Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto dan Pengakuan Mbak Tutut Soal Ibunda
Soeharto menceritakan kronologi kematian Ibu Tien Soeharto kepada Mbak Tutut karena saat itu putrinya sedang tidak berada di Indonesia.
TRIBUNBATAM.id - Ibu Tien, istri Presiden ke-2 Indonesia tutup usia pada 28 April 1996.
Meninggal 24 tahun silam, sosok Ibu Raden Ayu Siti Hartinah atau biasa disapa Ibu Tien Soeharto masih melekat di masyarakat.
Meski kepergian Ibu Tien sudah puluhap tahun, hingga kini gosip atau cerita penyebab kematian Ibu Tien Soeharto masih sering muncul.
Gosip yang santer terdengar adalah meninggalnya IbuTien Soeharto berkaitan dengan keributan dua anak lelakinya, yaitu Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Bambang Trihatmojo.
Bahkan ada yang menyebut, Ibu Tien Soeharto tertembak oleh Tommy Soeharto atau Bambang Soeharto.
Dan cerita seperti itu pun didengar oleh keluarga Cendana (keluarga Soeharto), khususnya para putra putri mereka.
Bahkan, Mbak Tutut Soeharto langsung menulis cerita tersebut di akun media sosial dan di website pribadinya untuk memberi penjelasan kepada publik penyebab kematian Ibu Tien Soeharto.
"Lalu saya mendengar berita tersebar, bahwa ibu wafat karena tertembak oleh adik-adik saya," ujar Mbak Tutut sebagaimana dalam tulisan yang dimuat di website khusus dan juga akun instagramnya.
Mbak Tutut pun kemudian 'membongkar' atau mengungkap cerita ayahandanya, Presiden Soeharto, terkait penyebab kematian Ibu Tien Soeharto.
Soeharto menceritakan kronologi kematian Ibu Tien Soeharto kepada Mbak Tutut karena saat itu putrinya sedang tidak berada di Indonesia.
Menurut Mbak Tutut, cerita kronologi kematian Ibu Tien Soeharto dia dapatkan langsung dalam perjalanan dari Ndalem Kalitan Solo (rumah Ibu Tien di Solo), sampai tempat pemakaman di Astana Giri Bangun Karanganyar, Jawa Tengah.
"Di dalam perjalanan menuju makam, dengan suara yang dalam, tiba-tiba bapak bercerita," ujar Mbak Tutut.
Menurut Mbak Tutu, Soeharto bercerita, “Ibumu pagi itu, mengeluh.”
“Bapak, aku kok susah nafas yo”
“Bapak tanya mana yang sakit bu”
Ibumu bilang “Ora ono sing loro (tidak ada yang sakit), mung susah nafas pak (hanya susah nafas pak).”