KEBAKARAN DI SEI PANAS BATAM
Lihat Api di Langit Kamarnya, Penghuni Kos di Kampung Melayu Batam Ini Sempat Siram Air ke Titik Api
Sumber api pertama kali terlihat di langit kamar milik Musnofa. Sadar ada kebakaran, ia menyiram api ke atas langit. Namun justru api tambah besar
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Rumah yang beralamat di Kampung Melayu, Sei Panas, Blok 2 Nomor 31, Batam, Kepri, mengalami kebakaran besar, Rabu (13/5/2020).
Rumah tersebut dibangun menyatu dengan 8 kamar kos-kosan berpenghuni. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran ini, namun para penghuni kos yang telah dievakuasi sempat termenung meratapi tempat tinggalnya yang hangus dilalap api.
Salah seorang penghuni kos, Musnofa, mengaku, mulanya ia melihat api bersumber dari langit-langit kamarnya. Mengetahui adanya kebakaran di tempat kediamannya, Musnofa berusaha memadamkan api dengan menyiram air ke atas langit-langit.
"Tapi makin saya siram, makin besar pula apinya," ungkap Musnofa dengan mata berkaca-kaca.
Sebelumnya, ia juga sempat melepaskan gas tabung dari selangnya, dan menaruhnya di luar kamar kos untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
• PNS Bea Cukai di Karimun Rela Gajinya Bulan Mei Dipotong, Ternyata Ini Penyebabnya
• Siswi SMP Diperkosa hingga Hamil 7 Bulan, Anggota DPRD Gresik Tawarkan Uang Damai Rp 1 Miliar
Selain itu, pria yang berprofesi menjual petasan itu juga membuang beberapa petasan miliknya melalui pagar.
Musnofa tinggal di kos-kosan itu bersama sang istri dan satu orang anaknya yang masih bayi. Istrinya tampak terpukul meratapi kondisi kamar kosnya yang telah hangus dilalap api.
Tak Sempat Selamatkan Dokumen
Kebakaran rumah di kawasan Kampung Melayu, Sei Panas, menghanguskan satu rumah beserta enam kamar kos di Blok 2 Nomor 31.
Suasana pasca padamnya api, para warga masih tampak berkumpul mengamati bangkai rumah yang habis dilalap api tersebut.
Sementara itu, para penghuni kos yang kehilangan tempat tinggalnya berusaha mengamankan barang-barang yang masih dapat diselamatkan.
Para penghuni itu tampak memilah-milah beberapa helai baju, kereta bayi, hingga rak sepatu untuk dibawa serta ke tempat pengungsian.
Ditemui di Balai Pertemuan Desa, sang pemilik kos, Bejo mengaku masih syok untuk diwawancarai.
Ia mengaku sedih, sebab tidak sempat menyelamatkan barang dan dokumen berharganya dari dalam rumah.
"Ketika lihat api, saya tak sempat memikirkan surat-surat berharga, langsung saya tarik tangan istri saya," ungkapnya penuh kesedihan.