VIRUS CORONA DI MALAYSIA

Dampak Berlakukan MCO Saat Wabah Covid-19 Merebak, Malaysia Rugi Rp 223 Triliun

Malaysia berlakukan Movement Control Order (MCO) sejak 18 Maret 2020 lalu. Malaysia dikabarkan telah mengalami kerugian sekitar RM 63 miliar sejak itu

Bernama
Muhyiddin Yassin Perdana Menteri Malaysia Baru yang dilantik pada Minggu (1/3/2020) 

TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPUR - Demi memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19, Malaysia memberlakukan Movement Control Order (MCO).

Berbagai dampak dirasakan oleh warga Malaysia, usai negaranya mengambil kebijakan MCO tersebut,

Malaysia dikabarkan telah mengalami kerugian sekitar RM 63 miliar atau Rp 223 triliun sejak pemerintah memberlakukan MCO pada 18 Maret 2020 lalu.

Dikutip Tribunnews dari NST, Jumat (1/5/2020), Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin angkat bicara.

Muhyiddin mengatakan, Malaysia mengalami kerugian lain sekira RM 35 miliar atau Rp 124 triliun apabila MCO diperpanjang satu bulan lagi.

Sehingga, total kerugian Malaysia selama periode MCO akan mencapai RM 98 miliar atau Rp 347 triliun.

Kelebihan dan Kekurangan Liga Indonesia Dibanding Liga Malaysia di Mata Pelatih PSM Bojan Hodak

Lebih lanjut, dalam pidato yang disiarkan televisi sehubungan dengan Hari Buruh, Jumat (1/5/2020), Muhyiddin menyampaikan berapa banyak kerugian yang diderita Malaysia.

Ia mengatakan Malaysia kehilangan RM 2,4 miliar setiap hari atau Rp 8,5 triliun setiap hari sepanjang pelaksanaan MCO.

Sebagai catatan, saat ini MCO Malaysia telah memasuki fase keempat.

"Setelah hampir dua bulan memasuki MCO, saya sadar mayoritas (masyarakat) ingin kembali bekerja," papar Muhyiddin Yassin.

"Pedagang ingin membuka kembali bisnis mereka, hal yang sama berlaku untuk operator industri yang ingin melanjutkan operasi," terangnya.

"Hal ini penting, karena merupakan sumber penghasilan Anda," tegasnya.

Lebih lanjut, Muhyiddin mengatakan, apabila MCO diperpanjang, sumber penghasilan dan posisi keuangan para warganya akan memburuk.

"Ketika kegiatan ekonomi dihentikan sementara, itu akan mempengaruhi pendapatan negara," tegas Muhyiddin Yassin.

"Pajak tidak bisa dipungut, industri tidak akan bisa berkembang, pertumbungan ekonomi terhenti," katanya.

"Pada akhirnya ini akan menyebabkan banyak pengangguran," paparnya.

Khawatir akan Konsekuensi Apabila MCO Dicabut

Lebih jauh, Muhyiddin mengatakan, dia khawatir dengan konsekuensi apabila MCO dicabut.

"Apa yang akan terjadi pada upaya kami untuk memerangi Covid-19? Virus itu masih ada di luar sana," katanya.

"Meskipun kasus baru setiap hari terus menurun, risiko orang terinfeksi masih ada," jelasnya.

"Kami menyaksikan di beberapa negara lain, di mana jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi mulai meningkat, setelah mereka mengangkat tindakan 'penguncian' mereka," paparnya.

"Kita harus menghindari hal yang sama terjadi di negara kita," tegasnya.

Lebih lanjut, Muhyiddin mengatakan, sangat penting bagi pemerintah untuk menerapkan langkah-langkah yang dapat mencapai keseimbangan antara mengendalikan wabah dan merevitalisasi ekonomi.

Malaysia Perpanjang MCO hingga 12 Mei 2020, Yakin Wabah Covid-19 Sudah Terkendali

Berbagai kebijakan dipilih Malaysia untuk memutuskan rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Salah satunya, Malaysia memberlakukan pembatasan gerak atau Movement Control Order (MCO).

Pemerintah Malaysia mengumumkan akan memperpanjang masa Movement Control Order (MCO) hingga 12 Mei 2020 mendatang.

Sebagaimana disampaikan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pada Kamis (23/4/2020).

Dikutip Tribunnews dari Channel News Asia, MCO Malaysia dimulai pada 18 Maret 2020, telah diperpanjang dua kali, seharusnya berakhir pada 28 April.

Ini adalah kali ketiga MCO Malaysia diperpanjang demi menekan penyebaran Covid-19.

"Meskipun angka-angka telah menunjukkan hasil positif, langkah-langkah yang kami ambil harus terus berlanjut," kata Mr Muhyiddin dalam pidato yang disiarkan televisi setempat menjelang bulan puasa Ramadhan.

"Sampai saat kami yakin bahwa pandemi Covid-19 benar-benar terkendali," tambahnya.

Perdana Menteri menambahkan, dia tidak mengabaikan kemungkinan bahwa MCO akan diperpanjang lebih lanjut setelah ini.

Tetapi pemerintah mungkin mengurangi beberapa pembatasan bila infeksi terus melambat.

"Bila Covid-19 kasus terus mencatat penurunan signifikan, pemerintah mungkin melonggarkan kontrol gerakan secara bertahap di beberapa sektor, termasuk sektor sosial," katanya.

Pembatasan Gerak Selama 56 Hari

Lebih jauh, dengan ekstensi terbaru ini, Malaysia akan berada di bawah pembatasan gerakan selama total 56 hari untuk mengekang penyebaran Covid-19.

Di bawah MCO, perjalanan antar wilayah dan internasional dilarang.

Sekolah dan bisnis yang tidak penting diperintahkan untuk ditutup.

Sementara orang-orang didesak untuk tetap di rumah untuk memutus rantai infeksi.

Beberapa lokasi dengan sejumlah besar kasus juga ditempatkan di bawah MCO yang ditingkatkan, pergerakan penduduk juga dibatasi.

Dengan MCO, yang saat ini berada di hari ke-38, kasus infeksi Covid-19 harian Malaysia mengalami penurunan.

Negara ini telah melaporkan tren dua digit dalam infeksi baru hariannya sejak pekan lalu.

Penghitungan berdiri di 5.603 kasus dan 95 kematian, pada Jumat (24/4/2020), dan sebanyak 3.542 pasien telah pulih.

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah memberikan komentar terkait angka kematian yang menurun.

Dr Noor Hisham mengatakan, pendekatan Malaysia untuk mengisolasi pasien Covid-19, walau pun mereka adalah pembawa asimptomatik atau hanya menunjukkan gejala ringan.

Menurutnya, mungkin telah berkontribusi pada angka kematian yang rendah dan tingkat pemulihan yang tinggi.

Ketika perpanjangan MCO kedua dimulai, bisnis di sektor-sektor tertentu diizinkan untuk melanjutkan operasi, termasuk obat-obatan tradisional dan komplementer serta toko perangkat keras dan listrik.

Pemerintah Menarik Rencana Pemulihan Ekonomi

Dalam pidatonya Kamis (23/4/2020), Muhyiddin mengatakan, pemerintah tengah mempelajari metode untuk menghidupkan kembali perekonomian secara bertahap.

Hal ini mengingat kemungkinan lebih banyak ekstensi MCO di Malaysia.

"Saya telah memerintahkan Kementerian Keuangan dan Unit Perencanaan Ekonomi di bawah Departemen Perdana Menteri untuk menyusun Rencana Pemulihan Ekonomi menyeluruh untuk jangka pendek, menengah dan panjang," kata Perdana Menteri.

Dia mengatakan, penekanan saat ini adalah untuk mengidentifikasi langkah-langkah dan inisiatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan menengah.

Sementara meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investor untuk regenerasi ekonomi nasional.

Di antara inisiatif yang direncanakan termasuk upaya untuk membangun kapasitas dan keterampilan di antara orang-orang.

Muhyiddin menambahkan, akan mendorong konsumsi domestik, meningkatkan ketahanan industri dan menciptakan lingkungan investasi yang lebih positif.

(*)

VIDEO - Kapal Motor dari Malaysia Telantarkan 72 TKI Ilegal di Pinggir Sungai

Kolaborasi dengan Platform Digital, Begini Bazar Ramadhan Virtual di Malaysia Saat Lockdown

KSOP Karimun Minta Operator Kapal di Malaysia Tak Layani Warga Ber-KTP Dumai, Ini Tujuannya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Malaysia Rugi Rp 223 Triliun akibat Berlakukan MCO Selama Wabah Covid-19.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved