Keributan di Amerika Semakin Sulit di Atasi, Empat Polisi Tertembak Saat Mengusir Massa

Gambar-gambar di televisi menunjukkan kerumunan orang menghancurkan jendela dan menjarah toko-toko mewah di sepanjang Fifth Avenue di Manhattan sebelu

Editor: Eko Setiawan
AFP/JOSEPH PREZIOSO
Sejumlah Polisi menahan pengunjuk rasa dalam aksi demonstrasi Black Lives Matter di luar Kantor Polisi Distrik Empat, Boston, Massachusetts, Sabtu (29/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/JOSEPH PREZIOSO 

Gambar-gambar di televisi menunjukkan kerumunan orang menghancurkan jendela dan menjarah toko-toko mewah di sepanjang Fifth Avenue di Manhattan sebelum jam malam berlaku. Wali Kota Bill de Blasio mengatakan, jam malam diperpanjang mulai pukul 8 malam pada Selasa (2/6).

Dalam demonstrasi di Buffalo, New York, Senin (1/6) malam, dua polisi ditabrak mobil. Para pejabat Kepolisian menyebutkan, pengemudi dan penumpangnya sudah ditahan. Hanya tidak jelas, apakah insiden penabrakan itu disengaja atau tidak.

Polisi tembak mati pemilik resto 

Kondisi keamanan di Amerika Serikat (AS) semakin rapuh. Seorang pemilik restoran kulit hitam ditembak mati di Kentucky pada Senin pagi (1/6) ketika polisi dan pasukan Garda Nasional menembakkan senjata ketika membubarkan kerumunan yang memprotes pembunuhan polisi terhadap warga Amerika keturunan Afrika George Floyd.

Walikota Kentucky Greg Fischer mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin, kepala polisi di Louisville dipecat dan dua petugas diberi cuti administratif setelah pihak berwenang mengetahui bahwa petugas telah menembakkan senjata mereka tanpa menggunakan kamera tubuh untuk merekam apa yang terjadi. 

"Kami mengalami tragedi mengerikan semalam di 26th dan Broadway. "Kami kehilangan seorang warga negara yang luar biasa bernama David McAtee," kata Fischer," seperti dikutip Reuters, Senin (2/6).

Kematian McAtee, yang memiliki resto Yaya's BBQ, menandai kedua kalinya polisi Louisville tidak menggunakan kamera tubuh selama insiden penembakan di mana seorang warga kulit hitam yang tidak bersenjata terbunuh. McAtee terbunuh tak jauh dari lokasi restonya. 

Seperti para pengunjuk rasa di seluruh negeri, para pengunjuk rasa di Louisville marah dengan perlakuan terhadap George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis setelah dijepit di bawah lutut petugas kulit putih selama hampir sembilan menit. 

Tetapi mereka juga memprotes para perwira Louisville yang menembak wanita kulit hitam berusia 26 tahun bernama Breonna Taylor pada 13 Maret 2020 lalu ketika menjalankan perintah "no knock" search warrant di apartemennya.

Sekadar tahu, di AS, no knock search warrant adalah surat perintah yang dikeluarkan pengadilan yang memungkinkan petugas penegak hukum memasuki properti tanpa pemberitahuan terlebih kepada penghuni.

Ini untuk menghindari penghuni menghilangkan barang bukti atau untuk meminimalisir ancaman terhadap keselamatan petugas dalam menjalankan tugasnya. 

Protes atas ketidaksetaraan rasial telah melanda kota-kota besar AS selama seminggu, ketika para pejabat memperpanjang jam malam dengan harapan mencegah penjarahan dan perusakan yang telah berlangsung berhari-hari. 

Fischer menambahkan, bagaimanapun, bahwa pihak berwenang tahu dua polisi Louisville dan dua tentara Garda Nasional telah menembakkan senjata mereka.

"Para petugas mengatakan mereka membalas tembakan setelah seseorang menembak mereka, kata Fischer.

 Toko milik WNI Dirusak massa

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved