VIRUS CORONA DI VIETNAM

Ketika Vietnam Menghadapi Virus Corona dengan Reaksi yang 'Berlebihan', Namun Membuahkan Hasil Manis

Vietnam merupakan salah satu negara di Asia dengan tingkat penyebaran virus corona yang tergolong rendah dengan nol kematian.

kompas.com
Warga Vietnam tampak ceria setelah pihak berwenang mengangkat karantina di desa Dong Cuu, desa karantina Vietnam terakhir yang terkena penyakit virus corona (Covid-19), di luar Hanoi, Vietnam 14 Mei 2020. (REUTERS/Nguyen Huy Kham) 

TRIBUNBATAM.id, HANOI - Vietnam merupakan salah satu negara di Asia dengan tingkat penyebaran virus Corona yang tergolong rendah dengan nol kematian.

Negara yang memiliki 97 juta orang penduduk itu diketahui hanya mencatat lebih dari 300 kasus Covid-19 dengan tidak ada satu pun kematian yang disebabkan oleh virus tersebut. 

Setelah sebulan berselang semenjak transisi komunitas yang terakhir dan dewasa ini negara Vietnam sudah mulai membukanya. 

Pendapat ahli mengatakan, bahwa Vietnam memiliki kemungkinan kecil untuk kasus Covid-19 yang membesar karena telah bertindak sejak dini dan memanfaatkannya dengan baik.  

Vietnam juga dinilai oleh ahli tidak seperti negara lain yang memiliki jumlah infeksi dan kematian yang sangat besar, berkat usaha yang dinilai sebagai 'reaksi berlebihan'. 

Meski menghemat biaya, dan memiliki pendekatan yang intensif, reaksi Vietnam ini dinilai mungkin sudah terlambat bagi sebagian besar negara lain untuk belajar dari keberhasilannya. 

Tindakan 'ekstrem tapi masuk akal'

"Ketika Anda berurusan dengan virus baru semacam ini yang berpotensi menimbulkan patogen berbahaya, lebih baik bereaksi berlebihan," kata Dr Todd Pollack dari Harvard's Partnership for Health Advancement di Vietnam, Hanoi.

Menyadari bahwa sistem medis di negaranya akan segera kewalahan oleh penyebaran virus Covid-19 saat masa ringan ini, Vietnam malah memilih pencegahan dini, dan dalam skala besar. 

Pada awal Januari, sebelum ada kasus yang dikonfirmasi, pemerintah Vietnam telah memulai "tindakan drastis" untuk mempersiapkan penanganan terhadap pneumonia baru yang misterius ini yang pada saat itu telah membunuh dua orang di Wuhan.

Tepat ketika kasus virus pertama dikonfirmasi pada 23 Januari di China - seorang pria yang telah melakukan perjalanan dari Wuhan untuk mengunjungi putranya di Kota Ho Chi Minh - rencana darurat Vietnam pun beraksi.

"Itu sangat, sangat cepat bertindak dengan cara yang tampaknya cukup ekstrem pada saat itu tetapi kemudian terbukti agak masuk akal," kata Prof Guy Thwaites, direktur Unit Penelitian Klinis Universitas Oxford (OUCRU) di Kota Ho Chi Minh, yang bekerja dengan pemerintah dalam program penyakit menularnya.

Vietnam memberlakukan langkah-langkah yang negara-negara lain akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melanjutkan langkah ini seperti pembatasan perjalanan, memantau dengan cermat dan akhirnya menutup perbatasan dengan China.

Langkah lainnya dengan meningkatkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan dan tempat-tempat rentan penularan lainnya.

Sekolah ditutup untuk liburan Tahun Baru Imlek pada akhir Januari dan tetap ditutup hingga pertengahan Mei.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved