VIRUS CORONA DI INGGRIS
Boris Johnson Mulai Kembali Bekerja, Parlemen Inggris Dikritik Soal APD Tenaga Medis
Sempat dirawat intensif di rumah sakit akibat positif Covid-19, Boris Johnson dikabarkan sudah bisa kembali bekerja pada Selasa (21/4/2020) kemarin.
"Di masa krisis, kita harus menemukan cara baru untuk bekerja," ungkap Hoyle.
Para anggota parlemen kembali bekerja di tengah meningkatnya pertanyaan dan kritik terkait tanggapan pemerintah terhadap penyebaran wabah Covid-19.
Sebagaimana diketahui, Inggris merupakan satu di antara negara yang paling parah dilanda pandemi.
Raab pekan lalu mengumumkan, lockdown nasional mengharuskan orang tinggal di dalam rumah akan berlanjut selama tiga minggu lagi.
Tetapi, perdebatan berkembang terkait bagaimana langkah-langkah tersebut dilonggarkan.
Pertanyaan terkait dampak ekonomi dengan diberlakukan lockdown menyeruak.
Kritik Pemerintah
Lebih jauh, pemerintahan konservatif Boris Johnson dipersalahkan selama bertahun-tahun karena Pelayanan Kesehatan Nasional yang dikelola pemerintah kurang dana.
Para menteri dipaksa menjelaskan kurangnya alat pelindung diri (APD) untuk staf kesehatan.
Selain itu, tes untuk virus Corona pun juga terbatas.
NHS mengatakan, prihatin dengan kurangnya APD bagi para staf medis di garda terdepan.
Kekhawatiran ini muncul ketika muncul laporan media yang menunjukkan, perusahaan-perusahaan Inggris mengeskpor peralatan yang sangat dibutuhkan ke negara-negara Eropa lainnya.
Kematian Meningkat
Lebih jauh, Kementerian Kesehatan saat ini hanya memberikan rincian untuk kematian orang di rumah sakit yang positif mengidap virus Corona.
Profesor Penyakit Menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Martin Hibberd memberikan komentarnya.