BATAM KRISIS AIR BERSIH
BP Batam Tolak Rationing Air, Pilih Memperpanjang Pipa Waduk Tanjungpiayu
BP Batam menolak opsi rationing yang diajukan PT Adhya Tirta Batam (ATB) terkait krisis air di Batam.
Seperti penuturan Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus.
"Butuh curah hujan dengan intensitas tinggi," ujarnya menjawab pertanyaan Tribun Batam perihal pengaruh hujan beberapa hari lalu untuk ketersediaan air di beberapa waduk, Kamis (26/3/2020).
Berulang kali Maria meminta untuk tidak menanyakan keputusan rationing bergilir ini kepada pihaknya.
"Silahkan tanya BP Batam saja," tambahnya singkat.
Ia tampak tak ingin banyak berkomentar. Beberapa kali ditanyakan perihal jadwal rationing bergilir, berulang kali pula Maria mengatakan jika ketersediaan air bersih di Batam adalah tanggung jawab Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Sebelumnya, ketinggian (elevasi) air di Waduk Duriangkang semakin mengkhawatirkan.
Dari data yang dihimpun pihak PT. Adhya Tirta Batam (ATB), ketinggian sendiri telah mencapai minus 3,33 meter dari permukaan bangunan pelimpah.
Dari perhitungan itu pula, diprakirakan ketinggian air akan mencapai minus 3,4 meter satu Minggu ke depan.
Kondisi ini menurut pihak ATB akan mengganggu Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Tanjungpiayu, yakni dapat menyebabkannya berhenti beroperasi.
Saat hal itu terjadi, pompa intake di IPA Tanjungpiayu sendiri akan menyentuh dasar waduk.
Melihat kondisi ini, ATB pun secara terpaksa harus melakukan pendistribusian (rationing) air bergilir untuk beberapa titik bagi warga Batam.
Namun mengenai jadwalnya, Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus mengaku pihaknya masih menunggu arahan dari Badan Pengusahaan (BP) Batam.
"Belum. Masih menunggu saja," ungkapnya kepada TRIBUNBATAM.id saat dikonfirmasi, Minggu (22/3/2020).
Untuk skema, Maria mengaku jika pihaknya telah menyusun. (Tribunbatam.id/ Ichwan Nurfadillah/Hening)
