VIRUS CORONA DI CHINA
Untuk Pertama Kalinya, China Laporkan Tak Ada Penambahan Kasus Baru Virus Corona
Otoritas kesehatan China umumkan tidak adanya penambahan kasus baru di negaranya pada Jumat (22/5/2020) kemarin. Hal ini pertama kali terjadi di China
Para ahli mengatakan, setidaknya perlu 12-18 bulan untuk mengembangkan vaksin yang efektif, bisa juga dengan periode yang lebih lama.
Xi lalu menambahkan dalam pertemuan virtual tersebut bahwa China akan memberikan bantuan Covid-19 global sebanyak 2 miliar dollar AS (Rp 29,65 triliun) selama dua tahun.
Peracikan vaksin dibayangi pengalaman buruk
Dari 8 uji klinis vaksin Covid-19, 5 di antaranya dilakukan di China.
Namun peracikan vaksin virus Corona oleh China ini dibayangi pengalaman buruk.
Dua tahun lalu, sebuah skandal besar terjadi ketika lebih dari 200.000 anak-anak mendapatkan vaksin diphtheria, tetanus, dan batuk yang tidak efektif.
Perusahaan yang sama Changchun Changsheng juga mendapat hukuman karena memalsukan produksi dan catatan pemeriksaan berkenaan dengan vaksin rabies.
Salah satu perusahaan yang sekarang terlibat dalam uji klinis Covid-19, Wuhan Institute of Biological Products, juga pernah dihukum karena kesalahan prosedur dalam membuat vaksin DPT di tahun 2016.
Namun masalah yang dihadapi ilmuwan China sekarang adalah bahwa mereka yang tertular Covid-19 semakin berkurang, sehingga berpengaruh pada uji klinis tahap ketiga.
Dengan semakin sedikitnya infeksi baru, pengembangan vaksin jadi semakin susah.
China Akui Hancurkan Sampel Covid-19 Saat Awal Wabah, Apa Tujuannya?
Fakta mengejutkan soal virus Corona atau Covid-19 kali ini diungkap oleh China.
Pada awal kemunculan Covid-19, China mengakui jika pihaknya telah menghancurkan beberapa sampel virus Corona tersebut.
Namun, China dengan keras membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) yang mengartikan semua ini sebagai tindakan untuk menutup-nutupi.
Pernyataan ini diucapkan oleh Liu Dengfeng seorang pengawas di divisi sains dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional China, dalam konferensi pers pada Jumat (15/5/2020) di Beijing.