihara ini buka untuk umum setiap pukul 08.00 hingga 17.00 WIB

Lokasi dan akes

 

Vihara ini berjarak 14 Km dari pusat Kota Tanjungpinang.

Lokasinya bisa dicapai dengan kendaraan selama 20 menit dari pusat kota Tanjungpinang.

Untuk menuju kesana, pengunjung bisa masuk melalui simpang jalan Asia Afrika KM 14, Tanjungpinang. (TRIBUNBATAM.ID/WIDI WAHYUNINGTYAS)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved