VIRUS CORONA DI BATAM
Kepala RSKI Covid-19 Galang Batam Ungkap Kondisi 6 Jemaah WNA, Hasil Swab Negatif Corona?
Pihak RSKI Covid-19 Pulau Galang masih menunggu pemeriksaan swab kedua terkait jemaah lokal dan asing yang kontak dengan pasien corona no.32.
Pasien positif Covid-19 Nomor 32 di Batam merupakan jamaah tabligh.
Kontaknya kemungkinan terdapat dari pemimpin Jemaah yang di Batam.
Dinkes Batam sudah merujuk pimpinan jamaah tersebut ke Rumah Sakit Galang.
"Kalau nanti hasilnya positif bisa jadi cluster baru yang dinamakan cluster Jamaah Tabligh," tuturnya.
Wali Kota Batam Rudi menegaskan para jamaah tabligh harus menjalani rapid test.
"Mereka akan kita rapid test. Dan semua tim sudah bergerak. Semoga rapid test cukup. Semoga saudara kita ini semua non reakfif. Kalau reaktif kita langsung tes swab," katanya.
Rudi menargetkan menjelang akhir Ramadan ini penyebaran Covid-19 tidak bertambah lagi.
Dan semua kasus akan berhenti di akhir Ramadan.
"Kemarin kita rapat dengan seluruh ulama bahwa tempat keramaian sudah ditindak dan keramaian apa saja tidak kita izinkan dan sepakat akan kita tindak tegas dan dibubarkan. Kalau physical distancing bisa kita jaga, jelang akhir Ramadan yang sakit bisa sembuh dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19," paparnya.
Ia kembali menegaskan seluruh jemaah tabligh di Kota Batam harus melakukan rapid tes tanpa terkecuali.
Termasuk para suami yang termasuk jemaah tabligh akbar yang isterinya bekerja di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Batam.
"Banyak orang Pemko yang suaminya bagian dari itu," kata Rudi.
Diakuinya sudah ada fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sehingga harus dilaksanakan.
"Bapak, Ibu medsos jangan didengarkan. Kalau ragu-ragu korban cukup banyak. Kita harus bisa menghentikannya," kata Rudi.
Rapid test
Dinas Kesehatan akan melakukan tracking terkait dengan pasien 32.
Dinkes Batam sudah merujuk pimpinan jamaah tersebut ke Rumah Sakit Galang.
"Kalau nanti hasilnya positif bisa jadi cluster baru yang dinamakan cluster Jamaah Tabligh," tutur Kadinkes Batam Didi Kusmajardi.
Dengan memeriksa semua santri, pengurus masjid, dan seluruh anggota jemaah tablighnya sudah dilakukan rapid test.
Didi mengatakan, saat mereka datang 2 Maret, kita sudah melakukan pemantauan selama 14 hari.
Kemudian dalam pemantauan sehat-sehat saja semuanya.
Waktu itu rapid test belum datang jadi tidak dilakukan rapid test.
"Kebetulan ada 1 orang yang ada sakit penyerta kakinya luka. Dan tinggal di belakang Masjid. Sempat sembuh, eh lama-kelamaan luka lagi kemudian dirujuk ke rumah sakit Embung Fatimah. Nah di situ pada saat di-rapid test hasilnya reakif dan di rontent ada keliatan pneumonia-nya. Besoknya dicek hasilnya positif," papar Didi.
Setelah itu Didi meminta pihak Kapus (Kepala Puskesmas) me-rapid test ulang seluruh anggotanya sebanyak 7 orang.
Hasilnya 4 reaktif 3 non reaktif
Sehingga ketujuh orang tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Galang.
"Dari hasilnya, ternyata makanan diantar oleh ketua rombongannya dan 2 orang temannya. Ketiganya dilakukan rapid test hasilnya juga reaktif, sehingga dikirim ke Galang. Di swab test di Galang, kalau positif dirawat di sana," katanya.
Didi menegaskan, agar tidak ada cluster baru, pihaknya melakukan berbagai upaya.
Seperti melakukan tracing contact, agar menyetop mata rantai penyebaran Covid-19.
"Jika swab test positif langsung isolasi. Tujuannya ya untuk menghentikan mata rantai itu," katanya.
Namun disayangkan, masyarakat masih ada yang tidak mengindahkan peraturan pemerintah.
Sehingga masih ada lagi yang terpapar Covid-19 di Kota Batam.
"Masyarakat kalau bisa patuh. Misalnya jangan ikut dulu shalat berjamaah dan berkumpul-kumpul," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinkes Kota Batam, jumlah pasien positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh di Kota Batam hingga, Selasa (5/5/2020) baru mencapai 16 orang.
Namun ada sekitar 8 orang lagi yang berpotensi sembuh. (Tribunbatam.id/Ichwan Nurfadillah/ Roma Uly Sianturi)