HUMAN INTEREST
Kisah Ibu Dua Anak di Batam, Berjuang Seorang Diri Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Tengah Corona
Ibu dua anak di Batam ini butuh bantuan dari pemerintah dan orang-orang di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah Corona
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Dampak Covid-19 membuat kehidupan Dermawati, seorang tukang cuci baju di Batam semakin berat.
Suaminya yang dulu bisa menambah pemasukan keluarga dari bekerja sebagai sopir taksi di pelabuhan, kini tak lagi bisa membawa uang pulang ke rumah seperti yang diharapkan.
Iapun terpaksa berjuang sendirian untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Terdiri dari suami dan dua anaknya.
Itu dengan cara menjadi tukang cuci baju dan tukang gosok dari rumah ke rumah warga. Setidaknya ada empat rumah, tempat dia bekerja sebagai tukang cuci dan setrika saat ini.
"Empat tempat bang, Rp 1,5 juta. Ada yang setrika aja dan ada cuci dan setrika," kata Dermawati kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (12/5/2020).
• Misteri Jasad Wanita Terlilit Sarung Dalam Rumah Tukang Roti, Ini Kesaksian Polisi saat Gali Kuburan
• Kadisdukcapil Bintan Ungkap Kendala Verifikasi Data Warga Penerima Bantuan, Sebut Data Ganda
Dari penghasilannya sebagai tukang cuci baju dan gosok itulah, asap dapur di rumahnya bisa mengepul saat ini.
Belum lagi dia harus membayar air dan listrik Rp 300 ribu, yang diambil dari penghasilannya Rp 1,5 juta itu.
Sebenarnya, dengan penghasilannya yang masih pas-pasan ini, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan makannya sekeluarga. Namun apa mau dikata.
Dermawatipun terpaksa berhemat dengan makan nasi, kerupuk dan kuah. Terkadang ia makan dengan tempe dan tahu.
Ia pun bingung untuk biaya sekolah anaknya pada saat kondisi Covid-19.
Seorang anaknya baru lulus SMA dan ingin kuliah tahun ini. Ia berharap jika anaknya kuliah, nasibnya tidak akan seperti dirinya di kemudian hari.
Sementara itu, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, suaminya yang bekerja sebagai sopir taksi tidak lagi membawa uang ke rumah.
Melainkan suaminya membawa nasi dari pemberian orang di Pelabuhan Sekupang.
Ia berharap dapat bantuan sembako dari Pemerintah Kota Batam di masa-masa sulit seperti ini.
Namun ketika ia mendatangi Rt di tempat tinggalnya untuk menanyakan namanya dan hendak mengambil bantuan, ternyata namanya tak masuk hitungan penerima bantuan sembako dari Pemko Batam.