VIRUS CORONA DI BATAM
Rayakan Kesembuhan, Tim Medis dan 5 Pasien Covid-19 di RSBP Batam Joget Tiktok, Lihat Videonya
Jika biasanya, proses pemulangan dilakukan secara formal, pemulangan 5 pasien di RSBP Batam diselingi aksi joget Tiktok ala milenial. Lihat videonya
Penulis: Beres Lumbantobing |
Seperti mewajibkan warga Batam untuk memakai masker ketika keluar rumah, menjaga social dan physical distancing, melakukan patroli untuk mengimbau masyarakat agar tidak berkerumun, dan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat.
• HARI Ini, Hanya Kapal Batam Jet Berlayar dari Pelabuhan Domestik Sekupang Batam, Cek Jadwalnya
Pembatasan keluar masuk orang ke Batam, juga telah berjalan seiring dengan kebijakan pemerintah pusat memberhentikan operasional bandara hingga akhir Mei 2020 mendatang.
Demikian juga dengan penugasan kapal TNI untuk memulangkan para TKI asal Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui Batam dan daerah lain di Kepri.
"Kita sudah membatasi langsung keluar masuk orang. Tidak PSBB pun kita sudah membuat batasan. Masker juga kita wajibkan," kata Rudi.
Dia juga memastikan, hingga saat ini pemerintah tetap tidak ingin mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti daerah lain.
Padahal, jumlah kasus postif Covid-19 di Batam cukup tinggi, menjadi yang tertinggi di Kepri dengan 36 pasien.
Hal ini dikarenakan untuk tetap menjaga keberlangsungan industri di Kota Batam.
Menurutnya sektor industri dan pariwisata menjadi pendapatan utama Kota Batam.
"Batam ini daerah Industri, pariwisata, pendapatan Batam dari pajak dan retribusi hilang, PSBB tidak kita lakukan karena beresiko, industri tutup tidak bisa apa-apa kita," ujarnya, Kamis (7/5/2020).
Diakuinya jika tetap dipaksakan, dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan stabilitas di masyarakat yang memang banyak bergantung pada sektor industri ini.
Bisnis di Batam Kian Merosot
Di tempat yang berbeda, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid menjelaskan, saat ini penurunan aktivitas bisnis di Batam sebenarnya cukup signifikan.
Jika dibandingkan dengan aktivitas triwulan ke IV tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Batam minus sekitar 4% di triwulan I tahun ini.
Walaupun secara yoy masih tumbuh sekitar 2 persen. Hal ini akibat menurunnya aktivitas bisnis yang bergerak di bidang Pariwisata, Hotel dan restoran yang terkoreksi cukup besar.
"Kita memprediksi untuk triwulan II tahun ini akan lebih parah lagi kontraksi ekonomi yang terjadi. Kita tahu di bulan Januari dan Februari aktivitas ekonomi masih relatif normal. Baru menurun di bulan Maret hingga sekarang. Jika dihitung kemungkinan besar akan lebih parah dibandingkan dengan triwulan I,” kata Rafki.
Apabila Batam menerapkan PSBB, Rafki meyakini aktivitas ekonomi akan terkoreksi lebih dalam lagi.