VIRUS CORONA DI AS
Angka Kematian Capai 112 Ribu Orang, Total Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Tembus 2 Juta
Jumlah kasus positif terinfeksi virus Corona di Amerika Serikat telah menembus angka 2 juta orang. Sedangkan untuk angka kematian capai 112 ribu orang
TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON - Amerika Serikat masih masuk ke dalam sederet negara teratas di dunia dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak.
Terbaru, jumlah kasus positif terinfeksi virus Corona di Amerika Serikat telah menembus angka 2 juta orang.
Sedangkan untuk angka kematian akibat Covid-19 sudah mencapai 112 ribu orang di Amerika Serikat.
Angka tersebut menjadi yang paling tinggi di dunia.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (11/6/2020), secara nasional, ada peningkatan kasus baru setelah lima minggu mengalami penurunan, menurut analisis Reuters.
Sebagian besar peningkatan ini karena dilakukan lebih banyak tes Covid-19 yang sempat mencapai rekor tertinggi pada 5 Juni, yakni 545.690 tes dalam satu hari.
• Ternyata Denjaka Pasukan Khusus TNI AL Pernah Bikin Keder Navy SEAL Amerika Karena Dinilai Misterius
Selain itu, peningkatan kasus baru-baru ini merupakan dampak dari banyak orang bergerak dan melanjutkan kegiatan bisnis.
Serta banyak orang melakukan aktivitas-aktivitas hiburan seiring dibukannya kembali perekonomian di 50 negara bagian secara bertahap.
Aksi unjuk rasa besar-besaran yang dipicu kematian warga kulit hitam George Floyd pada 25 Mei di tangan polisi Minneapolis dikhawatirkan akan menyebabkan peningkatkan kasus baru dalam beberapa minggu mendatang.
Untuk itu para pejabat kesehatan setempat menyerukan warga yang ikut unjuk rasa untuk melakukan tes Covid-19.
Dihantam Covid-19, Amerika Serikat Umumkan Alami Resesi Ekonomi Pada Februari 2020 Lalu
Bukan rahasia lagi, sejumlah negara mengalami penurunan sektor perekonomian akibat wabah virus Corona atau Covid-19.
Termasuk Amerika Serikat (AS) yang mengalami lesunya perekonomian usai dihantam wabah ini.
Ya, Amerika Serikat bahkan mengumumkan telah masuk ke jurang resesi ekonomi.
Dilansir dari BBC, Selasa (9/6/2020), Biro Riset Ekonomi Nasional AS (NBER) mengumumkan hal tersebut. Pertimbangannya adalah skala dan tingkat keparahan kontraksi ekonomi AS saat ini.