Donald Trump Digertak Anak Buahnya, Diminta Untuk Diam dan Tutup Mulut di Tengah Kericuhan Amerika
Kepala Polisi Houston, Art Acevedo jengah dengan sikap dan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait penanganan sejumlah aksi di beber
TRIBUNBATAM.id, HOUSTON -Komentar-komentar Presiden Amerika Donald Trum Ditengah kekacauan Amerika saat ini sangat menghawatirkan.
Bukannya meredam massa yang marah, Trum melalui komentarnya membuat suasana semakin panas.
Tak heran, hal itu membuat geram kepala kepolisian di Amerika.
Kepala Polisi Houston, Art Acevedo jengah dengan sikap dan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait penanganan sejumlah aksi di beberapa kota di negara itu..
Sang presiden dinilai bukannya memberikan pernyataan menyejukan dan bisa meminimalisir kerusuhan, justru sebaliknya Donald Trump malah menambah kekacauan-kekacauan baru.
Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Kompas.com pada Selasa (2/6/2020) , Kegusaran Acevedo muncul setelah muncul kabar presiden mendesak para gubernur untuk lebih keras kepada para demonstran dalam aksi yang berujung rusuh.
Demonstrasi yang meluas hingga puluhan kota di Amerika Serikat sejak Kamis (28/5/2020) dipicu kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam di Minneapolis, Minnesota.
George Floyd Pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan polisi, di mana terdapat berbagai laporan ada yang membakar bangunan maupun menjarah toko.
Saat diwawancarai presenter CNN Christiane Amanpour, kepala polisi Acevedo memberikan komentar yang cukup menohok kepada Donald Trump .
"Atas nama kepala polisi di seluruh negeri: Tolong, jika Anda tak punya hal konstruktif untuk dikatakan, tutup mulut Anda," gertaknya .
Dalam konferensi video dengan para gubernur Senin (1/6/2020), Donald Trump menyebut kepala daerah "lemah" karena tak mampu mengendalikan demo yang makin meluas.
Diwartakan Hindustan Times Selasa (2/6/2020), dia mendesak gubernur agar mengerahkan Garda Nasional sebagai bentuk "dominasi" atas pendemo.
Sang presiden kemudian memuji Garda Nasional di Minneapolis, di mana dia menyebut pasukan keamanan itu "memotong demonstran seperti mentega".
Presiden dari Partai Republik itu kemudian meminta gubernur negara bagian untuk menerapkan taktik lebih brutal guna meredam unjuk rasa.
"Kalian harus mendominasi. Kalian akan terlihat seperti sekumpulan pecundang jika tak melakukannya. Mereka akan menguasai kalian," ucapnya.
Dalam komentarnya, Acevedo menyatakan ini bukan mendominasi sebuah kelompok, melainkan berusaha memenangkan pikiran dan hati mereka.
"Mari saya perjelas, jangan samakan kebaikan sebagai kelemahan. Kami tak ingin pengabaian sesuatu merusak apa yang kami perjuangkan untuk pulihkan situasi," jelasnya.
Acevedo kemudian mengutip kalimat dalam film Forrest Gump yang berbunyi
"Jika engkau tidak mempunyai sesuatu untuk dikatakan, maka jangan katakan apa pun".
Sang kepala polisi menuturkan, dia membutuhkan Donald Trump untuk menunjukkan kepemimpinannya seraya menyebut acara yang pernah dipandu sang presiden.
"Ini bukan The Apprentice. Ini bukan Hollywood. Ini adalah kehidupan nyata yang sedang dalam bahaya. Sudah waktunya dia menunjukkan diri sebagai presiden," ujar dia.
George Floyd , yang saat itu sedang diborgol, tewas ketika polisi kulit putih bernama Derek Chauvin menindih lehernya selama hampir sembilan menit.
Pengguna jalan yang melintas mengabadikan momen itu, di mana Floyd terlihat berteriak dia tak bisa bernapas selama ditindih.
Demo George Floyd pun pecah setelah Derek Chauvin ditangkap pada Jumat (29/5/2020), namun dia hanya dijerat pembunuhan tingkat tiga.
( Tribunpekanbaru.com )
Berita ini sudah tayang di kompas.com pada tautan : Komandan Polisi Houston Gertak Donald Trump, Minta Sang Presiden Untuk Segera Tutup Mulut
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Nekad, Komandan Polisi Ini Gertak Presiden Amerika Serikat, Minta Donald Trump Segera Tutup Mulut