Tak Punya Uang Lagi Setelah Di-PHK, Pria Ini Pulang Kampung Jalan Kaki Sejauh 440 Km

Karena tak punya duit, ia pun berpikir jalan satu-satunya untuk mudik adalah berjalan kaki

FACEBOOK/AHYA NURDIN
Foto Ilustrasi -- warga jalan kaki pulang kampung 

Dia pun berpikir jalan satu-satunya untuk bisa pulang ke Solo adalah dengan berjalan kaki.

Rio berangkat dari Cibubur, Jakarta Timur pada Senin (11/5/2020) setelah shalat Subuh. Pada waktu akan berangkat ke Solo, Rio sempat dicegah oleh teman-tamannya supaya tinggal sementara di rumah mereka.

"Saya tidak mau merepotkan mereka. Saya habis shalat Subuh langsung berangkat dari Cibubur jalan kaki ke Solo," kata dia.

Rio berhenti untuk istirahat di Jatisari, Pamanukan sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah itu dirinya melanjutkan perjalanan dan tiba di Cirebon pada Selasa (13/5/2020) sekitar pukul 03.00 WIB.

Setelah itu, Rio kembali melanjutkan perjalanannya sampai di Kabupaten Batang pada Rabu (13/5/2020). Rio melanjutkan perjalanan dan sampai Gringsing pada Kamis (14/5/2020) sore.

"Sampai Gringsing Kamis sore. Saya dijemput dari teman-teman Peparindo diantar pulang ke Solo. Saya tiba di Solo hari Jumat pukul 08.00 WIB," ungkap dia.

Rio setiap hari menempuh perjalanan sekitar 100 kilometer. Selama di perjalanan ia selalu berupaya untuk tetap berpuasa. Dia mengatakan, medan yang terlalu berat selama dirinya berjalanan kaki adalah di kawasan Karawang Timur sampai Tegal.

"Udaranya sangat panas. Sampai gosong semua kulit saya karena panas," ungkap dia.

Setiap warung makan yang dia singgahi untuk berbuka puasa maupun sahur selalu yang punya warung makan tidak mau dibayar.

Mereka iba dengan kondisi Rio yang berjalan kaki dari Cibubur untuk bisa pulang ke kampung halaman.

"Saya pernah ditanya mau ke mana? Saya jawab mau ke Solo. Mereka terkejut. Ada yang minum sampai kesedak. Terus saya mau bayar pemilik warung tidak mau dibayar," paparnya.

Rio tiba di Solo, Jumat (15/5/2020) sekitar pukul 08.00 WIB. Ia langsung dibawa ke gedung karantina milik Pemkot Solo di Graha Wisata Niaga Jalan Slamet Riyadi untuk menjalani karantina selama 14 hari di gedung tersebut.

Karantina dilakukan karena baru saja pulang mudik dari zona mereh penyebaran virus corona. Selama karantina di gedung tersebut, semua kebutuhan makanan disiapkan oleh Pemkot Solo.

Rio mengaku sempat berpikir tempat karantina itu tidak nyaman dan seperti penjara. Namun, setelah beberapa hari menjalani proses karantina, Rio mengaku sangat nyaman dan betah tinggal di tempat karantina.

"Saya kaget. Di sini teman-teman yang juga menjalani karantina itu sudah seperti keluarga. Makan terjamin, tidur nyaman, saya dapat kasur baru yang masih diplastik. Jadi benar-benar luar biasa bagi sana. Sangat memanusiakan manusia," ucap Rio.

Disinggung apa rencana setelah selesai menjalani karantina, Rio menjawab ingin berziarah ke makam kedua orangtuanya di pemakaman umum Bonoloyo, Kadipiro, Solo.

"Rencananya setelah keluar karantina saya mau ke makam orangtua di Bonoloyo," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di-PHK dan Uang Habis, Sopir Bus Mudik Jalan Kaki 440 Km dari Jakarta ke Solo"


Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved