VIRUS CORONA DI CHINA

Akibat Wabah Covid-19, Apple Berikan Diskon Harga Pada Iphone 11 di China

Di China, pabrikan ponsel asal AS, Apple Inc memberikan diskon untuk pembelian Iphone 11. Momen ini adalah dampak dari penyebaran Covid-19 di China.

HotHardware
Logo Apple di iPhone 11 Pro 

TRIBUNBATAM.id, BEIJING - Akibat virus Corona atau Covid-19, berbagai dampak positif hingga negtaif ditimbulkan.

China merupakan negara pertama yang melaporkan infeksi virus Corona di dunia.

Di China, pabrikan ponsel asal AS, Apple Inc memberikan diskon untuk pembelian Iphone 11.

Perseroan bahkan merilis model SE dengan harga murah guna membuat kondisi perusahaan lebih baik ketimbang menghadapi penurunan permintaan akibat virus Corona (Covid-19).

Sebagai informasi, China merupakan negara penyumbang pendapatan Apple sekitar 15 persen.

Pabrikan ponsel ini bahkan telah menutup ritel-ritelnya di penjuru AS dan Eropa.

Tak Ingin Didesak Soal Investigasi Asal Usul Covid-19, China Beri Ancaman Boikot Australia

Kini, hanya China yang bisa diandalkan menjadi pasar utama karena toko ritel di China bisa kembali beroperasi.

Analis mengungkap, perusahaan teknologi paling bernilai nomor dua di dunia ini memang lebih baik dipersenjatai dengan peluncuran model/seri ponsel baru dengan lebih "sadar" harga.

Pasalnya pengeluaran konsumen sudah teredam sejak pandemi mulai menyebar.

"Apple juga diposisikan sebagai perusahaan yang pemulihan pasca pandeminya lebih baik ketimbang perusahaan lain. Kami melihat banyak permintaan yang tertunda, bukan dibatalkan," kata analis Evercore Amit Daryanani dikutip Reuters, Selasa (28/4/2020).

Dia menambahkan, peluncuran iPhone SE seharga 399 dollar AS membuat Apple penjualan Apple bangkit.

Menurut data Revinitiv, pendapatan Apple sudah menurun 6 persen dan laba bersih turun 11 persen pada kuartal II 2020.

Di sisi lain, merek-merek dagang China seperti Oppo dan Vivo malah menawarkan model kelas atas untuk menantang Apple.

Dengan momentum yang tidak pas, tentu mereka akan kehilangan pangsa pasar karena para pemburu diskon lebih memilih Apple.

Lebih murah 18 persen

Awal bulan ini, beberapa pengecer online di China telah memangkas harga iPhone 11 sebanyak 18 persen.

Taktik penurunan harga ini juga dilakukan Apple di masa-masa lampau untuk meningkatkan permintaan.

Periset Nicole Peng mengatakan, reaksi media sosial media terhadap Iphone SE terlihat mengalami peningkatan permintaan.

Iphone SE yang lebih murah dapat menggoda pemilik iPhone untuk membeli seri yang lebih baru, saat masyarakat telah menunda pengeluaran akibat pandemi selama ini.

"Orang ingin menghindari ketidakpastian dalam penurunan (spek/kualitas).

Merek seperti Apple dapat memamerkan kualitas dan membuat orang tak khawatir soal kerusakan atau layanan purna jual tak bisa mendatangkan pembeli kembali," ucapnya.

Dapat Keluhan dari Sejumlah Negara, China Sita 89 Juta Masker Berkualitas Buruk

Penggunaan masker untuk melindungi diri, meningkat seiring dengan penyebaran virus Corona atau Covid-19 yang mendunia.

China, merupakan salah satu negara yang menjadi pengekspor masker terbesar.

Namun, pihak otoritas China mengumumkan telah menemukan 89 juta masker kualitas buruk dan menyitanya.

Sejumlah negara juga mulai melayangkan keluhan karena masker jelek atau buruknya APD yang diimpor dari China dan harus didistribusikan ke tim medis.

Sebagai tindak lanjut, Gan Lin, Wakil Direktur Badan Regulasi Pasar, menyatakan pihaknya melakukan inspeksi pada Jumat (24/4/2020).

Hasilnya, dari 16 juta lokasi usaha yang didatangi, regulator menyita 89 juta masker dan 418.000 lembar pakaian pelindung, dilansir AFP Minggu (26/4/2020).

Gan melanjutkan, jajarannya juga menyita disinfektan terbukti tak efektif senilai 7,6 juta yuan, atau sekitar Rp 16,5 miliar.

Tidak dijelaskan dari jutaan unit barang yang disita itu, berapa banyak yang akan dikirimkan perusahaan tersebut ke negara konsumen.

Pada Sabtu (25/4/2020), Beijing merilis aturan baru untuk mengurangi jumlah produk APD yang dianggap kualitasnya di bawah rata-rata.

Dalam aturan itu, pemerintah setempat menekankan bahkan masker yang dipakai bagi non-medis harus memenuhi standar nasional dan internasional.

Kementerian perdagangan menerangkan, eksporter harus mengisi deklarasi bahwa produk medis yang mereka buat sesuai aturan keselamatan negara importer.

Pengetatan aturan itu terjadi setelah Spanyol, Ceko, Belanda, maupun Turki terpaksa membatalkan pesanan mereka karena mutunya rendah.

Kemudian pekan lalu, pemerintah Kanada menyebut satu juta masker yang mereka pesan dari Negeri "Panda" ternyata tak memenuhi standar medis.

Pada Maret, otoritas kesehatan Belanda harus menarik lagi 500.000 unit masker yang sudah telanjur dikirimkan ke rumah sakit.

Sebabnya, muncul keluhan bahwa penutup wajah yang sudah dipesan ternyata tak menutupi muka sepenuhnya atau filternya rusak.

Berdasarkan klaim yang dipaparkan otoritas Negeri "Panda", mereka memproduksi sekitar 116 juta unit masker setiap hari.

Pejabat kementerian perdagangan, Li Xingqian dalam konferensi pers menyatakan, mereka mengirim satu miliar unit sepanjang 2020 ini.

Beijing juga menandatangani kontrak senilai 1,41 miliar dollar AS (Rp 21,7 triliun) ke 74 negara dan enam organisasi internasional.

Menurut platform data bisnis Tianyancha, dalam dua bulan pertama 2020, terdapat 8.950 pabrik baru yang memproduksi masker di China.

Meski sudah ditindak pemerintah, otoritas bea cukai Jin Hai menerangkan produksi ilegal masih terus terjadi karena itu adalah salah satu cara memperoleh "uang cepat".

Dia mengungkapkan hingga pertengahan April, jajarannya sudah mengamankan lebih dari 31,6 penutup wajah rusak dan 509.000 pakaian pelindung.

(*)

Vaksin Covid-19 dari China Rampung September, Sekarang Tahap Uji Klinis

Corona di Dunia Hampir 3 Juta, AS Urutan Pertama, Jumlah Kematian 55 Ribu Lebih, Lampaui China

Misteri Sosok Kim Jong Un, Keponakan Menlu China Ungkap Kebenaran Soal Sang Pemimpin Korut

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akibat Corona, Apple Diskon Harga Iphone 11 di China".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved