VIRUS CORONA DI JAKARTA
Nekat Berjualan di Tengah PSBB Jakarta, Alasan Pedagang: Tabungan Menipis Untuk Makan
"Dimakan Corona duitnya, ancur lah. Kalau hari biasa mah udah metik (untung). Sekarang boro-boro metik yang ada modalnya habis. Enggak balik moda duit
Sudah tiga hari Arief membuka kiosnya di sana setelah sempat dua minggu ia tutup.
"Tiga hari ini udah buka dari Jumat. per harinya Rp 1, 5 juta," lanjutnya.
• 4 Kabupaten Zona Hijau Corona di Kepri Diperbolehkan Gelar Salat Idul Fitri di Masjid, Mana Saja?
• Muncul Klaster Misterius, Satu Keluarga di Baloi Batam Positif Corona, Tak Punya Riwayat Kemana-mana
Pedagang busana perempuan, Juju, nekat berjualan di atas trotoar di Jalan Raya Jati Baru.
Bukan hanya Juju yang berjualan di sana, para pedagang busana lainnya turut menggelar lapak mereka.
Trotoar di sepanjang Jalan Jati Baru yang mengarah ke Stasiun Tanah Abang menjadi sempit dipenuhi pedagang.
Pejalan kaki dengan disabilitas akan kesulitan bila melintas di atas trotoar yang diokupasi oleh para pedagang itu
Juju mengatakan ia nekat berjualan lantaran ia sudah terlanjur mengeluarkan modal besar untuk berjualan.
Ketika Covid-19 melanda Indonesia, ia turut terdampak.
Modal yang sebagian dipinjam pun belum bisa dibayar.
Mau tak mau, ia berjualan demi bisa mengejar balik modal.
"Dimakan Corona duitnya, ancur lah. Kalau hari biasa mah udah metik (untung). Sekarang boro-boro metik yang ada modalnya habis. Enggak balik moda duitnya habis," keluhnya.
Juju terpaksa melepaskan kedua karyawannya yang kerap membantu berdagang.
"Utang banyak, PSBB malah bikin anjlok. Karyawan dulu satu sampai dua orang sekarang enggak ada," katanya.
Gunakan Tabungan
Pendapatan pedagang kerudung, Irsad, mengatakan pendapatannya menurun lantaran sepinya pembeli.
Irsad sempat menggunakan tabungan untuk bertahan hidup ketika kiosnya tutup.