VIRUS CORONA DI BATAM
Larang Keluarga Jenguk Pasien Covid-19, Ini Kebijakan RSBP Batam ke Suspect Virus Corona
Kebijakan ini dilakukan otoritas rumah sakit demi meminimalisir penyebaran Covid-19 kepada keluarga pasien.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam memberi kemudahan bagi pasien Covid-19 selama menjalani isolasi.
Keluarga pasien tidak diperbolehkan menjenguk selama pasien menjalani perawatan.
Meski demikian, pihak rumah sakit mempersilahkan keluarga untuk berkomunikasi menggunakan video call.
Kebijakan ini dilakukan otoritas rumah sakit demi meminimalisir penyebaran Covid-19 kepada keluarga pasien.
"Jadi jika ingin berkontak dengan keluarga, hanya dengan video call saja," ujar penanggung jawab bantuan Alat Pelindung Diri (APD) RSBP Batam, Bidan Okta Riza kepada TribunBatam.id saat dihubungi, Kamis (16/4/2020).
Ia menjelaskan, pasien Covid-19 ditempatkan di bangunan khusus bernama ruang Penyakit Infeksi Imaging (PIE).
Bangunan tersebut diketahui merupakan gedung lama.
Ruangan ini menurutnya hanya bisa menampung 32 pasien.
"Itu pun sudah termasuk ICU. Jika penuh, akan dilimpahkan ke rumah sakit khusus infeksi di Pulau Galang," katanya lagi.
Sejauh ini, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Batam sendiri terus bertambah.
Oleh sebab itu, kebutuhan APD untuk tenaga medis di setiap rumah sakit rujukan pun diprakirakan semakin banyak.
Sebagai contoh, untuk setiap harinya, para tenaga medis di RSBP Batam saja membutuhkan sebanyak 101 APD dalam menangani pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
• Pelaku Penggelapan Motor Melarikan Diri ketika Ditangkap, Ternyata Simpan Pisau di Celana
• Cegah Risiko Kerugian Negara, Kejari Natuna Dampingi Penggunaan Anggaran terkait Covid-19 di Anambas
Butuh 101 APD Dalam Sehari
Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga kesehatan di Kota Batam, Provinsi Kepri semakin menipis.
Bukan tanpa alasan, jumlah warga kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Kota Batam terus meningkat setiap harinya.
Tak hanya itu, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pun ikut bertambah menjadi 17 orang menurut data Tim Gugus Covid-19 di Batam hingga Rabu (15/4/2020).
Terkait minimnya APD ini diakui oleh pihak Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam sebagai rumah sakit rujukan pemerintah.
Penanggung jawab bantuan APD RSBP Batam, Bidan Okta Riza mengatakan, pihaknya memerlukan 101 APD dalam satu hari untuk penanganan pasien virus Corona.
"Itu termasuk baju hazmat, masker bedah, masker N95, kacamata goggle, dan alat rapid test," ujarnya kepada TribunBatam.id saat ditemui di rumah sakit, Rabu (15/4/2020).
Bahkan, kebutuhan untuk masker N95 terbilang mulai langka.
Sementara itu, dari data penerimaan bantuan, Pemerintah Kota Batam terakhir kali menyerahkan bantuan ke RSBP Batam tanggal 12 April 2020 lalu. Bantuan itu berupa penyerahan alat rapid test.
Sayangnya, bantuan ini dirasa tak mumpuni untuk mengatasi krisis APD setiap tenaga medis.
"Iya karena kebutuhannya banyak. Pemakaiannya itu banyak, dan kasus pun terus bertambah," sambungnya.
Sementara itu, untuk menanggulangi kekurangan tersedianya APD, pihak RSBP Batam turut mendapat bantuan sukarela dari warga Batam dari berbagai kelompok.
Mulai warga biasa dengan bantuan pribadi maupun bantuan dari komunitas dan paguyuban.
"Beberapa kali dari BMTI dan IBA beri kami APD lengkap. Dari warga perorangan juga ada," tutupnya.
Terpisah, menyikapi situasi ini Barisan Muda Tionghoa (BMTI) kembali memberikan bantuan APD kepada RSBP Batam.
Dari Ketua BMTI, Radius, diketahui pihaknya akan mendistribusikan sebanyak 400 APD. Prioritasnya pun adalah rumah sakit rujukan Pemerintah Kota Batam.
"Karena di RSBP Batam itu pasien positif dirawat. Jadi kami merasa perlu untuk ikut terlibat dalam aksi kemanusiaan ini," ujarnya kepada Tribun Batam.
Lanjutnya, BMTI juga akan menambah jumlah APD untuk setiap puskesmas di kecamatan yang ada di Batam.
Setelah sebelumnya ikut mendistribusikan beberapa APD.(TribunBatam.id/Ichwannurfadillah)