HUMAN INTEREST
Bertahan saat Covid-19, Gaji Karyawati Perusahaan di Batam Ini Tak Cukup untuk Makan & Biaya Berobat
Ike mesti bertahan demi keluarganya di tengah Covid-19. Sementara gajinya sebagai karyawan kontrak tak cukup untuk makan dan biaya berobat
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Linangan air mata hampir menetes dari pipinya. Enam bulan terakhir setelah suaminya kena strok, ibunyapun bernasib sama.
Ditambah lagi, tiga adiknya yang baru datang dari kampung dan belum bekerja sampai hari ini. Alhasil diapun harus menjadi tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Inilah yang dirasakan oleh Ike, istri dari Roni Paslah (42), warga Kaveling Sei Lekop Blok D nomor 218, Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Sagulung, Batam, Kepri.
Dengan suara bergetar menyembunyikan kesedihannya, Ike bercerita semenjak suaminya jatuh sakit, dia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Saya harus memandikan ibu saya yang strok, saya juga harus memandikan suami saya," kata Ike kepada Tribunbatam.id, baru-baru ini.
Ike yang bekerja di PT. PCI Muka kuning ini, diketahui hanya sebagai karyawan kontrak.
• Sembuh dari Covid-19, Pasien 08 di Batam Tetap Harus Isolasi Diri di Rumah, Ini Kata Dokter
• Sempat Dinyatakan Positif Covid-19, 6 Warga Indonesia di New York Amerika Serikat Meninggal Dunia
"Saya dikontrak enam bulan, di tengah wabah virus Corona ini kontrak saya dikurangi menjadi lima bulan. Alasan perusahaan barang produksi sudah tidak ada karena tidak bisa datang dari luar negeri," kata Ike.
Sementara semua tabungan mereka dan peralatan di rumahnya, sudah habis terjual untuk biaya pengobatan suami dan pengobatan ibunya.
"Saat ini kami hanya mengandalkan gaji saya untuk biaya makan dan biaya pengobatan suami saya," kata Ike.
Di tengah wabah virus Corona ini, dia juga sudah tidak pernah mendapatkan lembur di tempatnya bekerja.
"Saya hanya menerima gaji pokok setiap bulan, jadi gaji itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami di rumah.
Ya seperti itulah kami hanya mengandalkan pinjaman untuk bertahan hidup. Kadang gaji yang saya terimapun tidak cukup bayar utang setiap bulannya," kata Ike.
Sambil menahan air matanya menetes dari pipi, Ike mengatakan dia sudah tidak sanggup memikirkan keadaan yang mereka alami saat ini.
"Saya sudah tidak tahu lagi mau berbuat apa. Makanya saya lapor sama Rt kami agar kami bisa dapat bantuan," kata Ike.
Ike bercerita, saat ini yang mereka miliki hanya rumah.