Tenaga Medis Mogok Karena Honor Rp750 Ribu / Bulan, Direktur RSUD: Mereka Takut Hadapi Pasien Corona
Petugas media yang menggelar aksi medis itu masih berstatus honorer di rumah sakit umum daerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan
TRIBUNBATAM.id, OGAN ILIR - Merasa pendapatan yang mereka terima tidak mendapat sebanding tugas yang harus mereka hadapi di tengah pandemi covid-19, sejumlah tenaga medis melakukan aksi mogok.
Petugas media yang menggelar aksi medis itu masih berstatus honorer di rumah sakit umum daerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Ada sekitar 60 orang tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan, saat menggelar aksi protes.
• Viral Foto Roxy Mall Jember Ramai, Polisi Merasa Disalahkan Soal Larangan Kerumunan di Masjid
• Inilah Ajeng Tresna Dwi Wijayanti, Pilot Pesawat Tempur Perempuan Pertama dari TNI AU
• Jika Ingin Berkarir di Luar Negeri, Asnawai Mangkualam Pilih di Asia Ketimbang Eropa, Ini Alasannya
Mereka melakukan aksi menyusul adanya tambahan tugas menangani pasien positif corona.
Dikutip dari kompas.com, melansir sumber terpercaya di lapangan, resiko yang diterima petugas medis tak sebanding dengan kesejahteraan yang diterima.
Sebab, gaji mereka hanya Rp 750.000 per bulan.
Ditambah lagi alat pelindung diri (APD) di rumah sakit tersebut minim dan tidak disediakan rumah singgah.
Bahkan, insentif yang dijanjikan pemerintah daerah setempat dinilai juga tidak jelas.
Karena alasan itu, para tenaga medis tersebut memilih untuk mogok kerja.
Akibat aksi protesnya itu, mereka dianggap mengundurkan diri oleh pihak RSUD.
“Tenaga paramedis tidak mau melaksanakan perintah pihak rumah sakit karena tidak ada surat tugas, selain itu tidak ada kejelasan soal insentif bagi mereka."
"Mereka hanya menerima honor bulanan sebesar Rp 750 ribu, sementara mereka diminta juga menangani warga yang positif Covid-19,” jelas sumber tersebut.
Terpisah, Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama membenarkan adanya aksi mogok kerja yang dilakukan tenaga medis berstatus honorer tersebut.
• Tak Lama Lagi, Pengguna WhatsApp Sudah Bisa Video Call dengan 50 Orang Sekaligus
• Temukan Kluster Baru Penyebaran Virus Corona, Pemerintah China Lockdown 1.205 Desa di Provinsi Jilin
Namun demikian, pihaknya menganggap bahwa tudingan yang disampaikan mereka terkait ketersedian APD, rumah singgah, dan insentif dianggap mengada-ada.
Mereka yang protes dinilai hanya karena ketakutan saat diminta menangani pasien corona.