VIRUS CORONA DI AS
Trump Akhirnya Kenakan Masker Saat Wabah Covid-19, Ungkap Tak Mau Difoto, Ada Apa?
Donald Trump diketahui jarang mengenakan masker saat tampil di depan umum walau wabah Covid-19 merebak. Namun ia akhirnya akui telah memakai masker.
TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON - Donald Trump diketahui jarang mengenakan masker saat tampil di depan umum walau wabah virus Corona atau Covid-19 melanda.
Namun, baru-baru ini Presiden Amerika Serikat (AS) itu mengaku telah ikut mengenakan masker.
Hanya saja tak ingin difoto oleh sejumlah wartawan yang kerap menyorotinya.
Trump mengatakannya pada Kamis (21/5/2020) saat mengunjungi pabrik mobil Ford di Ypsilanti, Michigan.
Pabrik tersebut telah beralih fungsi untuk memproduksi respirator dan alat medis lainnya guna menangani Covid-19.
Dilansir dari AFP Jumat (22/5/2020), dalam kunjungan itu Trump memegang masker dan mengaku telah memakainya.
• Pengangguran di Amerika Serikat Akibat Covid-19 Terus Meningkat, Tembus Angka 14,7 Persen
"Saya sudah memakainya. Saya memakai satu saat di belakang, tapi saya tidak mau pers melihatnya," katanya kepada wartawan dan fotografer yang meliput kunjungannya.
Hampir setiap orang di pabrik Ford mengenakan penutup wajah, sejalan dengan kebijakan perusahaan dan rekomendasi pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis produsen otomotif raksasa itu, dikatakan bahwa pimpinan perusahaan Bill Ford "telah mendesak Presiden Trump untuk mengenakan masker saat dia tiba."
"Ia mengenakan masker selama melihat tiga Ford GT sepanjang masa. Presiden kemudian melepas masker selama sisa kunjungan."
Trump diketahui tidak pernah mengenakan masker di depan umum.
Ia pun mendorong penduduk AS untuk memulai lagi perekonomian di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Sebelumnya ia sempat mengatakan bahwa masker tidak ada kaitannya dengan penampilan dirinya sebagai pemimpin dunia.
Pada Kamis taipan real estate itu berujar, maskernya "sangat bagus, terlihat sangat bagus."
Keraguan tentang perlunya masker muncul di kalangan orang AS sayap kanan yang mendukung Trump.
Di kalangan yang lebih ekstrem, tuntutan pemerintah setempat atau bisnis swasta agar masyarakat mengenakan masker telah ditasirkan sebagai konspirasi terhadap kebebasan institusional.
Amerika Serikat Ancam Hentikan Pendanaan Permanen ke WHO, Trump Bongkar Kesalahannya
Terjadi ketegangan antara Amerika Serikat dan China di tengah wabah virus Corona atau Covid-19.
Amerika Serikat menuding jika organisasi kesehatan dunia atau WHO berpihak kepada China.
Atas hal ini, Presiden Donald Trump mengancam akan menghentikan pendanaan ke WHO secara pemanen.
Ultimatum tersebut diucapkan Trump yang mendesak WHO melakukan "perbaikan secara substantif" dalam 30 hari ke depan.
Washington telah menangguhkan pendanaan ke WHO pada pertengahan April, karena menuding badan kesehatan dunia itu terlalu condong ke Beijing, menutup-nutupi, dan salah menangani virus Corona.
Pada Senin (18/5/2020), Trump mengunggah tweet berupa foto surat yang ia kirim ke Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa surat itu "menjelaskan semuanya."
Dalam surat itu, Trump mencantumkan apa yang dikatakannya sebagai contoh kelemahan WHO dalam menangani pandemi Covid-19, termasuk mengabaikan laporan awal tentang kemunculan virus, dan terlalu dekat dengan China.
"Sangat jelas langkah salah yang berulang dari Anda dan organisasi Anda, telah membuat dunia membayar mahal."
"Satu-satunya kemajuan bagi Badan Kesehatan Dunia adalah jika mereka benar-benar dapat menunjukkan kebebasan dari China," tulis Trump di surat itu.
"Jika Badan Kesehatan Dunia tidak berkomitmen untuk perbaikan substantif dalam 30 hari ke depan, saya akan membuat penghentian pendanaan AS dari sementara menjadi permanen, dan mempertimbangkan kembali keanggotaan kami dalam badan tersebut."
Sebelumnya pada Senin (18/5/2020), WHO mengatakan akan melakukan tinjauan independen terhadap penanganan pandemi virus Corona.
Selama pertemuan virtual itu, Tedros mengakui ada kekurangan dan mengatakan kepada Majelis Kesehatan Dunia bahwa dia menyambut baik panggilan untuk peninjauan.
Donald Trump resmi menangguhkan pendanaan AS ke WHO pada Selasa (14/4/2020).
Dia menuduh induk kesehatan dunia itu telah salah menangani krisis pandemi Covid-19 ketika pemerintah seluruh negara tengah bergulat menggerakkan lagi perekonomian mereka.
"Kami memiliki keprihatinan mendalam apakah kedermawanan Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih ketika dia mengumumkan penghentian pendanaan kepada WHO.
Presiden Trump tidak hanya menuduh badan yang bermarkas di Jenewa itu menyebarkan "informasi palsu tentang penularan dan kematian."
Namun, dia juga menuduh ketergantungannya pada data dari China yang menurutnya "Memungkinkan sebab peningkatan 20 kali lipat dalam kasus infeksi virus Corona di seluruh dunia."
Obama Ikut Berikan Kritik Soal Penanganan Covid-19 di Amerika Serikat: Banyak yang Berpura-pura
Penanganan virus Corona atau Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menuai beragam kritik dan komentar tak sedap dari berbagai pihak.
Ya, hingga kini Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia.
Menanggapi hal ini, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ikut angkat bicara pada Sabtu (16/5/2020).
Ia mengecam keras tindakan negaranya dalam menangani wabah virus Corona.
Menurut Obama, banyak pejabat yang berpura-pura penanganan ini bukan tugasnya padahal sudah jelas bahwa itu adalah tanggung jawab mereka.
Pernyataan itu ia ungkapkan dalam sesi acara virtual bersama siswa SMA dan universitas yang terkena lockdown, ketika seharusnya sekarang sedang merayakan kelulusan.
"Melebihi segalanya, pandemi ini telah sepenuhnya, menunjukkan orang-orang yang bertanggung jawab tahu apa yang harus mereka lakukan," ucapnya dikutip dari AFP Sabtu (17/5/2020).
"(Tapi) banyak dari mereka yang berpura-pura itu bukan tugasnya," kata Obama saat membahas implikasi pandemi secara online, tanpa menyebut secara spesifik nama pejabat tertentu.
Obama melanjutkan, jika para pemimpin lalai melaksanakan tugasnya maka kawula muda harus berinisiatif menggantikan perannya.
"Jika dunia ini membaik, itu adalah berkat Anda," kata Obama.
"Lakukan apa yang enak, yang nyaman, yang mudah - itulah cara berpikir anak kecil. Sayangnya, banyak orang dewasa termasuk beberapa pejabat tinggi, masih berpikir seperti itu - itulah sebabnya hal-hal sangat kacau."
"Saya berharap sebagai gantinya, Anda mendasarkan diri pada nilai-nilai yang luhur, seperti kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, keadilan, kemurahan hati, hormat kepada orang lain."
Masa depan tidak pasti
Jumlah kasus Covid-19 di AS adalah yang tertinggi di dunia dengan lebih dari 1,4 juta kasus, dan jumlah kematian di atas 90.000.
Akibatnya, lulusan sekolah dan universitas tahun ini dihadapkan dengan kenyataan pahit, karena tingkat pengangguran di AS melonjak hampir 15 persen.
Lebih dari 36 juta orang telah mengajukan tunjangan pengangguran, dampak dari penutupan tempat usaha selama berbulan-bulan.
Bagi Obama sendiri, ini adalah kali kedua dalam seminggu ia mengkritik penanganan virus Corona di AS, setelah enggan mengkritik Trump secara terbuka dalam 3 tahun sejak lengser dari Gedung Putih.
Obama tetap rendah diri, meski dia sering dikritik oleh Trump.
Namun pada 9 Mei, dalam pidatonya yang bocor saat pertemuan virtual dengan para stafnya, Obama menyebut penanganan Trump dalam pandemi ini "semrawut".
"Itu tetap akan jadi buruk meski yang terbaik dilakukan pemerintah. Ini menjadi 'semrawut' ketika pola pikir itu - tentang 'apa untungnya buatku' dan 'menyepelekan orang lain' dilakukan di pemerintahan kami," ucap Obama.
(*)
• Viral Lagi, Oreo Supreme di Amerika Kini Dijual Hanya Rp 45.000, di Indonesia Rp 500.000
• Jika Nantinya Vaksin Corona Ditemukan, Amerika Serikat Berjanji akan Distribusikan ke Seluruh Dunia
• Amerika Serikat di Kecam Rusia soal Ancaman Trump terhadap WHO dan Pandemi virus Corona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Sudah Pakai Masker, tapi Tidak Mau Difoto".