Nadiem Makarim Sebut Belajar di Rumah Sadarkan Orangtua Bagaimana Susahnya Jadi Guru

Namun melihat kondisi ini, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengatakan, inilah saatnya orang tua tahu bagai mana susahnya menjadi seorang guru.

Editor: Eko Setiawan
Tribunnews.com/ Reza Deni
Mendikbud Nadiem Makarim di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020) 

Mantan CEO Gojek ini menilai hal tersebut sangat baik untuk memperkenalkan penggunaan teknologi kepada guru, orang tua, dan murid.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengungkapkan, banyak anak stres karena belajar di rumah bersama orang tua.

Selama pandemi Covid-19, sekolah di Tanah Air menerapkan kebijakan belajar dari rumah (BDR).

"Banyak anak yang mengalami stres, tertekan."

"Salah satunya adalah kadang di dalam cara orang tua menghadapi putra-putri tercinta."

"Para orang tua sekarang harus menjadi guru tiba-tiba di dalam rumah," ujar Seto di Kantor BNPB, Sabtu (25/4/2020).

Menurut Seto, anak-anak tertekan karena cara orang tua yang melakukan pemaksaan dalam memberikan pembelajaran agar anaknya mengerti.

"Dan kemudian mencoba untuk menjelaskan, menerangkan, kadang-kadang memaksa hal ini dicapai oleh putra-putri sendiri."

"Sehingga akhirnya yang muncul adalah anak-anak tertekan," beber Seto.

Seto mengatakan, beberapa anak menginginkan kembali diajar oleh guru-guru mereka.

Cara pengajaran para guru yang lebih persuasif dan kreatif, membuat anak-anak nyaman untuk diajar.

"Beberapa rindu kembali ke sekolah, bertemu dengan ibu guru atau bapak guru yang menjelaskannya lebih nyaman, lebih tenang, lebih kreatif dan sebagainya," papar Seto.

Saat ini sekolah yang menerapkan pembelajaran dari rumah sekitar 97,6 persen.

Sementara, sisanya tidak melaksanakan BDR karena tidak memiliki perangkat pendukung.

Sekitar 2,4 persen yang tidak melaksanakan belajar dari rumah adalah sekolah yang berada di daerah khusus pedalaman, bukan daerah terjangkit Covid-19.

Dampingi Anak Saat Pakai Gawai

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengungkapkan, banyak anak yang menggunakan gawai karena merasa tertekan saat di rumah.

Pria yang akrab disapa Kak Seto ini mengatakan, anak-anak kerap tidak didampingi selama menggunakan gawai.

"Suasana kedua yang membuat anak-anak tertekan adalah karena anak-anak kemudian lari ke gadget."

"Mereka mencoba untuk mendapatkan informasi-informasi."

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved