LEBARAN 2020
Jasa Marga: 422 Ribu Kendaraan Tercatat Masuk Jakarta dalam Sepekan Arus Balik Lebaran 2020
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 422.724 kendaraan menuju Jakarta melalui arah Timur, arah Barat dan arah
Pemprov DKI Jakarta pun telah memperketat jalur masuk dari luar ke Jakarta demi mengantisipasi penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19.
Namun, ada kasus tiga orang warga Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan bisa lolos dari penjagaan.
• Soal Kedatangan 500 TKA asal China, PT VDNI: Kalau Mereka Tak Datang, Pekerja Lokal Tak Bisa Kerja
• Ditemukan Sejumlah Luka Tusuk, Janda Tewas di Jalinsum Lahat Sumsel
• Kesal Diputus Pacar, Pria Ini Sebar Foto Bugil Mantannya di Facebook
Mereka pun langsung dikarantina setelah diketahui baru pulang dari kampung halaman.
Lurah Lenteng Agung, Bayu Pasca Soengkono angkat bicara terkait kasus ini.
Melansir TribunJakarta.com, ketiga warga itu menurut Lurah kembali ke Jakarta menggunakan jasa travel.
Ia pun bingung mengapa ketiganya bisa lolos pemeriksaan kelengkapan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).
"Mereka pakai travel. Saya juga bingung kenapa bisa lolos," kata Bayu, Jumat (29/5/2020).
"Mungkin tiga orang ini cari kondisi waktu petugas sedang lengah," tambahnya.
Menurut Bayu, ketiga orang tersebut tidak memiliki SIKM.
Satu orang datang dari Tegal, sementara dua lainnya merupakan pasangan suami istri yang kembali dari Rangkasbitung.
Mereka pun diharuskan menjalani karantina secara mandiri di rumah selama 14 hari.
Selain itu, pihak kelurahan juga menganjurkan ketiganya melakukan tes kesehatan.
"Namun mereka bilang tidak punya biaya, dan lebih baik ikuti aturan saja dengan diam di rumah," tutur Bayu.
Sebelumnya, Kelurahan Lenteng Agung telah meminta empat orang melakukan karantina mandiri.
Keempatnya baru saja kembali dari Tegal menggunakan sepeda motor, dan tidak memiliki SIKM.
4 Pemudik Diawasi Warga
Selama di karantina mandiri, sebanyak empat pemudik asal Tegal yang nekat balik ke Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan tak bisa beraktivitas di luar.
Mereka yang terdiri dari tiga pedagang nasi goreng dan pedagang cilok dikarantina secara mandiri selama 14 hari di kontrakannya.
Bila ingin makan, tetangganya diminta membantu mereka lantaran tidak boleh keluar.
"Justru kalau makan bisa dibantu tetangganya. Karena (pekerjaannya) tukang nasi goreng, dia bisa bikin (makanan) sendiri di rumahnya tapi," ujar Lurah Lenteng Agung, Bayu Pasca Soengkono.