VIRUS CORONA DI BINTAN
Warga Kijang Bintan Protes, Ada 1 ODP Diisolasi Mandiri di Wisma, Ini Kata Penanggungjawabnya
Satu ODP di Bintan menjalani isolasi mandiri di sebuah wisma. Warga sekitar protes karena takut yang bersangkutan benar-benar positif Covid-19.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ALFANDI SIMAMORA
Suasana saat warga Kijang mendatangi Wisma Rahmat yang ada di Kijang, Bintan. Warga mengecek kebenaran informasi adanya seorang ODP Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di wisma ini.
TRIBUNBINTAN.com, BINTAN - Satu Orang Dalam Pemantauan (ODP) dari keluarga pejabat di Bintan menjalani isolasi mandiri di sebuah wisma di kawasan Kijang Kota, Bintan, Kepri.
Hal itu terungkap setelah masyarakat mendatangi Wisma Rahmat yang diduga menampung seorang ODP di Bintan.
Setelah dicek warga, ternyata benar adanya seorang warga berinisial R dari keluarga pejabat yang datang dari Yogyakarta dan menginap di Wisma Rahmat di kawasan Kijang, Bintan..
Namun saat ditanyakan kepada penanggungjawab Wisma Rahmat, Osadi, dia mengaku tidak mengetahui seorang pelanggan yang menginap di tempatnya merupakan ODP Covid-19.
"Kalau terkait pelanggan ini saya tidak tahu ODP Covid-19. Cuma yang saya tahu pelanggan ini baru datang dari Yogyakarta dan menginap di sini," terangnya, Selasa (14/4/2020) kemarin.
Ia melanjutkan, memang di hari pertama pelanggan ini menginap, pihak dari Puskesmas Kijang ada yang datang untuk mengecek kondisi kesehatan pelanggannya.
"Benar saya tidak tahu pelanggan saya itu ODP atau tidak. Yang jelas pesan kamar dan bayar untuk beberapa hari menginap, selesai," terangnya.
Osadi juga menjelaskan, pelanggannya itu menginap di wisma sudah ada sekitar dua Minggu.
"Nah Selasa (14/4/2020) sekitar pukul 12:00 Wib baru keluar dari sini," ungkapnya.
Sementara itu, saat dicek kebenarannya, pihak Puskesmas Kijang, bagian TO Puskesmas Kijang, Mierda membenarkan hal itu dan sempat melakukan penanganan medis bersama kepala puskesmas Kijang terhadap pasien.
"Ya benar, keluarga pasien yang minta di sana dan sudah kita cek kesehatannya. Pasien sebelumnya demam dan hasilnya negatif, mungkin karena kelelahan," ungkapnya singkat.
Sementara itu, seorang warga Bintan, Suherman yang mendatangi Wisma Rahmat bersama warga lainnya menyampaikan, langkah pengecekan yang dilakukannya merupakan keluhan dari warga setempat yang mendengar ada ODP yang diisolasi mandiri di Wisma Rahmat Kijang yang merupakan fasilitas umum.
Hal itu menurut mereka menyalahi aturan, karena wisma merupakan tempat umum.
"Nah jika nanti ODP ini benar-benar positif Corona bisa jadi menyebarkan virus kepada pengunjung wisma dan karyawannya. Bisa jadi kepada kami juga, karena itu kami datang kemari untuk memastikan langsung," ungkapnya.
Warga pun berharap kedepan jikalau memang ada ODP, PDP yang sudah ditetapkan, diharapkan untuk isolasi mandiri di rumah atau di rumah sakit rujukan.
"Jangan karena dari keluarga pejabat dan orang berada jadi bisa dimana saja," tutupnya.
Minta Warga Ikut Peduli
Sementara itu sebelumnya, Bupati Bintan Apri Sujadi meminta masyarakat ikut peduli dalam penanganan wabah Covid-19.
Ia menyampaikan, saat ini kondisi di Kabupaten Bintan per tanggal 13 April 2020 sudah 74 orang dinyatakan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 15 orang," tuturnya, Senin (13/4/2020).
Apri menuturkan, pemerintah daerah terus menyikapi perkembangan yang terjadi saat ini terkait Covid-19 di Kabupaten Bintan.
Apri juga meminta masyarakat dapat menerapkan diri dengan berperilaku pola hidup sehat, tidak berkumpul, menjaga jarak dan selalu menjaga imunitas tubuh.
"Kemarin satu orang asal Desa Kelong, Kecamatan Bintan Pesisir dinyatakan satu kasus reaktif rapid test dan memiliki riwayat 20 hari perjalanan di luar negeri. Itu artinya masa inkubasi 14 hari juga belum tentu menjamin," terangnya.
Apri menambahkan, beberapa langkah sedang dilakukan oleh Tim Gugus Kecamatan, diantaranya dengan melakukan isolasi terhadap warga yang teridentifikasi ODP.
"Lalu pihak kecamatan akan melakukan penyemprotan disinfiktan ke seluruh rumah warga, serta mengorganisir dermaga yang digunakan hanya satu pintu, lalu dilakukan pendataan dan pengukuran suhu juga pembatasan jumlah orang dan jumlah ojek laut," tutupnya.
Satu ABK KM Bukit Raya Jadi PDP
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bintan, dr Gama AF Isnaeni membenarkan ada seorang anak buah kapal (ABK) KM Bukit Raya, berusia 54 tahun yang menjalani rapid test dan dirujuk ke RSUD Kijang, Bintan beberapa hari lalu.
"Ya benar," ucap Gama, Senin (13/4/2020).
Gama menuturkan, ABK yang dirujuk itu mengalami demam selama beberapa hari dan sakit tenggorokan yang diduga mengarah ke Covid-19.
"Untuk antisipasi, kita tetapkan ABK itu sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19," ucapnya.
Hal senada disampaikan Direktur RSUD Kijang, Benni. Ia mengatakan, ada seorang ABK yang dirujuk ke RSUD Kijang dua hari lalu.
"Ya, ada dua hari yang lalu," terangnya.
Benni menyampaikan, ABK itu juga sudah ditetapkan sebagai PDP Covid-19.
"ABK yang ditetapkan PDP ini mengalami gejala batuk, demam dan sakit tenggorokan," ungkapnya.
Dari RSUD Kijang, ABK itu kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Tanjungpinang..
"Dua hari lalu sudah kita rujuk ke RSUP Tanjungpinang," tutupnya.
Sementara itu sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bintan mencatat jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Covid-19 di Bintan, Kepri, saat ini sudah sebanyak 10 orang.
Dari jumlah itu, dua diantaranya sudah mendapatkan hasil swab test. Mereka dinyatakan negatif Covid-19. Sementara selebihnya, delapan orang masih menunggu hasil swab test hingga saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan, dr Gama AF Isnaeni mengatakan, sebelumnya terdapat 6 PDP, dimana 2 orang PDP pertama dan kedua hasilnya negatif.
Jumah PDP virus Corona diketahui bertambah menjadi 2 orang sejak beberapa minggu lalu.
Kemudian, baru-baru ini ada penambahan 2 PDP. Mereka adalah PDP yang ke 9 dan ke 10 merupakan warga Kabupaten Bintan.
"Ada 8 PDP yang masih menunggu hasil Polymerase Chain Reaction (PCR)," terang Gama, Minggu (12/4/2020).
Gama juga menyebutkan, untuk PDP yang sudah diambil swab-nya namun belum diketahui hasil PCR dimulai dari PDP ke tiga sampai dengan PDP ke delapan.
Dimana 8 PDP ini berasal dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan dengan usia dimulai dari usia 2 tahun ke atas.
"Sedangkan 2 PDP terbaru adalah seorang wanita dengan usia yang masih tergolong muda yakni berusia 36 dan 37 tahun," ungkapnya.
Gama juga menambahkan, bahwa dua orang wanita yang di tetapkan PDP tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
Namun salah satu di antara mereka baru pulang dari Jakarta dan satu orang lagi hanya dari Tanjungpinang.
"Jadi keduanya di tetapkan PDP setelah memiliki gejala penyakit seperti Covid-19 yaitu sesak napas ke arah pneumonia, dan langsung kami lakukan penanganan terhadap keduanya di RSUP Raja Ahmad Tabib Batu 8 Kota Tanjungpinang," ucapnya.
Janji Prioritaskan Tenaga Medis
Penanggulangan Covid-19 menjadi prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.
Bupati Bintan Apri Sujadi sebelumnya menggeser anggaran pembangunan fisik di APBD 2020 hingga Rp 67 Miliar,
Pemkab Bintan diketahui juga mempersiapkan Rp 53 Miliar untuk pemulihan ekonomi kerakyatan akinat wabah Covid-19 ini.
Terbaru, Bupati Bintan diketahui juga menyiapkan alokasi mencapai Rp 6,1 Miliar bagi pengadaan fasilitas ruang isolasi, rumah inap serta nutrisi bagi sejumlah tenaga medis.
"Kami juga menyiapkan fasilitas ruang isolasi sementara, hal ini berguna untuk penanganan medis pasien Covid-19. Selain itu, rumah tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 juga harus disiapkan untuk sterilisasi khusus tenaga medis yang menangani pasien virus Corona,", ujarnya saat video conference bersama Kemendagri di Kantor Bapelitbang, Selasa (7/4/2020).
Pemenuhan nutrisi bagi tenaga medis, akan menjadi perhatian Pemkab Bintan. Sebab tenaga medis merupakan garda terdepan yang harus diperhatikan dalam menghadapi wabah COVID-19
"Tenaga medis sangat rentan tertular virus yang sedang menggemparkan dunia ini,"ucapnya.
Apri menuturkan, bahwa menyiapkan makanan tambahan pendukung nutrisi sangat diperlukan karena makanan dan minuman bergizi ini akan meningkatan imunitas tubuh sehingga bisa menekan atau mengurangi risiko terpapar corona.
Hal itu menurutnya sangat mengangkat moral para perawat, di saat pegawai lain harus melakukan "work frome home", mereka justru harus berjibaku dengan virus corona yang menginfeksi masyarakat.
"Mereka yang paham betul bagaimana menghadapi persoalan terutama masa wabah corona ini, jadi mereka juga akan kita siapkan nutrisi bergizi," ucapnya.
Bentuk Satgas Penanggulangan Covid-19 Hingga ke Desa
Bupati Bintan, Apri Sujadi bakal membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan virus Corona (Covid-19) pada tingkat kecamatan dan desa.
Ini menurutnya penting untuk mencegah penyebaran virus Corona harus dilakukan sampai ke tingkat paling bawah yakni RT/RW dan seluruh lapisan masyarakat.
Satgas nantinya akan mengkoordinasikan pencegahan dan penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing serta melaporkan secara berjenjang serta tindak lanjut yang dilaksanakannya.
Mereka juga harus berkoordinasi dan bersinergi dengan unsur Polri/TNI setempat dan lembaga lembaga yang ada di kecamatan dan desa guna memaksimalkan pencegahan dan penanganan penyebarluasan virus corona.
"Kami akan membentuk Satgas kecamatan menjadi 3 wilayah yaitu Bintan Utara, Gunung Kijang dan Bintan Timur. Masing-masing Satgas akan mengkoordinir 3 kecamatan," ujarnya di Kantor Kecamatan Bintan Timur, Senin (6/4/2020).
Apri juga menuturkan, bahwa masing-masing Satgas Kecamatan diminta segera membentuk kantor sekretariat.
Selain itu, membentuk susunan pengurusnya masing-masing dalam penugasan dilapangan.Satgas juga memiliki gudang masing-masing yang difungsikan untuk penempatan barang-barang logistik yang diperlukan bagi penanganan Covid-19.
"Saya minta seluruh jalur keluar masuknya barang digudang itu tercatat secara administrasi. Barang-barang bantuan yang diterima dan keluar juga harus diketahui Camat, Danramil dan Polsek setempat sebagai fungsi pengawasan. Sehingga nantinya tidak ada barang yang diselewengkan bagi kepentingan pribadi," ucapnya.
(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)
Ia menyampaikan, saat ini kondisi di Kabupaten Bintan per tanggal 13 April 2020 sudah 74 orang dinyatakan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 15 orang," tuturnya, Senin (13/4/2020).
Apri menuturkan, pemerintah daerah terus menyikapi perkembangan yang terjadi saat ini terkait Covid-19 di Kabupaten Bintan.
Apri juga meminta masyarakat dapat menerapkan diri dengan berperilaku pola hidup sehat, tidak berkumpul, menjaga jarak dan selalu menjaga imunitas tubuh.
"Kemarin satu orang asal Desa Kelong, Kecamatan Bintan Pesisir dinyatakan satu kasus reaktif rapid test dan memiliki riwayat 20 hari perjalanan di luar negeri. Itu artinya masa inkubasi 14 hari juga belum tentu menjamin," terangnya.
Apri menambahkan, beberapa langkah sedang dilakukan oleh Tim Gugus Kecamatan, diantaranya dengan melakukan isolasi terhadap warga yang teridentifikasi ODP.
"Lalu pihak kecamatan akan melakukan penyemprotan disinfiktan ke seluruh rumah warga, serta mengorganisir dermaga yang digunakan hanya satu pintu, lalu dilakukan pendataan dan pengukuran suhu juga pembatasan jumlah orang dan jumlah ojek laut," tutupnya.
Satu ABK KM Bukit Raya Jadi PDP
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bintan, dr Gama AF Isnaeni membenarkan ada seorang anak buah kapal (ABK) KM Bukit Raya, berusia 54 tahun yang menjalani rapid test dan dirujuk ke RSUD Kijang, Bintan beberapa hari lalu.
"Ya benar," ucap Gama, Senin (13/4/2020).
Gama menuturkan, ABK yang dirujuk itu mengalami demam selama beberapa hari dan sakit tenggorokan yang diduga mengarah ke Covid-19.
"Untuk antisipasi, kita tetapkan ABK itu sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19," ucapnya.
Hal senada disampaikan Direktur RSUD Kijang, Benni. Ia mengatakan, ada seorang ABK yang dirujuk ke RSUD Kijang dua hari lalu.
"Ya, ada dua hari yang lalu," terangnya.
Benni menyampaikan, ABK itu juga sudah ditetapkan sebagai PDP Covid-19.
"ABK yang ditetapkan PDP ini mengalami gejala batuk, demam dan sakit tenggorokan," ungkapnya.
Dari RSUD Kijang, ABK itu kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Tanjungpinang..
"Dua hari lalu sudah kita rujuk ke RSUP Tanjungpinang," tutupnya.
Sementara itu sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bintan mencatat jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Covid-19 di Bintan, Kepri, saat ini sudah sebanyak 10 orang.
Dari jumlah itu, dua diantaranya sudah mendapatkan hasil swab test. Mereka dinyatakan negatif Covid-19. Sementara selebihnya, delapan orang masih menunggu hasil swab test hingga saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan, dr Gama AF Isnaeni mengatakan, sebelumnya terdapat 6 PDP, dimana 2 orang PDP pertama dan kedua hasilnya negatif.
Jumah PDP virus Corona diketahui bertambah menjadi 2 orang sejak beberapa minggu lalu.
Kemudian, baru-baru ini ada penambahan 2 PDP. Mereka adalah PDP yang ke 9 dan ke 10 merupakan warga Kabupaten Bintan.
"Ada 8 PDP yang masih menunggu hasil Polymerase Chain Reaction (PCR)," terang Gama, Minggu (12/4/2020).
Gama juga menyebutkan, untuk PDP yang sudah diambil swab-nya namun belum diketahui hasil PCR dimulai dari PDP ke tiga sampai dengan PDP ke delapan.
Dimana 8 PDP ini berasal dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan dengan usia dimulai dari usia 2 tahun ke atas.
"Sedangkan 2 PDP terbaru adalah seorang wanita dengan usia yang masih tergolong muda yakni berusia 36 dan 37 tahun," ungkapnya.
Gama juga menambahkan, bahwa dua orang wanita yang di tetapkan PDP tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
Namun salah satu di antara mereka baru pulang dari Jakarta dan satu orang lagi hanya dari Tanjungpinang.
"Jadi keduanya di tetapkan PDP setelah memiliki gejala penyakit seperti Covid-19 yaitu sesak napas ke arah pneumonia, dan langsung kami lakukan penanganan terhadap keduanya di RSUP Raja Ahmad Tabib Batu 8 Kota Tanjungpinang," ucapnya.
Janji Prioritaskan Tenaga Medis
Penanggulangan Covid-19 menjadi prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.
Bupati Bintan Apri Sujadi sebelumnya menggeser anggaran pembangunan fisik di APBD 2020 hingga Rp 67 Miliar,
Pemkab Bintan diketahui juga mempersiapkan Rp 53 Miliar untuk pemulihan ekonomi kerakyatan akinat wabah Covid-19 ini.
Terbaru, Bupati Bintan diketahui juga menyiapkan alokasi mencapai Rp 6,1 Miliar bagi pengadaan fasilitas ruang isolasi, rumah inap serta nutrisi bagi sejumlah tenaga medis.
"Kami juga menyiapkan fasilitas ruang isolasi sementara, hal ini berguna untuk penanganan medis pasien Covid-19. Selain itu, rumah tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 juga harus disiapkan untuk sterilisasi khusus tenaga medis yang menangani pasien virus Corona,", ujarnya saat video conference bersama Kemendagri di Kantor Bapelitbang, Selasa (7/4/2020).
Pemenuhan nutrisi bagi tenaga medis, akan menjadi perhatian Pemkab Bintan. Sebab tenaga medis merupakan garda terdepan yang harus diperhatikan dalam menghadapi wabah COVID-19
"Tenaga medis sangat rentan tertular virus yang sedang menggemparkan dunia ini,"ucapnya.
Apri menuturkan, bahwa menyiapkan makanan tambahan pendukung nutrisi sangat diperlukan karena makanan dan minuman bergizi ini akan meningkatan imunitas tubuh sehingga bisa menekan atau mengurangi risiko terpapar corona.
Hal itu menurutnya sangat mengangkat moral para perawat, di saat pegawai lain harus melakukan "work frome home", mereka justru harus berjibaku dengan virus corona yang menginfeksi masyarakat.
"Mereka yang paham betul bagaimana menghadapi persoalan terutama masa wabah corona ini, jadi mereka juga akan kita siapkan nutrisi bergizi," ucapnya.
Bentuk Satgas Penanggulangan Covid-19 Hingga ke Desa
Bupati Bintan, Apri Sujadi bakal membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan virus Corona (Covid-19) pada tingkat kecamatan dan desa.
Ini menurutnya penting untuk mencegah penyebaran virus Corona harus dilakukan sampai ke tingkat paling bawah yakni RT/RW dan seluruh lapisan masyarakat.
Satgas nantinya akan mengkoordinasikan pencegahan dan penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing serta melaporkan secara berjenjang serta tindak lanjut yang dilaksanakannya.
Mereka juga harus berkoordinasi dan bersinergi dengan unsur Polri/TNI setempat dan lembaga lembaga yang ada di kecamatan dan desa guna memaksimalkan pencegahan dan penanganan penyebarluasan virus corona.
"Kami akan membentuk Satgas kecamatan menjadi 3 wilayah yaitu Bintan Utara, Gunung Kijang dan Bintan Timur. Masing-masing Satgas akan mengkoordinir 3 kecamatan," ujarnya di Kantor Kecamatan Bintan Timur, Senin (6/4/2020).
Apri juga menuturkan, bahwa masing-masing Satgas Kecamatan diminta segera membentuk kantor sekretariat.
Selain itu, membentuk susunan pengurusnya masing-masing dalam penugasan dilapangan.Satgas juga memiliki gudang masing-masing yang difungsikan untuk penempatan barang-barang logistik yang diperlukan bagi penanganan Covid-19.
"Saya minta seluruh jalur keluar masuknya barang digudang itu tercatat secara administrasi. Barang-barang bantuan yang diterima dan keluar juga harus diketahui Camat, Danramil dan Polsek setempat sebagai fungsi pengawasan. Sehingga nantinya tidak ada barang yang diselewengkan bagi kepentingan pribadi," ucapnya.
(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)
Berita Terkait