VIRUS CORONA DI BATAM

Volume Penumpang di Pelabuhan Telaga Punggur Turun Hingga 75 Persen Sejak Pandemi Virus Corona

Beberapa rute yang berangkat dari pelabuhan domestik seperti Lingga dan Anambas sementara ditiadakan.

tribunbatam/dewanggarudi
Suasana pelabuhan Telaga Punggur, Rabu (13/6/2018). Jumlah penumpang di pelabuhan ini menurun hingga 75 persen sejak pandemi Covid-19. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Jumlah penumpang di Pelabuhan Domestik Telaga Punggur, Kota Batam, Provinsi Kepri menurun drastis sejak pandemi Covid-19.

Koordinator administrasi dan pengendalian operasional Terminal Domestik Telaga Punggur, Suherman, mengatakan, penurunan volume penumpang di pelabuhan ini bahkan menyentuh angka 70 hingga 75 persen sejak wabah virus Corona.

Suherman juga mengungkapkan untuk beberapa rute yang berangkat dari pelabuhan domestik seperti ke kabupaten Lingga dan Anambas sementara ditiadakan terlebih dahulu untuk percepatan penanganan Covid-19.

"Rute yang masih beroperasi hanya Batam-Tanjungpinang dan Batam-Tanjung Uban," ujarnya, Rabu (22/4/2020).

Sedangkan untuk pelarangan mudik puasa dan lebaran idulfitri dengan beberapa tujuan kabupaten kota yang melalui pelabuhan domestik Telaga Punggur Suherman mengatakakan pihaknya masih menunggu arahan terkait hal tersebut.

Untuk regulasi larangan mudik lebaran, kita pengelolah pelabuhan menunggu arahan dari pimpinan seperti apa detilnya," sebutnya.

Pelabuhan Internasional Sekupang Tutup

Imbas mewabahnya covid-19 belakangan ini, Pelabuhan ferry internasional Sekupang, Batam menutup operasional untuk sementara waktu.

Berdasarkan pantauan TRIBUNBATAM.id, Selasa (21/4/2020), di pelabuhan Ferri Internasional Sekupang, Batam terlihat tak ada aktivitas dan sudah tertutup rapi.

Hanya ada sekuriti yang berjaga.

Humas Pengelola pelabuhan ferri Internasional Sekupang, Arif membenarkan jika pelabuhan tak lagi beroperasi.

“Sudah sejak 14 April kemarin, tak ada kapal yang berjalan, lantaran tidak ada penumpang,” ujarnya.

Akibatnya, kata dia, semua aktivitas di pelabuhan diliburkan.

Kondisi Syahrul Membaik, Wakil Wali Kota Tanjungpinang Berdoa Semoga Cepat Sembuh

Dua Saksi Baru Dipanggil Penyidik Kejari Tanjungpinang, terkait Dugaan Kasus Korupsi BPHTB

“Terpaksa harus kita lakukan penutupan, hampir sebulan beroperasi namun jumlah penumpang terus merosot ditambah lagi kapal tak beroperasi,” katanya.

Dikatakan Arif, pasca wabah Covid-19, menerjang pelabuhan, kondisi ekonomi pelabuhan terus mengalami defisit.

“Tak sebanding dengan jumlah pengeluaran, namun ya bagaimana lagi, kita hanya berharap semoga wabah ini cepat berlalu,” ujarnya.

Kendati demikian, lanjut Arif, pelabuhan sewaktu-waktu bisa beroperasi kembali jika ada kapal yang berjalan.

“Kita stand by, buka terus, makanya beberapa petugas ada di pelabuhan. Avseq kita masih stand by jika sewaktu waktu kapal beroperasi, baik carter atau operasional tertentu, kita layani,” katanya.

Warga Pilih Pulang Kampung

Aktivitas pintu masuk dan keluar Kota Batam, Provinsi Kepri baik bandara maupun pelabuhan tampak berbeda sejak pandemi wabah virus Corona (Covid-19).

Penurunan jumlah penumpang terjadi secara signifikan, bahkan secara besar besaran telah terjadi pengurangan trip pelayaran.

Banyak warga yang mulai mengeluh, penghasilan kian sulit. Beberapa pekerja diputus kerja, bahkan ada yang di PHK.

Ironisnya beberapa warga Batam harus dirumahkan tanpa gaji. Akibatnya beberapa di antara mereka pun memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.

Sejalan dengan jadwal keberangkatan kapal Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) KM Kelud, Minggu (5/4/2020) sore di Pelabuhan Batu Ampar, ratusan warga Batam mulai meninggalkan Batam.

Dengan menenteng ransel tas barang bawaan, calon penumpang itu mulai menaiki kapal.

"Susah di Batam sekarang bang, sudah tak lagi seperti kemarin. Diputus hubungan kerja, sudah seminggu tak lagi kerja, mau makan apa kalau begini di Batam. Bagus kembali pulang ke kampung halaman ke Medan," ujar seorang penumpang, Dani.

Dani tak sendiri, bersama 2 orang temannya, mereka merasakan hal yang sama dampak dari Covid-19, perusahaan dimana mereka bekerja tak lagi beroperasi.

"Nasib perantau ya beginilah bang, mau bertahan disini tak ada kerjaan susah," sahut temannya menaiki kapal.

Tercatat untuk keberangkatan kapal KM Kelud ada sebanyak 470 orang penumpang sementara yang turun ada sebanyak 59 orang penumpang.

Humas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kota Batam, Anina, Minggu (5/4/2020) mengatakan, untuk pelayaran Pelni KM Kelud masih beroperasi seperti biasa hanya saja jumlah penumpang mengalami penurunan.

Ditelepon BNPB, BTKL-PP Kelas I Batam Bakal Dapat Bantuan 200 Reagen, Pendukung Pemeriksaan Swab

Ketua STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang Tanggapi Soal Napi Asimilasi Berulah Lagi

"Untuk penumpang turun 59 orang, penumpang lanjut 132 dan penumpang naik 470 orang," ujarnya.

Sementara di pintu penumpang kapal KM Kelud, sudah terlihat beberapa petugas kesehatan pelabuhan untuk mengukur suhu tubuh penumpang yang akan memasuki kapal.

Kapolsek Kawasan Khusus Pelabuhan Kota Batam, AKP Syaiful Badawi mengatakan saat ini ada pengingkatan pengawasan di setiap pintu pelabuhan yang ada di Batam, baik domestik, internasional dan Pelni.

"Semua penumpang yang yang akan berangkat dan turun, akan dilakukan pengecekan kesehatan suhu tubu oleh petugas, hal itu sudah sesuai standar," ujarnya.

Sebelumnya berdasarkan data dari Disnaker ada sebanyak 11.208 orang yang merasakan dampak terhadap pekerjaan mereka. Sebanyak 70 orang diantaranya di PHL dan 3027 cuti tidak dibayar dan 1342 orang yang dirumahkan serta 6769 karyawan yang mendapat pengurangan jam kerja.(TribunBatam.id/Alamudin/Beres Lumbantobing)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved