VIRUS CORONA DI BINTAN

Harga Masker di Bintan Melambung, PPNS Disperindagkop dan UKM Akui Kesulitan Menindak Oknum Pedagang

PPNS Disperindagkop dan UKM Bintan mengaku kesulitan dalam menindak oknum pedagang yang menaikkan harga masker karena belum adanya standar baku.

TribunBatam.id/Alfandi Simamora
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Disperindagkop dan UKM Bintan, Setia Kurniawan. Pihaknya mengaku kesulitan dalam menindak oknum pedagang yang menaikkan harga masker di atas harga normal. 

Cuci tangan menggunakan sabun mengakibatkan bakteri atau virus yang menempel pada telapak tangan akan luruh.

”Tidak salah menggunakan hand sanitizer.

Namun dari sisi kesehatan masyarakat, cuci tangan dengan sabun sudah cukup.

Apalagi ketika stok hand sanitizer terbatas,” kata Dono saat ditemui di Jakarta.

Fenomena panik membeli tidak hanya terjadi pada masker dan cairan antiseptik untuk tangan.

CNN melaporkan masyarakat bahkan membeli makanan dalam jumlah banyak di beberapa ritel setelah virus Corona sampai di Indonesia.

Fenomena tersebut sangat memperkeruh situasi di masyarakat saat ini.

Kondisi ini diperparah lagi dengan erupsi Gunung Merapi pada Selasa (3/3) lalu, sehari setelah pengumuman kasus virus Corona di Indonesia.

Ikuti Imbauan Pemerintah, Imigrasi di Tarempa Batasi Pelayanan Pembuatan Paspor Cegah Virus Corona

Poster Menarik untuk Edukasi Anak-anak Cegah Penyebaran Virus Corona, Mudah Dipahami

Masyarakat kesulitan menghadapi abu vulkanik yang menyebar hingga wilayah Solo Raya.

"Posisinya saat ini, masker memang sangat sulit sekali dicari.

Sampai sekarang kami masih berusaha untuk mencari masker.

Alhamdulillah, teman-teman Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-ACT Klaten tadi juga sudah turun juga membagikan beberapa masker yang masih ada stoknya.

Selain itu, kami juga mengusahakan untuk obat tetes mata.

Antisipasi jika abu vulkanik sampai masuk ke mata," jelas Ardiyan, Koordinator MRI - ACT Solo Raya.

Masker Sekali Pakai Sulit Dicari di Anambas

Stok masker sekali pakai di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri mulai sulit dicari.

Warga diketahui memborong masker itu untuk mengantisipasi wabah virus Corona yang menyerang sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Pilihan lain dengan menggunakan masker berbahan kain, terpaksa dibeli oleh masyrakat di Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan misalnya.

Pantauan TribunBatam.id, sejumah ibu-ibu memilih masker berbahan kain dengan harapan terhindar dari bakteri serta virus.

"Lebih nyaman pakai masker yang sekali pakai, tapi karena ngga ada saya beli yang kain aja, lumayan bisa dicuci juga," kata seorang warga Anambas, Sari saat ditemui di satu kios di Pasar Inpres, Jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Anambas, Rabu (18/3/2020).

Harga masker sekali pakai dijual Rp 5 ribu untuk 3 lembar. Sedangkan untuk masker kain dijual Rp 10 ribu per lembarnya.

Habisnya ketersediaan masker sekali pakai diakui seorang pedagang aksesoris dan masker di Pasar Inpres, Januar.

Ia mengaku tidak bisa menyediakan stok masker, karena pengiriman masker yang biasanya ia jual itu dari Jakarta.

"Sudah habis mbak, tinggal masker kain aja yang ada. Orang kemarin udah pada borong. Kurang tahu kapan ada lagi. Soalnya di Jakarta juga katanya terbatas, " katanya.(TribunBatam.id/Alfandi Simamora/Roma Uly Sianturi/Rahmatika)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved