VIRUS CORONA DI ANAMBAS
Pasar Inpres di Anambas Tampak Lengang, Pedagang Sebut Pembeli Masih Normal Meski Covid-19
Kondisi Pasar Inpres di Anambas, Provinsi Kepri terlihat sepi pengunjung. Sejumlah sayur masih memenuhi kios di Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan.
Aktivitas ngopi pagi warga Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri terusik sejak wabah virus Corona.
Mereka tak lagi leluasa berkumpul dan duduk santai di kedai kopi.
Penyebabnya tim gabungan Gugus Tugas Penangulangan Covid-19 yang patroli setiap hari dan memberi imbauan kepada warga untuk mengurangi kegiatan berkumpul di luar rumah.
"Setiap hari ada razia, sudah mirip di Batam. Ini bunyi sirine sudah terdengar. Sudah mau datang ke tempat kami," ucap seorang warga di satu kedai kopi di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Fadhil Hasan saat dihubungi melalui sambungan seluler, Rabu (25/3/2020) siang.
Tidak banyak warga di kedai kopi itu. Warga Anambas yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat itu mengaku hanya berdua saja dengan rekannya.
Itu pun jaraknya diatur, minimal satu meter. Ia mengakui, kebijakan untuk meminimalisir aktivitas di luar rumah dikeluarkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Tidak hanya kedai kopi, sejumlah kegiiatan beribadah diimbau untuk dilakukan di rumah.
"Bupati juga sudah instruksikan untuk sholat sebaiknya di rumah dulu, kecuali kalau ada ceramah di masjid untuk yang mau datang juga diperhatikan. Jangan kan larangan untuk tetap di rumah, para penumpang yang datang saja dari mana pun melalui transportasi darat dan laut juga diperiksa sekarang. Anambas sejauh ini memang masih aman dari pemberitaan Covid-19 ini. Kami berharap seperti itu terus lah," ucapnya.
Pemilik Kedai Kopi Serasi, Aliong mengaku sedikit kecewa dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ini.
Pendapatan dari usaha kedai kopinya turun drastis semenjak tidak diperbolehkannya pengunjung untuk datang ke warung-warung kopi yang ada di sekitar pasar. .
"Ya gimana lagi sudah kebijakan pemerintah. Cuma kalau bisa orang tu dapat ngopi di sini, tapi jangan lama-lama, selesai ngopi pulang. Sudah dua hari ini gak ada yang datang, kursi juga disusun tuh (sambil menunjuk kursi yang bertumpuk di samping warung)," keluhnya.
Meski sedikit pengunjung yang datang, kedai kopi miliknya tetap ia buka seperti biasa.
Menurutnya, ini merupakan mata pencaharian mereka sehari-hari bergantung dari penjualan kopi dan makanan lain seperti nasi goreng, Mi Tarempa, dan aneka makanan dan minuman lainnya.
Tidak hanya usaha milik Aliong, beberapa kedai kopi di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan juga tampak sepi akibat kebijakan yang dikeluarkan pemerintah itu.(TribunBatam.id/Rahma Tika)