Filipina Tak Membuka Sekolah sampai Vaksin Covid-19 Ditemukan
Presiden Filipina Rodrigo Duterte misalnya, Ia mengatakan tidak akan membuka sekolah hingga vaksin Covid-19 ditemukan dan tersedia.
TRIBUNBATAM.id, FILIPINA- Pandemi virus Corona terjadi hampir di seluruh negara.
Masing-masing pemerintah di negara tersebut pun membuat kebijakan tersendiri guna mencegah penyebaran Covid-19.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte misalnya, Ia mengatakan tidak akan membuka sekolah hingga vaksin Covid-19 ditemukan dan tersedia.
Keputusannya ini dilakukannya meski negara-negara lain mulai membuka sekolah.
Duterte mengatakan membiarkan anak-anak ke sekolah tanpa adanya vaksin sama halnya dengan bencana.
"Kecuali aku yakin mereka benar-benar aman, tidak ada gunanya membicarakan pembukaan kelas," tambahnya.
• Timnas Indonesia Berpeluang Juarai Piala AFF 2020 Setelah Thailand dan Filipina Dikabarkan Mundur
• Tiru Indonesia, Filipina Bebaskan Hampir 10 Ribu Tahanan Karena Pandemi Covid-19

Anak-anak dijadwalkan kembali ke sekolah pada akhir Agustus 2020 ini.
Sebelumnya, sebanyak 25 juta siswa sekolah dasar hingga menengah di Filipina harus bersekolah di rumah karena penguncian negara sejak Maret 2020 lalu.
Terkait rencana pembukaan sekolah pada Agustus, Duterte menilai hal itu terlalu berisiko.
Duterte bersikeras meski memperpanjang masa non-aktif sekolah akan menghambat proses akademik siswa.
"Buat saya, vaksin dulu. Kalau vaksinnya sudah ada, maka tidak apa-apa."
"Jika tidak ada yang lulus, maka jadilah itu," jelasnya.
Hingga saat ini belum ada vaksin yang tersedia dan tidak ada obat yang mampu menyembuhkan Covid-19, penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh virus corona baru.
• Tanggapi Kontroversi Foto Merokok dan Bertato, Han So Hee Tak Terkejut, Sebut Hanya Masa Lalu
• Anies Baswedan Dengar Kabar soal Mal di Jakarta Buka Mulai 5 Juni: Itu Imajinasi
Meski seluruh peneliti di dunia sedang berlomba menemukan vaksin penyakit ini, belum ada yang terbukti berhasil atau layak didistribusikan dalam skala besar.
"Virus corona belum hilang meskipun ada jarak sosial dan akan terus menyebar sampai ada vaksin," kata pakar penyakit menular, Amesh Adalja dari Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins.