Bupati Ogan Ilir Ogah Pekerjakan Lagi 109 Tenaga Medis yang Dipecat: Demo Mereka Mengada-ada

Ilyas Panji Alam beralasan ia menolak menerima 109 tenaga medis itu karena tuntutan mereka dalam aksi demo mogok kerja pekan lalu itu mengada-ngada

Editor: Mairi Nandarson
kompas.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG
Bupati Ogan Ilir Sumsel, Ilyas Panji Alam dan petugas medis yang mogok 

TRIBUNBATAM.id, INDRALAYA - Kasus pemecatan terhadap 109 tenaga medis di Ogan Ilir, Sumatera Selatan masih jadi perbincangan hingga kini.

Para tenaga medis ini dipecat Bupati Ogan Ilir setelah sebelumnya melakukan akso mogok di tengah pandemi covid-19.

Bupati Ogan Ilir Iyas Panji Alam bersikeras bahwa para tenaga medis itu tidak akan dipekerjakan lagi di Rumsah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir.

Tak Mau Pusing, Bupati Ogan Ilir Pecat 109 Tenaga Medis yang Mogok Kerja: Kita Cari yang Baru

Pujian Arjen Robben pada Pep Guardiola: Dia Adalah Ahlinya Sepakbola Menyerang

Jelang Tyson Fury vs Deontay Wilder Jilid 3; Tyson Fury Sebut Deontay Wilder Akan Lebih Berbahaya

Ilyas Panji Alam beralasan ia menolak menerima 109 tenaga medis itu karena tuntutan mereka dalam aksi demo mogok kerja pekan lalu itu mengada-ngada, tidak sesuai kenyataan di lapangan.

“Seperti saya katakan, demo itukan mengada-ada, silahkan dicek, (dikatakan) APD-nya minim, siapa bilang? Cek lah di sana ada ribuan," kata Ilyas di Komplek Pemkab Ogan Ilir Selasa (26/5/2020).

"Masker, sarung tangan, kaca mata, boot, semua lengkap, rumah singgah ada, silahkan cek di kantor DPRD, di guest house, semua sudah kita siapkan semua untuk antisipasi."

"Vitamin, susu ada, insentif ada malah saya minta kasus per kasus, yang benar-benar menangani pasien ada lagi insentif, tambah lagi. Ini mereka (yang mogok kerja) kerja menangani pasien corona aja belum.”

Bupati kesal, tak ada tenaga medis, polisi turun tangan

Ilyas Panji Alam menjelaskan, akibat tenaga medis itu tidak masuk, pernah dalam suatu malam saat hendak mengantar pasien ke rumah sakit di Palembang tidak ada sopir, sehingga pihak rumah sakit harus meminta bantuan polisi mengantarnya.

“Anda tahu malam-malam itu, sopir enggak ada, tenaga medis enggak ada, pihak kepolisian sampai yang mengantar (pasien) ke Jakabaring, apa itu mogok sampai lima hari, dikirim surat di suruh kembali enggak mau, ya sudah sekalian enggak usah masuk lagi,” tegas Ilyas.

HP Baru Samsung, Galaxy M11 Sudah Ada di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya

Xiaomi Luncurkan 2 Smartphone 5G Redmi 10x dan Redmi 10x Pro, Harga Terjangkau, Ini Spesifikasinya

Ilyas menerangkan, apa gunanya menerima mereka kembali, sebab dengan ketidakhadiran operasional rumah sakit tidak terganggu sebab tenaga medis yang ada cukup untuk melayani pasien Covid-19 yang dirawat.

“Apa gunanya (menerima) mereka kembali, orangnya ada tapi tidak mau kerja,” tegas Ilyas.

“Saya pastikan dengan 109 yang dipecat itu tidak menganggu pelayanan rumah sakit, jangan merasa kalau mogok ini pelayanan (tidak berjalan), enggak masih banyak kok yang honor, tenaga ASN ada, tenaga dokter spesialis ada, dokter umum ada,” tambah Ilyas.

Persilahkan Ombudsman dan PPNI selidiki kasus

Sedang terkait rencana lembaga Ombusdman yang akan melakukan penyelidikan dan memanggil dirinya, Ilyas malah mempersilahkan lembaga Ombsudman tersebut datang ke Ogan Ilir untuk mengecek kondisi yang sebenarnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved