BATAM TERKINI
Ada Layanan Kuras Limbah dari BP Batam untuk Industri dan Permukiman, Kerja sama dengan 11 Mitra
Badan Fasilitas dan Lingkungan BP Batam menyiapkan armada khusus untuk jasa pengurasan septic tank dan pengolahan air limbah secara mobile
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Badan Fasilitas dan Lingkungan BP Batam menyiapkan armada khusus untuk jasa pengurasan septic tank dan pengolahan air limbah secara mobile.
Ada dua layanan yang dapat dimanfaatkan dari fasilitas yang disediakan IPAL BP Batam ini yakni jasa pengolahan limbah domestik, dan pengurasan septic tank di hotel, perusahaan, rumah sakit, sekolah, dormitori, maupun rumah-rumah warga.
Tak hanya armada untuk pengurasan septic tank, BP Batam juga memiliki unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Bergerak yang siap melayani pengolahan air limbah rumah tangga langsung di tempat.
Selain melayani pengolahan limbah domestik, IPLT Bergerak juga menjalankan pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Manajer Pengolahan Limbah dan Lingkungan, Badan Fasling, BP Batam, Iyus Rusmana, pelayanan sedot tinja dan IPLT Bergerak ini menjadi alternatif pengolahan air limbah rumah tangga bagi rumah-rumah yang belum tersambung pada pipa menuju Waste Water Treatment Plant (WWTP).
"Kami menyiapkan armada untuk melayani penyedotan tinja di luar pelayanan yang tersambung oleh pipa," ujar Iyus.
Saat ini, jumlah pelanggan atau rumah yang tersambung air bersih ada sebanyak kurang lebih 280 ribu rumah, namun pengerjaan pemasangan pipa IPAL oleh BP Batam baru selesai sebanyak 11 ribu rumah.
Dengan demikian, jasa pengolahan air limbah dan penyedotan tinja ada yang disediakan secara mobile.
"Kami juga bekerja sama dengan 11 mitra. Total kurang lebih ada 35 armada yang ada untuk saat ini," tambah Iyus.
Warga Batam yang ingin memanfaatkan pelayanan ini dapat langsung menghubungi nomor kontak 08117700036 untuk info lebih lanjut.
• Impikan Jadi Legenda UFC, Justin Gaethje Siap Kalahkan Khabib Nurmagomedov, McGregor dan Poirier
• 2000 Warga Terdampak Corona Jadi Prioritas, Bupati Anambas Tinjau Bantuan Sembako Pemprov Kepri
Jasa pengurasan septic tank dan pengolahan air limbah ini disediakan dengan tarif sekitar Rp 125 ribu per m³, dengan minimal pengurasan 2 m³.
Saat ini, armada penyedotan tinja dan pengolahan air limbah milik BP Batam dapat menjadi pilihan untuk kebutuhan pengurasan limbah rumah tangga, dengan armada yang tercanggih serta terlengkap di Kota Batam.
Cari Sumber Alternatif Air Baku Baru
Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, tengah menggodok rancangan sistem pengelolaan air bersih serta penciptaan sumber-sumber air alternatif.
Selama ini, air bersih ditampung dari hujan yang turun selama musim penghujan di Kota Batam. Air hujan tersebut kemudian mengalir pada daerah tangkapan air, kemudian tertampung langsung di waduk-waduk.
Saat ini, dari tujuh waduk yang ada di Batam, hanya lima di antaranya yang menjadi sumber air baku utama bagi kebutuhan industri dan rumah tangga, yakni dam Sei Harapan, dam Mukakuning, dam Sei Ladi, dam Nongsa, dan yang terbesar, dam Duriangkang.
Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan, dengan kondisi intensitas hujan yang menurun dalam dua tahun belakangan ini, kemungkinan waduk-waduk surut menjadi tak terhindarkan.
"Curah hujan yang turun selama dua tahun belakangan ini menurun jadi di bawah 2000 mm per tahun," ungkap Binsar, Rabu (27/5/2020).
BP Batam pun memandang perlu untuk meneliti cara-cara lain menghasilkan air bersih selain mengharapkan hujan turun memenuhi waduk.
