VIRUS CORONA DI CHINA
Dampak Covid-19, Penjualan Mie Instan di China Melonjak, Ini Besar Pendapatannya
Pendapatan besar suskes di raih produsen mie instan di China. Melihat banyak warga China yang menghabiskan waktu karantina di rumah akibat Covid-19.
Di Hong Kong, pangsa pasar mie instan Nissin mencapai 60 persen. Menurut Sinolink Securities, Nissin adalah merek mie instan terpopuler ketiga di beberapa provinsi di China bagian selatan.
Nissin pertama kali masuk ke pasar China daratan pada awal era 1990-an dan telah berekspansi di kawasan itu dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun lalu, Nissin berinvestasi pada perusahaan pengemasan di kota Zhuhai.
Dalam beberapa tahun terakhir, segmen makanan instan sedikit merosot dalam beberapa tahun terakhir.
Ini lantaran konsumen semakin memilih layanan pesan antar makanan dan makanan sehat.
"Sejak tahun 2017, industri mie instan membaik karena promosi dan subsidi operator pesan antar makanan telah menurun," tulis Sinolink Securities dalam laporannya.
Namun demikian, sejumlah analis memandang pertumbuhan penjualan mie instan selama masa pandemi virus Corona bisa hanya sementara.
Kurangnya inovasi dan kemampuan untuk beradaptasi pada kebutuhan konsumen yang cepat berubah dapat memberatkan pertumbuhan dalam jangka panjang.
Setelah Wabah Berakhir, China Akhirnya Izinkan WHO Selidiki Penanganan Covid-19
China akhirnya mengumumkan akan mendukung peninjauan terhadap penanganan virus Corona atau Covid-19 yang dipimpin WHO.
Namun, China mendukung peninjauan penanganan global ini hanya setelah pandemi ini berakhir.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pada Jumat (8/5/2020).
Di tengah tekanan yang menerpa Negeri "Panda" dari seluruh dunia, untuk mengizinkan penyelidikan internasional tentang asal virus Corona.
Dalam konferensi pers Hua mengatakan, peninjauan harus dilakukan secara "terbuka, transparan, dan inklusif" di bawah kepemimpinan kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ia melanjutkan, penyelidikan itu harus pada "waktu yang tepat setelah pandemi berakhir," sebagaimana dikutip dari AFP Jumat (8/5/2020).
Akan tetapi Hua tidak mengatakan peninjauan itu harus menyelidiki asal Covid-19, meski ada seruan yang diprakarsai AS dan Australia untuk penyelidikan internasional tentang masalah ini.