BP BATAM

BP Batam Bangun IPAL, Jaga Waduk tak Tercemar Limbah Domestik

Salah satunya dengan membangun instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) atau Waste Treatment Plant (WTP) di Bengkong Sadai Batam

ISTIMEWA
BP Batam membangun instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) atau Waste Treatment Plant (WTP) di Bengkong Sadai, Batam 

Apakah ada kendala-kendala atau rintangan?

Oh itu sudah tentu, ini kan proyek besar ya proyek lingkungan, proyek yang mengganggu kenyamanan masyarakat tentunya banyak sekali kendala-kendala dan tantangannya, tapi kita coba untuk maju terus.

Pertama tentunya ada beberapa penolakan masyarakat karena akses ke rumah-rumah karena kita menggali ya, mengganggu kenyamanan.

Menggali tanah memasang pipa itu kan mengganggu, tapi kita secara pelan-pelan kita sosialisasikan ke mereka bertahap, bisa sosialisasi per perumahaan itu kadang meminta per RT kita sosialisasikan.

Kemudian yang kedua mungkin karena cuaca terutama musim hujan kalau ekstrim hujan besar itu penggalian atau pemasangan pipa sama sekali distop, kita mengerjakan bagian lain. Kemudian hambatan yang ketiga ya mungkin tenaga di lapangan terutama sangpgon ini banyak sekali yang kurang berpengalaman, kenapa? karena memang proyek IPAL ini bukan hanya di batam tapi di Indonesia ini jarang gitu lho, jadi sebagian besar hanya berpengalaman di pemasangan pipa air bersih, pipa air bersih dan pipa air limbah itu berbeda, tapi ada sekitar 23 sapgon kira-kira sapgon yang professional kita suruh untuk mengerjakan terus dan tidak profesional kita ganti, dari 23 subkontraktor lima sudah kita ganti dan sisanya lanjut terus.

Namun kita coba terus dampingi, bagaimana kita komunikasikan dengan subkontraktor, kita punya whatsapp grup untuk memantau secara real time, jadi pada saat ada komplain dari masyarakat, kita 24 jam menerima whatsapp dari RT, RW, lurah, atau dari warga.

Kita langsung screenshot, masukkan di whatsaap grup subkontraktor baru ditindak lanjuti, tapi alhamdulillahlah, dari 114 km sudah terpasang 95 km sudah cukup lumayan, meskipun banyak sekali hambatan- hambatannya. Nah itu kemudian yang terakhir mungkin, karena banyak utilitas saat penggalian di dalam tanah.

Jadi di jalan-jalan utama perumahan itu seringkali berbenturan dengan keberadaan utilitas ada air ATB kemudian ada Telkom dengan Indihomenya, pipa gas dan ada fiber optic. Fiber optic termasuk Indihome itu pemasangannya cukup rumit sehingga kita memiliki whatsapp grup khusus untuk utilitas juga.

Jadi pada saat kita mau mengerjakan di lapangan kita infokan ke mereka bahwasanya kita akan melakukan penggalian di daerah A di perumahan A nanti yang pemilik utilitas itu kita undang ada di grup situ juga langsung ke lapangan atau pada saat ada kejadian kita infokan juga, jadi responnya cukup cepat.

Jadi BP Batam tetap menginformasikan dengan pihak-pihak terkait?

Ya, wajib dari awal itu sudah diintegrasikan. Bagaimana cara pengolahan limbah di Batam dan apa perbedaan dengan daerah-daerah lainnya. Kalau secara prinsipnya pengolahan itu sama ya, hanya saja mungkin di teknologi.

Jadi pengolahan limbah domestik itu yang pertama ada pengolahan domestik secara terintegrasi menggunakan perpipaan.

Nah saat ini kalau di Batam kita menggunakan teknologi yang mungkin dianggap cukup modern saat ini karena tidak membutuhkan lahan yang cukup luas dan juga kapasitasnya bisa, maksudnya ini bisa mengolah dari kapasitas awal yang 20 ribu m3/hari bisa jadi 80 ribu m3 /hari, 20 ribu m3/hari itu sebanding dengan 230 liter/ detik sehingga itu bisa sampai 4 kalinya, jadi sangat luar biasa. (advertorial)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved