Terapkan 9 Aturan Baru, Taman Bermain Legoland Windsor Resort di Inggris Akan Kembali Dibuka

Salah satu taman bermain di Inggris, Legoland Windsor akan dibuka lagi pada Juli 2020 mendatang. Mereka akan menerapkan 9 aturan baru untuk pengunjung

Youtube
Legoland Windsor Resort di Inggris akan kembali dibuka Juli 2020 mendatang. 

TRIBUNBATAM.id, LONDON - Salah satu taman bermain di InggrisLegoland Windsor akan kembali dibuka.

Tepartnya pada bulan Juli 2020 mendatang, tempat yang juga dikenal dengan Legoland Windsor Resort itu akan kembali beroperasi.

Keputusan ini disampaikan langsung oleh pihak Legoland Windsor.

Lewat informasi website resmi legoland.co.uk, pihaknya mengatakan jika taman hiburan di Inggris itu siap menyambut wisatawan mulai Sabtu (4/7/2020).

Karen Glassey, Direktur Operasi Legoland Winsor menyebutkan jika dalam masa pembukaan kembali ada sedikit perubahan terkait keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

"Seperti yang kamu harapkan, saat menginap di Legoland Windsor akan terasa sedikit berbeda dari sebelumnya," kata Karen seperti yang dikutip TribunTravel dari laman dailystar.co.uk.

Diterapkan Sejak Awal Juni 2020, Begini Kondisi di Inggris Saat Jalani Protokol New Normal

Dilihat TribunTravel pada Jumat (12/6/2020), ada langkah-langkah baru yang diterapkan Legoland Windsor untuk sambut wisatawan.

Mulai dari jaga jarak sosial, tidak berkerumun, hingga menghindari transaksi menggunakan uang tunai baik itu di supermarket maupun toko-toko lainnya.

Jelang dibukanya kembali Legoland Windsor, calon pengunjung bisa memesan tiket masuknya secara online.

Taman bermain di Inggris ini siapkan sistem online untuk pemesanan tiket yang dapat mengatur banyaknya jumlah pengunjung per hari.

Selain siapkan sistem pemesanan tiket secara online, Legoland Windsor juga tetapkan sembilan aturan baru yang berlaku selama masa operasionalnya.

Berikut sembilan aturan baru dari Legoland Windsor untuk pengunjung:

1. Pengunjung wajib lakukan pemeriksaan suhu tubuh di gerbang depan

2. Sistem pembayaran tanpa uang tunai

3. Pengunjung harus pakai masker dan wajib dikenakan di beberapa zona kawasan Legoland Windsor

4. Tempat duduk di restoran dan kafe Legoland Windsor dibatasi

5. Pengunjung wajib jaga jarak sosial

6. Harus pre-book tiket termasuk pengunjung yang memiliki annual pass tahunan

7. Lebih banyak pilihan menu makanan dan minuman take away

8. Tersedia stasiun cuci tangan tambahan di seberang taman yang dapat digunakan pengunjung

9. Baris dibiarkan kosong di antara keluarga dalam perjalanan untuk memungkinkan jaga jarak sosial

Thesun.co.uk melaporkan jika pengunjung Legoland Windsor yang memiliki suhu di atas rata-rata normal dengan indikasi demam tidak akan diizinkan memasuki Resort maupun hotel mereka.

Sementara itu jumlah pengunjung per hari akan dibatasi mengingat imbauan pemerintah untuk melakukan jaga jarak sosial.

Selanjutnya beberapa karakter meet-and-greets akan dimodifikasi atau ditiadakan untuk saat ini dan atraksi in-door tidak tersedia untuk sementara.

Sebagai informasi tambahan, pengunjung yang berencana datang ke Legoland Windsor perlu tahu kalau semua wisatawan akan dipisahkan satu sama lain selama pertunjukan live dan hiburan lainnya.

Singgung Asal Muasal Virus Corona, Mantan Ketua MI6 Inggris Sebut Covid-19 Buatan Manusia

Sederet negara mempertanyakan asal muasal virus Corona atau Covid-19 yang untuk pertama kali dilaporkan di China.

Hal ini juga menuai perhatian khusus dari mantan pimpinan Secret Intelligence Service (SIS) atau Dinas Intelijen Rahasia Inggris, Sir Richard Dearlove.

Ia mengklaim jika Covid-19 bukan penyakit alami, tetapi diciptakan oleh para ilmuwan China di laboratorium.

Beberapa pihak memang meyakini virus Corona bocor dari laboratorium di Wuhan, namun China mengelak hal tersebut.

Pria yang juga kepala M16 antara 1999 dan 2004 itu mengaku telah melihat laporan ilmiah bahwa Covid-19 merupakan buatan manusia.

"Saya pikir ini dimulai sebagai kecelakaan (tidak disengaja)," ungkap Sir Richard kepada The Telegraph.

Membahas penelitian penilaian sejawat baru yang dibuat oleh Profesor Angus Dalgleish, dari Rumah Sakit St George di University of London, dan ahli virologi Norwegia Birger Sorensen, ia menambahkan:

"Ini menimbulkan masalah jika China pernah mengakui tanggung jawab, apakah ia membayar ganti rugi?"

"Saya pikir itu akan membuat setiap negara di dunia memikirkan kembali bagaimana ia memperlakukan hubungannya dengan China dan bagaimana masyarakat internasional berperilaku terhadap kepemimpinan Tiongkok."

Dikutip Daily Mail, menurutnya penelitian ini mengklaim bahwa upaya saat ini untuk menemukan vaksin akan terbukti tidak berhasil, karena para ilmuwan sejauh ini salah memahami sifat sebenarnya dari Covid-19.

Sir Richard menyarankan bahwa para ilmuwan di sebuah laboratorium di Wuhan bisa diam-diam melakukan percobaan pada virus kelelawar ketika Covid-19 entah bagaimana secara tidak sengaja lolos melalui selang dalam biosekuriti.

Menurutnya, makalah itu telah ditulis ulang beberapa kali, dan versi sebelumnya tampaknya mengklaim coronavirus secara akurat dapat disebut 'virus Wuhan'.

Versi awal dari laporan tersebut, yang dilihat oleh Telegraph, dilaporkan mengklaim tanpa keraguan bahwa virus Covid-19 direkayasa.

Diketahui sebelumnya, tak sedikit puhak yang menuding China yang telah menciptakan virus Corona baru ini.

Dilansir dari AFP Kamis (7/5/2020), laboratorium di Institut Virologi Wuhan diketahui merupakan bank virus terbesar di Asia yang memelihara lebih dari 1.500 jenis virus.

Kompleksnya berisi laboratorium dengan keamanan tingkat pertama d Asia, untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) alias paling mematikan seperti Ebola.

Sementara itu terkait dengan Covid-19, disimpulkan bahwa virus itu berbagi identitas urutan 79,6 % dengan virus Corona SARS, dan 96 % identik dengan tingkat genom keseluruhan dengan virus Corona yang ditemukan di kelelawar.

Namun pakar virus Corona kelelawar di China, Shi Zheng L membantah hal itu dan mengatakan urutan genom SARS-CoV-2 tidak cocok dengan virus Corona kelelawar mana pun, yang sebelumnya dikumpulkan dan dipelajari oleh lab-nya.

Para peneliti telah mencatat, sementara ini tidak ada bukti asal virus Corona dari kecelakaan laboratorium, tapi juga tidak ada bukti yang jelas bahwa virus tersebut muncul dari pasar Wuhan.

Sayang saat WHO berharap China akan mengundangnya untuk ikut serta dalam penyelidikan terkait hewan-hewan dan asal-usul virus Corona.

Duta Besar China untuk PBB di Jenewa pada Rabu mengatakan, Beijing tidak akan mengundang para ahli internasional untuk menyelidiki sumber Covid-19 sebelum pandemi mereda, sembari menambahkan diperlukan "atmosfer yang tepat".

Kondisi inilah yang nampaknya menjadi dasar tudingan AS terhadap Laboratorium Virologi Wuhan yang terjadi beberapa minggu terakhir.

Bersama Jepang dan Taiwan, Inggris Setuju Penggunaan Remdesivir Untuk Tangani Covid-19

Berbagai cara dipilih untuk menangangi pasien virus Corona atau Covid-19.

Salah satu yang makin diminati adalah menggunakan Remdesivir.

Merupakan obat yang diproduksi Gilead Sciences, Amerika Serikat.

Pemerintah Taiwan pada Sabtu (30/5/2020) menyetujui penggunaan Remdesivir untuk mengobati penyakit yang disebabkan virus Corona.

Pemerintah berbagai negara sedang berlomba meningkatkan pasokan Remdesivir, yang mengantongi persetujuan regulator AS bulan ini untuk penggunaan darurat.

Gilead, yang berbasis di California, mengatakan akan menyumbangkan 1,5 juta dosis Remdesivir, cukup untuk mengobati sedikitnya 140 ribu pasien dalam memerangi pandemi global.

Pusat Komando Epidemi Taiwan (CECC) menyebutkan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Taiwan mempertimbangkan fakta kemanjuran dan keamanan Remdesivir telah didukung oleh bukti awal dan penggunaannya disetujui oleh sejumlah negara lain.

Atas dasar itu, CECC berpendapat persyaratan telah terpenuhi bagi persetujuan penggunaan Remdesivir pada pasien yang terkena infeksi Covid-19 kategori parah.

Taiwan sukses mencegah penyebaran virus Corona berkat deteksi dini, upaya pencegahan serta sistem kesehatan masyarakat tingkat pertama.

Hingga kini, Taiwan mencatat 442 kasus Covid-19 dan hanya tujuh kematian. Sebagian besar pasien telah sembuh dan hanya tersisa 14 kasus aktif.

Untuk saat ini, belum ada obat atau vaksin yang disetujui untuk Ccovid-19, namun negara-negara Uni Eropa telah memberikan Remdesivir pada pasien berdasarkan aturan penggunaan.

Jepang dan Inggris, mengizinkan penggunaan obat tersebut dan mulai memberikannya pada pasien Covid-19.

Amerika Serikat, pasar farmasi terbesar di dunia, telah memberikan kewenangan penggunaan darurat Remdesivir untuk Covid-19, namun belum menyetujui penggunaannya secara luas.

Gilead Sciences Inc telah mempublikasikan hasil studi yang menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara pengobatan Remdesivir selama 5 hari dan 10 hari untuk pasien Covid-19 yang parah.

Gilead mengumumkan temuan-temuan terpenting dari uji coba 29 April. Hasilnya diterbitkan di New England Journal of Medicine.

Uji coba Gilead melibatkan 397 pasien Covid-19 parah yang dirawat di rumah sakit, di mana sebagian besar tidak menggunakan ventilator.

Produsen tersebut mengatakan studi, yang tidak mencakup perbandingan plasebo, menunjukkan 14 hari setelah pengobatan dengan obat intravena, 64 persen pasien yang diobati selama 5 hari dan 54 persen yang diobati selama 10 menunjukkan beberapa pemulihan klinis.

Setelah 14 hari, 8 persen pasien dari kelompok 5 hari dan 11 persen dari kelompok 10 hari meninggal.

Gilead menyebutkan hasil tersebut jangan diinterpretasikan sebagai indikasi durasi yang lebih singkat bekerja lebih efektif sebab bukti hasil yang lebih baik terjadi sejak dini, mengarahkan para peneliti untuk menghubungkan perbedaan keseimbangan dalam status pasien saat pendaftaran.

Kejadian buruk selama pengobatan meliputi mual dan memburuknya gagal pernapasan.

Perusahaan menyebutkan 2,5 persen dari pasien di kelompok 5 hari dan 3,6 persen dari kelompok 10 hari menghentikan pengobatan akibat peningkatan enzim hati.

(*)

Diubah Memakai Masker, 5 Potret Lukisan di Museum Fitzwilliam Inggris Tuai Sorotan

Jadwal Liga Inggris, Man City vs Arsenal, Everton vs Liverpool, Lampard Tak Remehkan Aston Villa

Meski Pemerintah Berencana Buka Rumah Ibadah, Masjid di Inggris Ini Memilih Tak Beroperasi

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Legoland Windsor Resort Dibuka Kembali 4 Juli 2020, Ada 9 Aturan Baru yang Berlaku.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved