BATAM TERKINI

Razia Tambang Pasir Diduga Sudah Bocor, Petugas Hanya Angkut Pipa dan Escavator

Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (Ditpam BP) Batam mengamankan lima set mesin pompa dan satu unit beko 04 warna biru.

Editor: Sihat Manalu
TribunBatam.id/Ian Pertanian
Tambang pasir di jalan Trans Barelang, Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (31/5/2020). Personel Ditpam BP Batam menggerebek lokasi tambang pasir diduga ilegal ini. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (Ditpam BP) Batam mengamankan lima set mesin pompa dan satu unit beko 04 warna biru. Saat razia tambang pasir di jalan Trans Barelang.

Pompa air yang digunakan untuk menyiram bukit memisahkan tanah dengan pasir diangkut oleh Ditpam BP Batam. Sementara beko rencananya akan dibawa ke kantor BP Batam.

Seluas kurang lebih lima hektare tambang pasir yang ada di jalan Trans Barelang diduga sudah lama beroperasi namun, lepas dari pantauan Ditpam BP Batam.

Razia yang dilakukan Ditpam diduga bocor. Pasalnya setelah tim dari Ditpam tiba di lokasi tidak ditemukan pekerja. Namun alat berat yang ada di lokasi terlihat masih posisi baru digunakan.

Kasubdit pengamanan lingkungan dan hutan Ditpam BP Batam Tony Febri mengatakan kegiatan yang mereka lakukan merupakan patroli rutin, untuk mengamankan aset BP Batam.

"Kita melakukan razia bisa kapan saja. Walaupun sekarang jatuhnya di hari Minggu. Karena biasanya kegiatan ilegal itu sering dilakukan di hari libur,"kata Toni.

Waduk Tembesi Rusak Akibat Aktivitas Tambang Pasir, Sumber Air Kota Batam Terancam

Dia mengatakan di lokasi jalan trans Barelang ada lima titik tambang pasir ilegal."Yang beroperasi saat kita datang ada tiga titik,"kata Toni.

Dia juga mengatakan pihaknya akan melaporkan temuan tersebut kepada Polresta Barelang untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut.

Sementara untuk barang bukti yang diamankan dari lokasi yakni jaringan pipa yang digunakan untuk mencuci pasir, lima unit mesin pompa dan satu unit escavator warna hijau tua.

Razia tambang pasir ilegal yang dilakukan oleh Drektorat Pengamanan BP Batam dipertanyakan warga. Pasalnya tambang pasir tersebut sudah lama beroperasi. Namun terkesan dilakukan pembiaran.

"Sebenarnya tambang pasir ini, sudah lama beroperasi. Tapi dibiarkan saja. Bahkan sudah beberapa kali dilakukan razia, tapi paling berhenti sebentar setelah itu beroperasi lagi,"kata warga yang namanya tidak mau dikorankan.

Personel Ditpam BP Batam Amankan Alat Berat dan Mesin Pompa di Lokasi Tambang Pasir Trans Barelang

Sumber yang layak dipercaya yang juga sebagai petani sayur di pinggir Dam Tembesi, menceritakan tambang pasir tersebut sudah berjalan kurang lebih tujuh tahun. Bahkan sudah beberapa kali dirazia tetapi hanya sebentar saja berhentinya setelah itu kerja lagi,"katanya.

Sebelumnya yang mengelola tambang pasir di sekitar lokasi jalan trans Barelang adalah ormas."Kalau sekarang ini saya tidak tahu, dulu oknum yang mengatasnamakan ormas itu sudah ditangkap Polda,"kata sumber.

Setelah oknum yang mengatasnamakan ormas ditangkap sempat berhenti kurang lebih satu bulan."Setelah itu jalan lagi sampai sekarang. Kalau tidak salah Ditpam baru tiga sampai empat kali melakukan razia, sementara tambang beroperasi terus,"katanya.

Sekolah Swasta Tak Gubris Edaran Gubernur Kepri, Tetap Tarik SPP Penuh Mulai April, Mei dan Juni

Sumber juga mengatakan jika memang Ditpam serius menangani tambang pasir ilegal di jalan Trans Barelang, tinggal melihat pasir yang ada di toko bangunan yang ada di Batam.

"Gampang sajakan kalau memang Ditpam serius, lihat saja kalau ada pasir warna kuning dan warna merah. Itu sudah jelas dari Barelang, soalnya kalau pasir dari Nongsa warna putih. Kalau pasir laut warna putih juga,"katanya.

Ia mengatakan di Batam hanya ada satu tempat pengambilan pasir bukit."Kalau pasir bukit jelas dari Barelang, kalau pasir rawa berarti dari Nongsa, kalau pasir laut entah,"katanya.

Razia tambang pasir yang dilakukan Direktorat Badan Pengamanan (Ditpam BP) Batam, membuat warga sekitar kehilangan pekerjaan. Pasalnya selama ini pekerja di tambang pasir di jalan trans Barelang adalah warga sekitar.

"Tidak ada lagilah kerja, semua sudah diratakan oleh Ditpam, nunggu lagilah,"kata warga.
Warga sekitar yang namanya tidak mau ditulis mengaku mereka selama ini mau bekerja di lokasi hanya untuk menyambung hidup."Sekarang nyari kerja susah. Ini bukan masalah legal dan ilegal. Kita butuh makan,"kata warga.

Mereka mengaku selama ini mendapatkan upah untuk mengangkut pasir ke dalam mobil."Kalau satu lori itu biasanya Rp 600 ribu dan satu lori bisa sampai tiga empat orang. Ya lumayan lah bisa dapat sedikit uang,"katanya.

Di tempat terpisah pemilik lori pengangkut pasir juga merasakan imbas dari razia yang dilakukan oleh Ditpam BP Batam tersebut."Habislah kalau tambang pasir ditutup, padahal biasanya sekali angkut masih bisa dapat Rp 500 ribu,"katanya.

Ia yang juga pemilik lori di Sagulung mengatakan usaha sewa lori selama ini lebih banyak digunakan oleh penambang pasir."Kalau tambang pasir sudah tidak ada mau dapat uang masuk darimana lagi kita,"paparnya.

Penambangan di sekitar waduk membuat Waduk Tembesi tercemar oleh ulah penambang pasir ilegal. Waduk Tembesi yang awalnya ditargetkan bisa menghasilkan 600 liter perdetik, dan menjadi sumber air dimasa yang akan datang dikhawatirkan tidak tercapai karena kondisi waduk yang sudah memgalami pendangkalan.

Waduk mengalami pendangkalan karena tambang pasir yang beroperasi di pinggir waduk mengalirkan lumpur ke dalam waduk yakni tanah bekas pencucian pasir yang dikeruk dari atas bukit.

Hajat, paslin BP Batam, mengatakan saat ini kondisi waduk Tembesi sudah sangat memprihatinkan karena sudah mengalami erosi dan pendangkalan. Sementara sesuai dengan rencana dan fungsi waduk Tembesi direncanakan bisa menampung air hujan."Kalau seperti ini kondisinya bagaimana lagi menampung air hujan,"kata Hajat.

Dia mengatakan selain tambang pasir, alih fungsi sepanjang bibir waduk menjadi kebun memperparah kondisi air di dalam waduk."Kita sangat prihatin melihat kondisi waduk Tembesi,"kata Hajat.

Anggota Polsek Nongsa Minta Keterangan Tokoh Masyarakat, Ungkap Penemuan Tengkorak di Tanjung Bemban

Kini waduk sudah berubah menjadi kuning karena lumpur yang dialirkan langsung ke dalam waduk. Bukan hanya itu permukaan waduk juga terlihat semakin luas karena banyaknya lumpur yang mengalir ke dalam waduk. Sementara di sisi lain pemotongan bukit juga terjadi hampir di seluruh pinggiran waduk Tembesi.(ian)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved