Deretan Kearifan Lokal Warga Memerangi Virus Corona, Jalani Ritual hingga Masak Sayur Lodeh 7 Rupa

Berbagai cara menarik dilakukan warga untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.

TribunNewsmaker.com Kolase/ Getty Images/ Kompas.com Arik Rahmadani
Ritual kearifan lokal warga dalam mencegah penyebaran virus corona di Indonesia. 

Biasanya, ritual itu diikuti oleh seluruh masyarakat adat yang tinggal di suatu wilayah, akan tetapi keharusan jaga jarak sosial, atau sosial distance untuk mencegah penularan virus corona ritual itu hanya diikuti oleh sebagian kecil masyarakat Dayak Kaharingan di Tumbang Malahoi.

"Karena ada pembatasan untuk kumpul orang banyak, yang membagi beras marua dan kain kuning sebagai tanda, ketua RT masing-masing," jelas Thomas.

Besesandingon Orang Rimba 

Sementara itu, praktik social distance ternyata sudah lama dilakukan oleh masyarakat adat Orang Rimba di Jambi.

Bahkan jauh sebelum virus corona mewabah

Mereka menyebutnya dengan besesandingon, atau tradisi yang selama ini mereka lakukan untuk menghentikan segala penyakit menular.

Pegiat hak masyarakat adat Orang Rimba, Saur Marlina Manurung, menjelaskan dalam praktik social distance ala Orang Rimba ini, si tersangka sakit harus mengisolasi diri selama beberapa hari.

Susah Tidur di Trimester Ketiga Kehamilan? Lakukan Tips Mudah Berikut Ini

Ternyata Segini Jumlah THR 2020 yang Bakal Cair, Sri Mulyani Pastikan Waktu Pencairan Cepat

Oleh Orang Rimba, pemisahan orang yang sakit ini disebut disesandingko, atau dipisahkan.

Mereka tidak boleh berbaur dengan yang sehat.

Tradisi ini tidak hanya berlaku bagi Orang Rimba saja, namun orang dari luar yang bertandang ke wilayah tinggal Orang Rimba.

Mereka dipisahkan dari orang yang sehat, bahkan dengan jarak hingga 50 meter.

Biasanya, mereka ditempatkan di lokasi yang lebih ke hilir sungai, sementara yang sehat tinggal di hulu sungai. Sehingga, air yang dipakai oleh orang yang sakit, tidak mengalir ke mereka yang sehat. 

"Di rimba itu kan semua orang tinggal di dekat sungai, dan itu ada konsep hulu hilir. Jadi orang kalau baru datang, dia harus tinggal di paling hilir dari semua orang," jelas perempuan yang akrab disapa Butet ini.

"Jadi mereka percaya belum tentu orang ini sakit, tapi orang ini bisa jadi membawa penyakit walaupun orang ini nggak sakit," lanjutnya.

Dia menambahkan, apapun yang dipegang si sakit tidak boleh disentuh, bahkan jalur di hutan yang ia lewati saat kembali dari luar rimba menuju ke dalam rimba, akan ditabukan akan dilewati.

Halaman
1234
Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved