Tenaga Medis Mogok Karena Honor Rp750 Ribu / Bulan, Direktur RSUD: Mereka Takut Hadapi Pasien Corona
Petugas media yang menggelar aksi medis itu masih berstatus honorer di rumah sakit umum daerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan
“Mereka lari ketakutan saat melihat ada pasien yang positif Covid-19," jelas Roretta.
“Tidak ada tenaga dokter, mereka para tenaga medis seperti perawat dan sopir ambulans, mereka itu takut menangani pasien positif Covid-19, itu saja, bukan karena soal lain,” tambah Roretta.
Terkait dengan aksi mogok kerja tersebut pihaknya tidak mempersoalkan.
Sebagai solusinya, pihaknya akan membuka penerimaan karyawan baru.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Ogan Ilir Wahyudi angkat bicara terkait adanya tudingan insentif dari Pemda yang tidak jelas bagi tenaga medis.
Menurutnya, insentif tersebut tetap diberikan, namun besaran nilainya bagi setiap tenaga medis berbeda-beda, tergantung dengan kasus dan resiko.
“Insentif sesuai tingkat risiko,” kata Wahyudi saat dikonfirmasi, Minggu (17/5/2020).
Pemberian insentif tersebut, lanjut dia, sebagai bentuk keseriusan Pemda Ogan Ilir terhadap upaya penanganan Covid-19.
Namun demikian, dirinya enggan membeberkan besaran nilai insentif dan penjelasan resiko yang dimaksud tersebut.
• Tak Lama Lagi, Pengguna WhatsApp Sudah Bisa Video Call dengan 50 Orang Sekaligus
“RSUD difokuskan untuk penanganan Covid-19 dengan memberikan insentif per kasus dalam penanganan pasien Covid-19. Ini bukti keseriusan Pemkab Ogan Ilir dalam memutus rantai penyebaran virus corona,” kata Wahyudi.
\\
\\
\\