VIRUS CORONA DI INGGRIS

Singgung Asal Muasal Virus Corona, Mantan Ketua MI6 Inggris Sebut Covid-19 Buatan Manusia

Mantan pimpinan Secret Intelligence Service (SIS) atau Dinas Intelijen Rahasia Inggris, Sir Richard Dearlove mengklaim Covid-19 adalah buatan manusia.

World of Buzz
Ilustrasi para tenaga medis. 

Kompleksnya berisi laboratorium dengan keamanan tingkat pertama d Asia, untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) alias paling mematikan seperti Ebola.

Sementara itu terkait dengan Covid-19, disimpulkan bahwa virus itu berbagi identitas urutan 79,6 % dengan virus Corona SARS, dan 96 % identik dengan tingkat genom keseluruhan dengan virus Corona yang ditemukan di kelelawar.

Namun pakar virus Corona kelelawar di China, Shi Zheng L membantah hal itu dan mengatakan urutan genom SARS-CoV-2 tidak cocok dengan virus Corona kelelawar mana pun, yang sebelumnya dikumpulkan dan dipelajari oleh lab-nya.

Para peneliti telah mencatat, sementara ini tidak ada bukti asal virus Corona dari kecelakaan laboratorium, tapi juga tidak ada bukti yang jelas bahwa virus tersebut muncul dari pasar Wuhan.

Sayang saat WHO berharap China akan mengundangnya untuk ikut serta dalam penyelidikan terkait hewan-hewan dan asal-usul virus Corona.

Duta Besar China untuk PBB di Jenewa pada Rabu mengatakan, Beijing tidak akan mengundang para ahli internasional untuk menyelidiki sumber Covid-19 sebelum pandemi mereda, sembari menambahkan diperlukan "atmosfer yang tepat".

Kondisi inilah yang nampaknya menjadi dasar tudingan AS terhadap Laboratorium Virologi Wuhan yang terjadi beberapa minggu terakhir.

Bersama Jepang dan Taiwan, Inggris Setuju Penggunaan Remdesivir Untuk Tangani Covid-19

Berbagai cara dipilih untuk menangangi pasien virus Corona atau Covid-19.

Salah satu yang makin diminati adalah menggunakan Remdesivir.

Merupakan obat yang diproduksi Gilead Sciences, Amerika Serikat.

Pemerintah Taiwan pada Sabtu (30/5/2020) menyetujui penggunaan Remdesivir untuk mengobati penyakit yang disebabkan virus Corona.

Pemerintah berbagai negara sedang berlomba meningkatkan pasokan Remdesivir, yang mengantongi persetujuan regulator AS bulan ini untuk penggunaan darurat.

Gilead, yang berbasis di California, mengatakan akan menyumbangkan 1,5 juta dosis Remdesivir, cukup untuk mengobati sedikitnya 140 ribu pasien dalam memerangi pandemi global.

Pusat Komando Epidemi Taiwan (CECC) menyebutkan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Taiwan mempertimbangkan fakta kemanjuran dan keamanan Remdesivir telah didukung oleh bukti awal dan penggunaannya disetujui oleh sejumlah negara lain.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved