ANAMBAS TERKINI
Angka Perceraian di Anambas Menurun saat Wabah Corona, Cerai Gugat Paling Banyak
Angka perceraian di Anambas selama pandemi Covid-19 menurun. Tercatat dari Januari hingga pertengahan April 2020, jumlah perceraian hanya 26 perkara
Kepala Bagian Humas Pengadilan Agama Kelas 1 A Kota Batam, H Barmawi, Sabtu (25/4/2020) mengatakan, jumlah perkara yang ditangani pada Pengadilan Agama per 21 April tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Ia menyebutkan, banyak faktor pemicu penyebab perceraian terjadi seperti faktor ekonomi dan perkawinan beda negara.
"Dari data yang sudah kita rekap ada 669 perkara perceraian, namun yang sudah diputus ada 490 perkara," ujarnya.
Artinya, lanjut dia ada sebanyak 490 warga Batam yang baru menyandang status janda.
"Dominan perceraian akibat kondisi ekonomi, banyak suami yang tak lagi dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan istri," katanya.
Barmawi menerangkan dari data jumlah perceraian per Januari 2020 hingga 21 April 2020 itu, permintaan perceraian lebih didominasi atas permohonan istri ataupun gugat.
Istri gugat cerai suami ada sebanyak 356 perkara, sementara suami gugat istri hanya sebanyak 134 perkara.
Tunda pernikahan
Imbas merebaknya corona virus (Covid-19) tak hanya menghancurkan pertumbuhan ekonomi, namun juga menunda harapan pasangan calon suami dan istri yang ingin bersatu di bulan suci Ramadhan.
Berdasarkan data dari Kantor Urusan Agama (KUA) Sekupang dalam sebulan berlangsung tidak menerima akad nikah untuk bulan April.
Selain ini beberapa pasangan calon suami istri juga tak ingin melangsungkan pernikahan dengan berbagai aturan. Tercatat hingga kini, telah terjadi penurunan volume jumlah pernikahan di Kecamatan Sekupang, bahkan hingga diangka terendah jika dibanding dengan tahun sebelumnya.
"Bulan April hanya ada 26 pasangan yang melangsungkan akad nikah," ujar Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Sekupang, Zainal saat ditemui Jumat (24/4/2020).
Sebanyak 26 pasangan ini, kata dia merupakan pendaftar pada bulan Maret lalu. "Untuk pendaftaran bulan April akad nikahnya ditunda," ucapnya.
Dikatakan Zainal, telah terjadi penurunan volume angka pernikahan. Hal ini berbeda jika dibanding sebelum adanya corona. Dalam sebulan itu bisa mencapai 60 hingga 70 orang.
Apalagi momen jelang Ramadhan, lanjut Zainal permintaan jumlah pernikahan biasanya meningkat.
"Sebelum Lebaran itu biasanya volume pernikahan itu meningkat, karena pasangan calon suami istri pengen Lebaran sama-sama ingin merasakan kondisi dan suasana yang berbeda, biasa biar ada yang nemani sahur, salat taraweh dan pulang kampung ke tempat mertua," ujar Zainal.