VIRUS CORONA DI INGGRIS
Sedang Diuji Coba, Inggris Buat Alat Swab Test Covid-19, Mampu Berikan Hasil Dalam 20 Menit
Inggris dikabarkan telah menemumkan alat tes swab Covid-19 yang mampu memberikan hasil dalam 20 menit. Alat ini diketahui memasuki tahap uji coba.
"Mulai minggu depan kita akan mulai meluncurkan ini secara bertahap, pada awalnya untuk staf kesehatan dan perawatan, pasien dan penduduk," sambungnya.
Hingga saat ini sampel swab harus dikirim ke laboratorium dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk melihat hasilnya.
Jika proses dapat dipercepat itu akan menjadi manfaat utama, tidak hanya untuk program pengujian, tetapi juga pelacakan dan penelusuran.
Dampak Wabah Covid-19 di Inggris, 2.09 Juta Warganya Ajukan Klaim Tunjangan Pengangguran
Berbagai dampak dari wabah virus Corona atau Covid-19 mulai dirasakan oleh Inggris.
Terbaru, jumlah penduduk di Inggris yang mengajukan tunjangan pengangguran mengalami lonjakan.
Lonjakan pengajuan tunjangan pengangguran di Inggris terjadi pada periode April 2020.
Dikutip dari CNBC, hal tersebut merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan gelombang pengangguran terjadi di negara tersebut.
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mencatatkan, klaim pengangguran meningkat 856.500 menjadi 2,97 juta orang pada Selasa (19/5/2020) pada periode April.
Secara bulanan, angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 69,1 persen.
ONS pun memberi catatan, dengan adanya peningkatan 'Kredit Universal' atau pembayaran jaminan sosial yang didesain dengan melakukan simplifikasi atas enam jaminan dalam satu program, bisa diartikan bakal lebih banyak orang yang layak menerima tunjangan terkait pengangguran.
Meski di sisi lain, penduduk yang bersangkutan masih bekerja.
"Terjadinya peningkatan jumlah klaim tidak berarti sepenuhnya disebabkan oleh peningkatan jumlah pengangguran.
Namun demikian kami tidak bisa mengidentifikasi sampai sejauh mana orang yang masih bekerja atau sudah menganggur telah memengaruhi perhitungan tersebut," jelas ONS.
Tingkat pengangguran di Inggris menunjukkan adanya peningkatan tipis pada periode Januari-Maret, yaitu sebesar 3,9 persen. Padahal periode tersebut hanya meliputi satu pekan periode lockdown di Inggris yang mulai berlaku pada 23 Maret.