VIRUS CORONA DI ANAMBAS

Belajar dari Rumah Dikeluhkan Orang Tua di Anambas, 'Lebih Sering Main Game Daripada Belajarnya'

Sejak pemberlakuan belajar dari rumah, anak-anak mereka lebih banyak bermain gadget dibanding menyelesaikan tugas yang diberikan pihak sekolah.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ENDRO
ILUSTRASI Belajar dari Rumah di TVRI - Sejumlah orang tua murid di Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluhkan kebijakan belajar dari rumah sejak pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, anak mereka lebih sering bermain game di gadget dibandingkan menyelesaikan tugas. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Orang tua murid di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri mengeluhkan anaknya yang dirumahkan terlalu lama akibat pandemi Covid-19.

Sejak pemberlakuan belajar dari rumah, anak-anak mereka lebih banyak bermain gadget dibanding menyelesaikan tugas yang diberikan pihak sekolah.

Orang tua murid, Erni mengaku sudah hampir sebulan lebih anaknya berada di rumah hanya asyik bermain game.

Anaknya yang berusia 12 tahun kini memasuki Sekolah Menengah Pertama, juga merasakan belajar di rumah yang membuatnya cukup kewalahan.

Sebab sistem belajar di rumah mengharuskan anak berhadapan dengan gadget. Semua soal pelajaran dikirimkan guru melalui grup WhatsApp.

"Tidak bisa dicegah. Asal ditegur sedikit sudah merajuk masuk kamar. Sehari-hari main game aja kerjaannya. Sebagai orang tua risih juga lama-lama. Anak lebih banyak di rumah dan tidak ada kegiatan juga. Game itulah pelampiasan mereka," keluhnya, Kamis (28/5/2020).

Erni berharap anaknya cepat masuk ke sekolah seperti biasa.

Ia mendapat informasi jika 13 Juni ini anak-anak sudah kembali masuk ke sekolah.

"Katanya tanggal 13 Juni 2020 anak-anak sudah kembali ke sekolah. Semoga infonya benar lah. Biar anak-anak ni tak malas-malasan terus di rumah," tuturnya.

Seorang pelajar, Aldi mengatakan, belum ada pelajaran yang diberikan oleh guru karena ia baru lulus dari Sekolah Dasar (SD), dan baru akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini yang membuat ia lebih banyak berdiam diri di rumah.

Usulan Disetujui Kemenkumham, 197 Warga Binaan Rutan di Karimun Dapat Remisi Idul Fitri

Jumlah OTG Covid-19 di Bintan Melonjak, Total Rabu (27/5) Berjumlah 125 Orang

Keluhan Guru Kebijakan Belajar dari Rumah

Kebijakan belajar dari rumah tidak hanya dikeluhkan oleh orang tua murid di Kabupaten Kepulauan Anambas saja.

Guru di Anambas juga mengeluhkan para murid yang semakin hari tidak mau mengikuti sistem belajar online dengan menonton siaran TVRI. Ketika ditanya, banyak alasan yang dilontarkan para murid itu.

Seorang guru di Anambas mengaku pusing melihat kelakuan murid-muridnya. Semenjak diberlakukan belajar di rumah, nilai murid yang ia bimbing semakin anjlok.

"Nilai mereka cukup menurun, apalagi sekarang semua murid harus nonton TVRI. Saat mereka menonton nanti mereka mencatat soal yang disiarkan kemudian mengisi jawabannya. Nah barulah nanti hasil jawaban itu yang dikirim ke saya," ujar R saat dihubungi via telepon, pada Senin (20/4/2020).

Ia mengaku kendala para muridnya tidak menonton siaran TVRI dikarenakan channel tersebut tidak ada di wilayah mereka.

"Setiap saya tanya alasan mereka semua sama, tidak ada siaran TVRI bu di rumah kami. Itu yang murid saya bilang," katanya.

Melihat situasi tersebut, ia sebagai guru memang harus berinisiatif bagaimana caranya agar muridnya tetap bisa mengerjakan soal yang disiarkan di TVRI. Ia juga mengaku sempat menyuruh murid-muridnya untuk menonton di YouTube secara streaming.

Namun jawaban murid lagi-lagi bikin geram. Mereka mengatakan tidak bisa membuka YouTube streaming.

"Karena mereka tidak ada siaran TVRI di rumah, saya sarankan buka streaming TVRI di YouTube, ada saja alasannya. Mereka bilang tidak paham buka streaming di YouTube," jelasnya.

Akhirnya, ia pun berinisiatif menonton siaran TVRI melalui YouTube setiap harinya. Kemudian mencatat soal yang ada lalu dikirim ke murid-muridnya.

Belajar di Rumah Semakin Menyenangkan dengan HP Print, Play & Learn, Mudah & Gratis!

Fakta-fakta Sidang Perdana Kasus Narkoba Lucinta Luna, Menangis sampai Kebingungan Ditanya Hakim

"Jadi kita punya grup WhatsApp, nah soal yang sudah saya tonton saya kirim ke grup, nanti murid tinggal isi jawabannya kemudian kirim kembali dalam bentuk foto," tuturnya.

Ketika ditanya apakah cara belajar seperti ini efektif, ia mengaku sama sekali kurang efektif. Mengingat kebanyakan muridnya lebih mengerti belajar secara tatap muka ketimbang di rumah.

"Sedangkan di sekolah saja nilai mereka masih pas-pasan, apalagi di rumah. Banyak alasannya, tunggu masuk sekolah lah Bu kumpulkan tugasnya. Itu saja yang mereka bilang, akhirnya soal yang saya kasih ditumpuk sama mereka. Capek juga melihat tingkah murid ibu, mereka itu lebih baik belajar di sekolah, kalau di rumah kadang tidak terpantau, jadinya mereka malas," ucapnya.

Menurutnya sistem belajar yang sudah berjalan beberapa pekan ini, nilai muridnya tidak ada yang tercapai sama sekali.

Ia hanya bisa terus mendorong muridnya agar tetap mau mengerjakan tugas walaupun tiap pagi harus mengingatkan melalui grup WhatsApp.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved