Lempar Bom Molotov ke Polisi Saat Demo Terkait George Floyd, Wanita Ini Didakwa Percobaan Pembunuhan
Pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin yang kini telah dipecat dari kepolisian itu memunculkan gelombang protes di puluhan kota di AS
Bentrokan meletus dan kota-kota besar memberlakukan jam malam.
Penumpang Gelap dalam Demo Membela George FLoyd
Lebih jauh, mantan Kepala Polisi di Boston, Massachusetts, AS, Daniel Linskey mengklaim ada penumpang gelap dalam demo membela George Floyd.
Dikutip Tribunnews dari Fox News, Linskey menganggap ada kelompok tertentu yang memanfaatkan momen demo itu untuk membuat kekacauan yang lebih parah di tengah masyarakat AS.
Ia menambahkan, kelompok tersebut memiliki misi menganggu kestabilan kehidupan masyarakat.
Sebelumnya diberitakan, George Floyd adalah pria Afika-Amerika berumur 46 tahun yang tewas karena lehernya diinjak seorang petugas polisi di Minneapolis, Minnesota, AS, Senin (25/5/2020).
Pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin yang kini telah dipecat dari kepolisian itu memunculkan gelombang protes di puluhan kota di AS.
Melihat banyak kericuhan terjadi dalam demo bela George Floyd, Linskey teringat peristiwa penembakan remaja kulit hitam, Michael Brown pada 2014 lalu.
Pihaknya mendapati ada percakapan yang mencurigakan di Twitter dan diduga sebagai pihak teroris.
"Ketika saya di Ferguson untuk (Departemen Kehakiman) bersama dengan jajaran pemerintah Obama setelah penembakan Brown," ungkap Linskey.
"Kami melihat ada beberapa grup teroris dan organisasi di Pakistan dan wilayah lain yang membuat akun Twitter palsu dan rekayasa."
"(Akun Twitter) berkomunikasi dua arah, seolah mengasingkan satu sama lain dan muncul ke publik," sambungnya.
Sementara itu, menanggapi pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin, Linskey mengaku benci melihat peristiwa rasisme itu.
Linskey menilai, tak ada orang yang tidak benci dengan peristiwa kejam itu.
Ia setuju dengan antirasisme yang digaungkan oleh peserta demo.