Akhirnya Paus Fransiskus Angkat Bicara soal Kematian George Floyd di Tangan Polisi

Paus Fransiskus berdoa untuk semua orang yang terbunuh oleh 'dosa rasisme' dan mengutuk protes kekerasan 'self-defeating' di seluruh AS.

|
dailymail
Paus Fransiskus akhirnya beri komentar khusus terhadap kematian George Floyd dan kerusuhan di Amerika Serikat 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Kematian pria berkulit hitam di Minneapolis, Amerika Serikat turut jadi perhatian pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus. 

Kepada warga Amerika Serikat, Paus Fransiskus menyatakan dirinya perihatin dengan gejolak yang timbul atas kematian George Floyd di Amerika Serikat. Ia juga menyebut kematian George Floyd sebagai kematian tragis. 

Paus Fransiskus berdoa untuk semua orang yang terbunuh oleh 'dosa rasisme' dan mengutuk protes kekerasan 'self-defeating' di seluruh AS.

Paus mengatakan, "Kita tidak bisa mentolerir atau menutup mata terhadap rasisme" ketika dia mendedikasikan seluruh bagian bahasa Inggris dari audiens mingguannya untuk situasi di Amerika.

Paus Fransiskus turut mengutuk kekerasan yang terjadi setelah kematian George Floyd di kota Minneapolis pekan lalu sebagai 'penghancuran diri dan pengrusakan diri'.

"Tidak ada yang diperoleh dengan kekerasan dan begitu banyak yang hilang," tambah Paus Fransiskus, sebelum menyerukan rekonsiliasi nasional dan perdamaian, seperti ditulis dailymail hari ini.

George Floyd (46) seorang pria kulit hitam tak bersenjata, mati lemas ketika seorang polisi kulit putih, Derek Chauvin, berlutut di lehernya.

Peristiwa kekejaman Derek Chauvin terhadap Floyd itu memicu demonstrasi luas melawan rasisme sistemik dan kebrutalan polisi di sejumlah negara bagian Amerika Serikat dan Eropa.

Paus Franciskus menyebut kematian Floyd tragis.

Dia mengatakan dan berdoa untuknya dan semua orang yang telah terbunuh sebagai akibat dari 'dosa rasisme'.

"Saudara-saudari yang terkasih di Amerika Serikat, saya telah menyaksikan dengan penuh keprihatinan keresahan sosial yang mengganggu di negara Anda dalam beberapa hari terakhir, setelah kematian tragis Tuan George Floyd," kata paus dalam siaran video pada 3 Juni 2020 dari Vatikan.

"Hari ini saya bergabung dengan Gereja St. Paul dan Minneapolis, dan dari seluruh Amerika Serikat, dalam berdoa untuk sisa jiwa George Floyd dan semua yang telah kehilangan nyawa mereka karena dosa rasisme," katanya.

Paus mengajak semuanya untuk berdoa demi kenyamanan keluarga dan teman yang patah hati, dan berdoa untuk rekonsiliasi nasional dan perdamaian yang didambakan.

Kota-kota di seluruh AS telah menyaksikan protes selama berhari-hari setelah kematian Floyd.

Dalam sebuah video yang direkam pada 25 Mei 2020 - hari peringatan di AS- Perwira polisi Minneapolis, AS, Derek Chauvin divideokan berlutut di leher Floyd selama lebih dari delapan menit.

Tekanan lutut Derek Chauvid ke leher itulah yang menjadi penyebab kematian Floyd.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved