HEBOH, Warga Bukittinggi Dengan Gejala Covid-19 Kabur Dari RS Achmad Mochtar, Ini Fakta Sebenarnya

Beredar kabar seorang pria dengan gejala Covid-19 kabur dari Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).

Editor: Eko Setiawan
Shutterstock via Kompas
Ilustrasi virus corona 
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Warga Bukittinggi dihebohkan dengan kaburnya seorang warga yang diduga mempunyai gejala Covid-19.
Sontak hal tersebut membuat warga Bukittinngi menjadi ketakutan

Beredar kabar seorang pria dengan gejala Covid-19 kabur dari Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, Yandra Ferry dengan tegas membantah hal tersebut, Selasa (24/3/2020).

Dia menjelaskan kronologis, pada Minggu (22/3/2020) malam pria tersebut menunggu antrean di fasilitas layanan kesehatan di Bukittinggi.

"Saat datang, kecemasan dia muncul. Kenapa baru datang diperiksa? karena dia langsung diperiksa terkejut dia, begitu kecemasannya, lalu dia pergi. Dia datang sehat-sehat tetapi diperiksa," kata Yandra Ferry.

Yandra Ferry mengatakan satu warga tersebut tidak kabur.

"Masa dia kabur? Karena ketidaktahuan informasi saja. Itu kelemahan kami di kesehatan karena dia (warga) tidak tahu," ungkap Yandra Ferry.

Dikatakan Yandra Ferry, sekarang ada kebijakan di tingkat Babinsa, kalau ada warga dari luar kota harus diperiksa.

"Kita punya posko pelayanan. Dia (orang dari rantau) kita instruksikan datang ke posko untuk pemeriksaan kesehatan," jelas Yandra Ferry.

Yandra Ferry mengatakan, memang terdapat pro dan kontra terkait pemeriksaan tersebut.

Dia menegaskan, pemeriksaan bukan berarti menuduh seseorang suspect corona, tetapi hanya mengantisipasi.

Yandra Ferry menyatakan petugas kesehatan turun ke lapangan.

"Karena dia termasuk masyarakat yang baru datang dari luar daerah perlu kita lakukan pemeriksaan," terangnya.

Warga tersebut pergi karena bisa jadi masih kurang memahami kebijakan yang ada, hal ini tentu menimbulkan kecemasan.

"Walaupun demikian kita lakukan pemeriksaan bersama kepolisian, diberi pengertian melalui Babinsa. Sekarang dia jadi ODP. ODP dipantau oleh petugas kesehatan di lokasinya. Itu baru sekarang kita lakukan," jelas Yandra Ferry.

Yandra Ferry membenarkan satu warga tersebut pulang dari rantau.

Karena itu, setiap orang dari rantau darimanapun dia berasal, petugas kesehatan melakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan dilakukan tidak hanya terbatas kepada orang yang dari Malaysia saja.

"Kalau dia berasal dari daerah terpapar, kita lakukan pemeriksaan. Itu instruksi dari wali kota," tegasnya.

Yandra Ferry menyebut pihaknya sudah datang ke rumah warga tersebut dan sudah melakukan pemeriksaan.

"Tentu kita berikan motivasi kepada dia dan keluarga supaya jangan ke luar rumah, makan-makanan yang bergizi. Sekarang statusnya ODP," ungkap Yandra Ferry.

Yandra Ferry mengatakan untuk kasus Covid-19, ditampung di RSAM Bukitinggi.

Saat ini ada sembilan pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.

Dia mengaku pihaknya kewalahan karena kekurangan sarana.

Dia menambahkan, saat ini kebijakan yang dilakukan wali kota, di samping merumahkan siswa sekolah, ibu-ibu hamil juga dirumahkan.

Selanjutnya, ibu yang menyusui juga akan dirumahkan

"Sekarang kuncinya di APD, itu kurang sekali. Makanya wali kota ngotot, berusaha semaksimal mungkin. APD terbatas, tenaga medis sendiri alatnya kurang bagaimana melayani masyarakat," ujar Yandra Ferry. (*

Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul Seorang Pasien Gejala Covid-19 Kabur dari RS Achmad Mochtar Bukittinggi? Simak Penjelasan Kadinkes

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved