Gak Diizinkan Pulang ke Kampung Halaman, Ibu Tega Bacok Anak Kandungnya Sendiri

Namun san anak tidak mengizinkannya, karena marah pelaku akhirnya menikam anak kandungnya sendiri.

Editor: Eko Setiawan
ilustrasi/net
Ilustrasi pembacokan 
TRIBUNBATAM.id, PURWAKARTA - Seroang ibu tega membacok anak kandunnya sendiri.
Permasalahan ini dipicu karena pelaku meminta untuk pulang kampun ke ke Jember.
Namun san anak tidak mengizinkannya, karena marah pelaku akhirnya menikam anak kandungnya sendiri.
T (60) nekat membacok Sugiono (38) warga Desa Cikumpay, Kecamatan Campaka dengan senjata tajam.

Korban dan pelaku diketahui adalah anak dan ibu kandung.

Lantaran masalah sepele, sang ibu dibawa Satreskrim Polres Karawang, Minggu (10/5/2020) sekitar pukul 02.00 WIB.

Kapolres Purwakarta, AKBP Indra Setiawan melalui Kasatreskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian menceritakan kronologi kejadian.

"Pelaku awalnya meminta pulang kampung ke Jember, Jawa Timur, tapi oleh korban yang merupakan anak kandungnya tidak mau mengantar dan meminta tinggal bersamanya," katanya.

"Pelaku pun marah-marah hingga akhirnya saat korban tidur di ruang tamu, tiba-tiba pelaku langsung membacoknya dengan menggunakan golok," kata Handreas.

Senjata tajam golok yang digunakan untuk membacok korbannya, Handreas menyebut pelaku sengaja ambil dari dapur dan saat ini korban pun tengah mendapatkan perawatan medis di RSU Siloam.

"Pelaku pun sudah kami amankan beserta barang buktinya yakni sebilah golok yang dia pakai," katanya.

Pemudik kucing-kucingan dengan petugas hingga pingsan karena jalan kaki

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan mengeluarkan aturan turunan dari Permenhub No 25 tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Tapi masih ada sejumlah pemudik yang berusaha berusaha menghindari pemeriksaan petugas di pos penjagaan dan pos penyekatan.

Kabag Ops Korlantas Polri, Kombes Benyamin ‎menjelaskan beragam praktik kucing-kucingan pemudik dengan petugas.

Pertama dengan memanfaatkan kendaraan truk untuk mengangkut. Kendaraan sekaligus pemudiknya.

Ini karena mereka menganggap petugas tidak akan memeriksa kendaraan truk pengangkut barang.

Pengecekan petugas di lapangan, hanya diprioritaskan untuk kendaraan pribadi.‎

Pemudik menganggap truk tetap lancar melesat di jalan sehingga mereka memanfaatkannya.

Hal-hal seperti ini "kucing-kucingan" dengan petugas sangat disesalkan oleh Benyamin.

"Karena truk barang masih bisa melintas, truk ini akhirnya dimanfaatkan untuk mengangkut mobil, termasuk yang mudik juga," ujarnya saat dikonfirmasi Jumat (1/5/2020).

Kedua ada pula yang menggunakan bus untuk melintas.

Penumpang disembunyikan di bagasi bus, sehingga sekilas jika diperiksa, bus tidak mengangkut penumpang.

"Ada bahkan sampai viral, bus untuk isi manusia bukan di tempat duduk tapi di bagasi‎. Ada juga jasa travel menawarkan pemudik ke kampung halaman via jalan tikus, aman dari petugas," tegas Benyamin.

Modus ketika ini, menurut Benyamin sudah ditangkap oleh Polda Metro Jaya di perbatasan Cikarang Barat.‎

Bahkan, polisi juga menemukan kasus kriminal lainnya.

"Ada penemuan narkoba dibawa dari Surabaya menuju Jakarta. Terbukti situasi ini masih dimanfaatkan pelaku kejahatan. Ini sangat kami sesalkan" tuturnya.

Di tengah aksi-aksi penyekatan dan pemberian sanksi putar balik bagi pemudik, Benyamin memastikan ‎kendaraan pengakut logistik dan bahan pokok tetap dizinkan melintas agar perekonomian tetap berjalan dan distribusi bahan pokok tidak terganggu.

Jalan kaki dari Madiun ke Pati 

Melansir Kompas.com, Wahyu Utami ditemukan pingsan di dalam toilet minimarket di kawasan Dumpil, Kabupaten Madiun, Kamis (30/4/2020).

Korban kemudian dievakuasi ke RSUD Caruban oleh tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun yang mengenakan alat pelindung diri (APD).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBPD) Kabupaten Madiun Muhammad Zahrowi mengatakan Wahyu Utami adalah seorang pemudik yang berdomisili di Jombang.

Ia nekat mudik ke kampung halamannya di Pati untuk mengurus surat perpindahan penduduk.

Namun ternyata perjalanan mudik Wahyu tak berjalan lancar.

Karena tak ada angkutan umum yang beroperasi, Wahyu membonceng sepeda motor hingga Kecamatan Majeyan, Kabupaten Madiun.

Utami kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh belasan kilometer karena tak ada kendaraan yang bisa ia tumpangi ke Pati.

Saat tiba di dekat Gerbang Tol Madiun, Utami menumpang ke toilet minimarket.

Setelah diizinkan oleh kasir, Utami masuk ke dalam toilet.

Cicik Tri Wahyuni (20) kasir minimarket mengatakan Utami tak kunjung keluar setelah 45 menit di dalam toliet.

Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun mengevakuasi Wahyu Utami (30), yang pingsan di toilet minimarket Madiun.
Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun mengevakuasi Wahyu Utami (30), yang pingsan di toilet minimarket Madiun. (KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI)

Karena khawatir, Cici kemudian melapor ke pos pemeriksaan dan informasi Covid-19 yang ada di samping minimarket tempatnya bekerja.

Petugas pun menggedor pintu toliet.

Karena tak ada jawaban, polisi pun mendobrak pintu dan menemukan Utami pingsan di dalam toilet.

"Akhirnya polisi masuk, didobrak pintunya dan menemukan wanita itu dalam kondisi pingsan," kata Cicik.

Salah satu petugas di pos pemeriksaan dan informasi Covid-19 Dumpil, Aipda Arif Syarifuddin mengatakan, perempuan itu ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di kamar mandi.

"Wajah perempuan tadi pucat dan tangannya sudah membiru," kata Arif.

Di lokasi, petugas menemukan tas milik Utami yang berisi dompet, akte kelahiran, dan kartu identitas lainnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Ibu Kandung Bacok Anaknya Saat Sedang Tidur, Penyebabnya Sepele karena Pelaku Dilarang Mudik

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved