ANAMBAS TERKINI

Menanti Lama Sejak Jadi Kabupaten, Desa Mengkait Anambas Akhirnya Bisa Nikmati Layanan 4G

Sudah cukup lama warga yang mayoritasnya dikenal dengan suku laut ini, menanti kualitas layanan internet layaknya di ibu kota kabupaten, Tarempa.

tribunbatam.id/Dokumentasi Humas Pemkab Anambas
Wakil Bupati Anambas, Wan Zuhendra menghadiri pelantikan Kepala Desa Mengkait Amos Apui sekaligus pemberian kartu elektronik kepada perwakilan warga Desa Mengkait, Kecamatan Siantan Selatan, Kamis (23/1/2020). Layanan telekomunikasi di desa ini diketahui sudah 4G. 

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kepulauan Anambas, Japrizal mengatakan, pihak provider ingin layanan 4G di sana terealisasi sebelum hari raya Idul Fitri. Bahkan peralatan pelayanan, menurutnya sudah dalam pengiriman.

"Pihak provider sudah menyurati Pemda supaya membantu teknisi ini untuk bisa ke Anambas," ujarnya kepada sejumlah awak media, Senin (11/5/2020).

Pihak provider kabarnya sudah berkoordinasi dengan Diskominfotik dalam mencarikan transportasi berdasarkan surat tugas.

Rencananya, akan ada empat teknisi yang nantinya memperbaiki layanan 4G di site Putik.

Melihat bahwa keinginan masyarakat Putik yang sanga antusias sekali dan memang sudah jadi kebutuhan daerah, maka pihak Diskominfotik akan melakukan koordinasi dengan Syahbandar dan kapal kargo agar bisa membawa empat teknisi ini ke Anambas.

Sementara itu masyarakat yang berada di Payalaman, Kecamatan Kute Siantan dan sekitarnya juga mengeluhkan layanan internet yang sudah diakses, bahkan untuk menelpon saja sangat sulit sekali.

Setelah dilakukan pengecekan pemakaiannya maksimal (Pull), karena daerah tersebut masih menggunakan VSat akibatnya terjadi gangguan.

"Kami optimis dapat memenuhi keinginan masyarakat yang ada di Payalaman dan sekitarnya untuk layanan 4G sama dengan di ibu kota kabupaten, Tarempa. Sebab galian juga sudah sampai di site Putik dan Payalaman," jelasnya.

Kisah Sukses Anak Desa Mengkait

Anak-anak di Desa Mengkait Kecamatan Siantan Selatan sudah terbiasa bermain pasir dan air asin di laut.

Ketiadaan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Anak-Anak, menjadikan laut menjadi taman bermain mereka.

Lokasi pulau yang hanya mencapai empat hektare, menjadi kendala yang harus dihadapi masyarakat desa untuk merealisasikan hadirnya pendidikan PAUD dan TK di desa mereka.

Ramai Kabar Naysila Mirdad Akan Menikah Tahun Ini dan Jadi Mualaf, Ini Penjelasan Lydia Kandou

"Mayoritas anak-anak menjadikan laut sebagai taman bermain mereka. Di sana, belum ada fasilitas PAUD atau TK. Dan ini yang mereka sampaikan kepada kami," ujar anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas Mulyadi Minggu (1/10/2017).

Politisi Partai Hanura yang melakukan reses ke desa itu belum lama ini juga mendapat keluhan masyarakat akan air bersih. Sekitar empat ratus Kepala Keluarga di pulau itu masih harus menyebrang ke Pulau Temiang yang dapat ditempuh menggunakan kapal pompong selama 20 menit.

"Mereka masih menampung air. Dan ini mereka lakukan semenjak Anambas belum menjadi kabupaten. Terkadang, mereka menampung air ketika hujan turun," ungkapnya. Keluhan yang disampaikan kepadanya itu pun, akan ia coba untuk direalisasikan melalui APBD tahun anggaran 2018 mendatang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved