Jelang Lebaran Diperkirakan 38.000 Pekerja Migran Kembali ke Tanah Air
Eksodus pekerja migran Indonesia dalam jumlah besar diperkirakan bakal terjadi, yakni kepulangan atau pemulangan pekerja migran Indonesia.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA- Eksodus pekerja migran Indonesia dalam jumlah besar diperkirakan bakal terjadi, yakni kepulangan atau pemulangan pekerja migran Indonesia.
Hal itu diprediksi akan terjadi saat menjelang lebaran nanti.
"Menurut Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), jumlah pemudik pekerja migran sekitar 38.000 orang," ujar Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo sebagaimana dikutip dari keterangan pers Migrant Care, Jumat (1/5/2020).
Wahyu menuturkan, sebagian besar di antara mereka adalah pekerja yang telah selesai masa kontrak atau yang diperpendek masa kontraknya.
"Yang mana beberapa negara tujuan menerapkan lockdown serta menguatnya sentiment rasisme, xenophobia yang menomorduakan kaum pendatang asing dalam penanganan pandemi Covid-19," ungkap dia.
Wahyu mencontohkan, kondisi pekerja migran Indonesia di Malaysia yang terjebak lockdown (Movement Control Order) di Malaysia.
"Sebagian besar di antara mereka adalah pekerja migran tidak berdokumen yang tentu tidak memiliki keleluasaan bergerak disaat mereka harus kehilangan pekerjaan dalam status sebagai pekerja upah harian atau mingguan," kata Wahyu.
Kondisi inilah yang membuat mereka menantang marabahaya untuk pulang kampung dengan menyeberang Selat Malaka dengan moda transportasi laut yang belum tentu menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Adapun pekerja migran yang bertahan di Malaysia juga harus menghadapi krisis pangan karena keterbatasan logistik sementara mereka tak lagi menerima upah.
Realitas tersebut, menurut Wahyu, memperlihatkan bahwa krisis yang terjadi dan dialami oleh pekerja migran Indonesia terjadi mulai dari negara tujuan hingga negara asal.
• SEJARAH Masjidil Haram di Makkah, Masjid Terbesar di Dunia Mampu Tampung hingga 2 Juta Jemaah
• Mulai Longgarkan Lockdown Secara Bertahap, Arab Saudi Sukses Uji Virus Corona sebagai Kunci Utama
• Lepas Pemulangan 3 Pasien Covid-19 yang Berhasil Sembuh, Ini Permintaan Pihak RSUD EF Batam
"Oleh karena itu diperlukan langkah kebijakan yang komprehensif untuk memitigasi dan mengantisipasi krisis ini agar tidak menjadi tragedi kemanusiaan," tutur Wahyu.
"Kita tidak menginginkan adanya pekerja migran kelaparan di negara tujuan dan ketika pulang ke kampung halaman terjerembab dalam jurang kemelaratan," kata dia.
• PROFIL dan Wasiat Terakhir Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional
• Selamat! Bali, Sumatera dan Borneo Masuk 50 Pulau Terpopuler di Dunia
• SEJARAH Masjidil Haram di Makkah, Masjid Terbesar di Dunia Mampu Tampung hingga 2 Juta Jemaah
Oleh karena itu, Migrant Care meminta pemerintah tidak melupakan kerentanan pekerja migran dalam skema jaring pengaman sosial dan kebijakan perlindungan sosial untuk antisipasi dampak krisis akibat pandemi Covid-19.
"Pemerintah Indonesia juga harus mendorong negara-negara tujuan pekerja migran Indonesia untuk tidak diskriminatif dan tidak mengkriminalisasi pekerja migran tidak berdokumen dan lebih berfokus pada perlindungan pekerja migran dari penularan Covid-19," tambah Wahyu. (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dampak Covid-19, Sebanyak 38.000 Pekerja Migran Diprediksi Akan Pulang ke Indonesia "