Untuk Biayai Defisit, Sri Mulyani Butuh Tambahan Utang hingga Rp 45 Triliun Per Pekan
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, sampai dengan saat ini sisa penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang masih perlu direalisasikan adalah Rp
• Limbah Garmen Didaur Ulang Jadi 100 Ribu Masker Kain, Agar Masker Medis Mencukupi
• Kecuali Indonesia, 8 Negara di ASEAN ini Kompak Turunkan Harga Minyak, Ini Alasannya
• Pengusaha Tekstil Ini Punya Jurus Jitu Agar Karyawannya Tidak Terkena PHK Ditengah Covid-19
Sri Mulyani menyampaikan, kebutuhan pembiayaan utang ini akan dipenuhi melalui lelang di pasar domestik, di SBN ritel, private placement, dan penerbitan SBN.
"Semuanya masih terbuka dan kita akan melihat kesempatan yang terjadi di market," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Jumat (8/5/2020).
Sementara, pada periode Mei sampai Desember 2020 ini rata-rata lelang SBN pemerintah apabila memenuhi defisit 5,07 persen dari GDP hingga Rp 45 triliun per pekan.
"Per pekannya berkisar antara Rp 35 triliun hingga Rp 45 triliun. Dimana Surat Utang Negara (SUN) akan berkisar antara Rp 24 triliun sampai Rp 30 triliun dan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) akan berkisar antara Rp 11 triliun sampai Rp 15 triliun," kata Sri Mulyani.
• Komplotan Begal Sadis Dibekuk Polisi, Satu Tersangka Diketahui Napi Baru Bebas Karena Asimilasi
• 5 Pemain Persib Bandung Ini Punya Follower Terbanyak di Instagram
Eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, sudah ada penandatanganan kerja sama (memorandum of understanding/MoU) antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI).
"Dengan ini, sudah ada dengan Bank Indonesia didalam rangka partisipasi dalam lelang di pasar perdana," pungkasnya.
Adapun sebagai perbandingan, rata-rata pembiayaan utang kuartal II sampai dengan kuartal IV tahun 2018 itu adalah sekira Rp 15 triliun untuk SUN dan Rp 5,1 triliun SBSN.
Kemudian, kebutuhan pembiayaan SBN tahun 2019 lalu adalah Rp 21,9 triliun dan sekira Rp 7,8 triliun rata-rata per pekan, sehingga rata-rata lelang saat ini dua kali lipatnya yakni sebesar Rp 35 triliun hingga Rp 45 triliun.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Biayai Defisit, Sri Mulyani Butuh Tambahan Utang hingga Rp 45 Triliun Per Pekan