Beberapa skema yang dirancang adalah; pertama, dengan mengoptimalkan fungsi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); kedua, memulai sistem desalination plant.
Pembangunan IPAL yang dimulai sejak tahun 2017 ini sesungguhnya difungsikan untuk pengolahan recycle air limbah. Mulanya, air limbah rumah tangga akan disalurkan menuju WWTP (waste water treatment plant), kemudian diolah menjadi air bersih yang dapat dipakai kembali.
Pembangunan ini diharapkan akan selesai pada tahun 2021, dan produk air bersih dapat dinikmati khusus oleh kawasan perindustrian pada tahun 2022.
"Jadi di tahun 2022, sumber air di Kota Batam ada recycle-nya, tetapi secara bertahap hanya untuk industri saja dulu, tidak untuk domestik ya," ujar Binsar.
• UPDATE Jadwal MotoGP 2020 Mulai Juli dan Digelar Tanpa Penonton, CEO Dorna: Justru Lebih Menarik
Bersamaan dengan pembangunan IPAL, BP Batam juga tengah mengkaji proyek desalination plant, yakni pengolahan air laut menjadi air tawar bersih yang dapat dikonsumsi.
Proses desalinasi ini umumnya akan menghasilkan, tidak hanya air bersih, namun juga produk garam dapur sebagai sampingannya.
Akan tetapi, salah satu kendala desalination plant adalah, teknologi ini masih membutuhkan biaya yang mahal. Biaya program ini diprediksi mencapai Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu per m³.
Maka dari itu, tim masih mencari lokasi yang tepat untuk membangun proyek desalination plant ini, dengan objek sasaran, tanah berpasir, guna memperoleh air dengan tingkat salinitas rendah sehingga, biaya program dapat menurun jadi hanya sekitar Rp 10 ribu per m³.
Rencananya, pada tahun 2022, sumber air dari desalination plant ini dapat dimanfaatkan oleh kawasan industri, serta dikonsepkan untuk ranah domestik pada tahun 2025.
• Kepanikan Raffi Ahmad Ketahui Rafathar Terkunci di Dalam Kamar Mandi, Tangan Sampai Membengkak
Proyek Interkoneksi
Penyaluran air dari waduk Tembesi ke waduk Mukakuning menjadi salah satu wacana mengatasi potensi krisis air di beberapa waduk di Kota Batam.
Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam menyebut, telah menjalankan proses interkoneksi waduk ini hingga tahap pengadaan material.
Sebelumnya, BP Batam telah membuka lelang tender proyek pengadaan saluran interkoneksi dari waduk Tembesi ke Mukakuning, dengan jumlah peserta mencapai puluhan tender.
Saat ini, telah dipilih satu tender yang memenangkan lelang proyek tersebut, dan proses telah sampai pada pengadaan material, yakni pipa penyalur, serta dua bangunan sipil, intake di Tembesi dan penerima di Mukakuning.
"Proses lelangnya sendiri sudah (selesai), itu cukup banyak pesertanya, yaitu kira-kira puluhan orang," ujar Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan, Rabu (27/5/2020).
• Misteri Kematian Janda yang Jasadnya Terbujur Kaku di Jalan, Tubuh Penuh Tusukan Benda Tajam
• Kabar Baik, Tak Ada Pemain yang Positif Corona Jelang Bergulirnya Liga Inggris 17 Juni
Semula, waduk penerima, yaitu Dam Mukakuning dipilih dengan pertimbangan lokasi yang paling dekat dengan Dam Tembesi dengan jarak sekitar 3,9 km.
Selain itu, daerah tangkapan air di dam Mukakuning juga terhubung dengan dam Duriangkang, sehingga apabila air di Mukakuning penuh, dapat tersalurkan langsung ke dam dengan kapasitas terbesar di Kota Batam tersebut.
Proyek ini rencananya akan selesai dalam dua sampai tiga bulan ke depan. Waktu satu bulan disediakan untuk pendataan material perpipaan, kemudian sebulan berikutnya mulai proses pemasangan.
"Interkoneksi ini diharapkan dapat membantu mengatasi turunnya tinggi muka air di hampir semua waduk di Kota Batam," tambah Binsar.(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami)