Sempat Dianggap Penangkal Corona, Pengobatan dengan Klorokuin Dihentikan, Picu Kelainan Jantung

Penelitian awal terhadap klorokuin sebagai obat Covid-19 dilakukan oleh Wuhan Institute of Virology dari Chinese Academy of Sciences

Istimewa
Ilustrasi 

TRIBUNBATAM.id - Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis atau kimiawi yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate.

Quinine sulfate berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina, yang selama ini juga menjadi obat bagi pasien malaria.

Penelitian awal terhadap klorokuin sebagai obat Covid-19 dilakukan oleh Wuhan Institute of Virology dari Chinese Academy of Sciences.

Diresmikan 6 April 2020, RS Khusus Infeksi Covid-19 Pulau Galang Rawat 43 Pasien Virus Corona

Berdasarkan penelitian awal, klorokuin dapat menghambat kemampuan virus baru untuk menginfeksi dan tumbuh dalam sel saat diuji pada kera.

Pada 20 Maret lalu, pemerintah Indonesia telah menyiapkan 3 juta butir klorokuin untuk pengobatan Covid-19.

Presiden Joko Widodo menyebutkan selain klorokuin, pemerintah juga mendatangkan 5.000 butir Avigan.

Corona Masih Agresif di Kepri, Gubernur Minta Warga Patuh, TKI Datang Lagi Pemprov Bersiap PSBB

Namun, baru-baru ini sekelompok peneliti di Brasil menghentikan tes uji klorokuin terhadap pasien Covid-19.

Ini karena sekelompok pasien yang mengonsumsi klorokuin dalam dosis tinggi mengalami kelainan ritme jantung yang serius.

Dilansir dari Live Science, Selasa (14/4/2020), para ilmuwan di Brasil mencoba mengetahui seberapa besar potensi klorokuin untuk pengobatan Covid-19.

BREAKING NEWS, Pasien Positif Covid-19 Nomor 08 Kota Batam Sembuh dari Virus Corona

Sebanyak 440 pasien Covid-19 dibagi menjadi dua kelompok, dengan dua jenis dosis klorokuin: 1. Dosis tinggi (600 mg, 2 kali sehari, selama 10 hari) 2. Dosis rendah (450 mg selama 5 hari, 2 kali sehari hanya pada hari pertama).

Namun ketika baru mengetes 81 pasien, para ilmuwan menemukan tanda-tanda yang kurang baik.

Beberapa hari setelah percobaan tersebut, pasien yang mendapatkan dosis tinggi klorokuin mengalami gangguan ritme jantung yang cukup berbahaya.

Pemeriksaan 40 ABK KM Kelud, 28 Positif Covid-19, 3 Tunggu Hasil Pemeriksaan, 9 Orang Negatif Corona

Dua orang pasien yang diberi dosis tinggi bahkan mengalami denyut jantung abnormal yang diketahui sebagai ventricular tachychardia.

Kedua pasien tersebut akhirnya meninggal dunia. Dosis tinggi klorokuin Para ilmuwan langsung mewanti-wanti seluruh pekerja medis agar tidak memberikan klorokuin dalam dosis tinggi kepada pasien Covid-19.

“Studi kami memberikan peringatan terhadap penggunaan klorokuin dosis tinggi,” tutur para ilmuwan seperti dikutip dari database di medRxiv.

Semangat Tenaga Medis Puskesmas Botania Lawan Corona, Gunakan Jas Hujan Hingga Jemur Baju Hazmat

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved